Puanpertiwi.com – Dua orang perempuan mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian 2018. Mereka adalah Nadia Murad dan Denis Mukwege. Keduanya dinilai telah berjasa mencegah pemerkosaan sebagai senjata perang.
Murad, perempuan Yazidi, Irak Utara berusia 25 tahun, pernah menjadi budak seks kelompok tertentu selama tiga bulan.
Ia diculik pada 2014, dijadikan budak seks dan diperjualbelikan beberapa kali sebelum berhasil meloloskan diri.
Setelah lolos dan keluar dari Mosul, Irak, ia bertemu dengan wartawan BBC Nafiseh Kohnavard.
Wartawan BBC mengatakan bahwa ia bisa memberikan wawancara anonim, tapi ia menegaskan hal itu tak masalah identitasnya diungkap, dengan alasan dunia perlu tahu apa yang terjadi terhadap perempuan-perempuan Yazidi.
Setelah lolos pada November 2014, Murad aktif mengkampanyekan dihentikannya penyelundupan manusia. Ia juga menyerukan dunia agar mengambil langkah-langkah tegas dengan tujuan tak lagi ada pihak-pihak yang menggunakan pemerkosaan sebagai senjata perang.
Pada 2016 Dewan Eropa memberi Murad penghargaan hak asasi manusia Vaclav Havel. Tahun lalu PBB mengangkatnya sebagai duta besar khusus.
Dan tahun ini ia mendapat Nobel Perdamaian bersama Denis Mukwege, seorang dokter kandungan dari Republik Demokratik Kongo, yang selama beberapa dekade membantu perempuan pulih dari pemerkosaan saat perang di negara tersebut.
Bersama beberapa rekan, Mukwege merawat tak kurang dari 30.000 perempuan korban perkosaan.
Ia telah beberapa kali mendapatkan penghargaan internasional, termasuk penghargaan HAM PBB pada 2008 dan teripilih sebagai tokoh Afrika pada 2009.
Rumah sakit tempat ia merawat korban mendapat perlindungan pasukan penjaga perdamaian PBB secara permanen. (YW1 sumber dan foto Reuters)