Health

Benarkah Micin Bikin Bodoh?

puanpertiwi.com– Akhir-akhir ini kita sering mendengar anak-anak muda zaman now menjuluki kawannya yang bodoh dengan sebutan ‘Generasi Micin’. Micin atau MSG selalu ‘dikambing hitamkan’ untuk setiap perbuatan negatif yang dilakukan para generasi milenial. Namun, benarkah micin dapat menyebabkan kebodohan atau sikap buruk lainnya? Berikut penjelasannya.
Prof Hardinsyah MS PhD, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Pakar Pangan dan Gizi Indonesia, menjelaskan berdasarkan hasil riset terhadap keamanan dan efikasinya MSG dinyatakan aman. Bahkan, penelitian di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia membuktikan bahwa MSG yang digunakan dalam produk pangan atau sebagai bumbu masakan aman dikonsumsi semua orang.

Dalam rangka perayaan Hari Gizi yang ke 58 dan bertepatan jatuh pada tanggal 25 Januari, dengan tema “Bersama membangun gizi menuju bangsa sehat dan berprestasi,” Ajinomoto menggelar seminar yang menguatkan bahwa MSG adalah bahan pangan yang aman dikonsumsi. MSG juga menjadi penyedap masakan yang tak hanya enak tetapi bernutrisi buat tubuh. “Manusia membutuhkan tiga zat gizi untuk tubuhnya, natrium 12 persen, glutamat 78 persen, dan air 10 persen. Tiga zat ini bermanfaat bagi tubuh, asalkan tidak berlebihan. Nah, glutamat tersebut ialah sumber rasa umami,” ujar Prof. Hardinsyah saat ditemui dalam acara, “PT. Ajinomoto Memberikan Pemahaman Mengenai MSG,” di Kebun Sirih, Jakarta.

MSG dinyatakan aman juga karena Natrium dalam MSG 12 persen, sedangkan garam dapur Natriumnya mencapai 40 persen. Di Amerika Serikat MSG meruoakan ingredient pangan yang aman dan umum seperti halnya garam, baking soda, dan lada.

Glutamat dalam pangan terdapat dalam protein sebagaimana asam amino lainnya. Glutamat ini sendiri ditemukan dalam jaringan tanaman dan hewan seperti keju, tomat yang matang, apel, rumput laut, hingga Air Susu Ibu atau ASI.

Prof. Hardinsyah pun mengatakan glutamat ini memiliki kelebihan yang baik bagi tubuh seperti pendonor gugusan amino, pembentuk protein, sumber energi usus, aktivator neurotransmitter fungsi otak dan kecerdasan kognitif maupun pembentukan sel imun.
reporter: Zacky

Leave a Response