Culture

Ribuan Perempuan Muda Dijajakan Dalam Kandang

Puanpertiwi.com – Distrik lampu merah paling sohor di Jepang adalah Yoshiwara, didirikan pada tahun 1617. Tujuannya untuk membatasi pelacuran ke daerah-daerah tertentu di Edo, yang sekarang dikenal sebagai Tokyo. Distrik ini menampung lebih dari 100 rumah pelacuran di balik dindingnya. Dan lokalisasi ini berkembang dengan cepat. Di tahun 1933 tak kurang dari 9 ribu gadis dijajakan di sini.

Banyak keluarga miskin yang menjadikan anak-anak perempuannya menjadi budak atau pelayan di lokasi ini. Namun, dengan berlalunya waktu, para gadis ini akan dijajakan sebagai pelacur. Dalam jumlah ratusan mereka harus bersaing satu sama lain untuk menarik minat pelanggan, yaitu para pria dalam berbagai usia dan berbagai kalangan. Mulai dari kalangan rendah hingga papan atas.

Mereka berdandan secantik mungkin dengan mengenakan pakaian tradisonal kimono yang indah dan menawan. Kemudian memajang diri. Bagi para pelacur kelas atas, mereka akan berdiri berderet di depan rumah bordil tersebut. Dan sebagian lagi dijajakan dalam kandang berjeruji. Para pelanggan bisa melihat-lihat seperti saat memilih ayam di pasar.

Sejumlah gambar langka ini sudah ratusan tahun usianya. Diambil oleh seorang fotografer yang tidak dikenal pada tahun 1890-an dan 1900-a. Para gadis ini berpakaian elegan dan berpose di luar rumah pelacuran. Sedang mereka yang dijajakan di kandang berjeruji, adalah pelacur tingkat rendah. Mereka berpakaian kayu yang dikenal sebagai ‘harimise’ .

Sekali para gadis ini terperangkap dalam bordil ini, maka akan sulit sekali untuk keluar dari sana. Sebab mereka akan terikat kontrak dengan pemilik usaha pelacuran tersebut. Semua biaya keseharian para gadis ini akan dibebankan sebagai hutang atau pinjaman. Sebagai gantinya para gadis harus bekerja keras untuk membayar hutang tersebut dengan cara melayani kebutuhan seksual para pria yang memilihnya. Banyak dari mereka yang sulit melepaskan diri dari sana karena kontrak yang begitu mengikat, sehingga mereka tetap terjerat dalam bisnis perbudakan seks tersebut.

Melarikan diri dari perbudakan seks yang mengerikan ini bisa dilakukan kalau mereka beruntung. Misalnya saja, jika ada pejabat atau pria kaya yang menebus nilai kontraknya, lalu menjadikan gadis tersebut menjadi selir, pelayan atau budak di kediamannya. Mereka lah yang mampu membayar harga jual gadis-gadis ini agar lepas dari rumah bordil tersebut.

Kalau mereka beruntung, seperti dilansir dari Daily Mail, ada juga para gadis penjaja seks ini yang menebus kontraknya sendiri dengan tabungannya sendiri juga. Namun, kedua hal tersebut di atas sangat jarang terjadi.

Sejak ratusan tahun Yoshiwara memang terkenal dengan bisnis seks ini. Setiap hari pada jam-jam tertentu akan banyak para pria dengan berbagai usia, tampilan dan dari kalangan atas hingga bawah berjubelan mendatangi lokasi lampu merah ini. Menyedihkan melihat nasib mengerikan yang menimpa mereka. (YW)

Leave a Response