Culture

Lelang Perawan Pernah Terjadi di Indonesia

Jakarta, puanpertiwi.com – Kasus situs nikahsirri.com ini ditanggapi langsung oleh tiga Menteri. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, hingga Menkominfo Rudiantara. Pemilik situs Aris Wahyudi dinilai melanggar UU Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Namun dalam pandangan Aris nikah siri atau lelang perawan hal yang wajar. Dirinya terinspirasi dari ‘Ronggeng Dukuh Paruk’ karya sastra dari Ahmad Tohari, yang juga pernah diadaptasi menjadi film ‘Sang Penari’ rilisan 2011. Aris menilai lelang perawan dapat menetaskan kemiskinan bahkan mencerdaskan bangsa. Sehingga situs ini juga menghindari praktik perzinaan yang dilakukan kaum muda-mudi.

“Daripada berbuat zina, sebaiknya nikah siri karena itu sah,” pungkas Aris.

Di Bandung sendiri, sempat hadir lokasi pelelangan perawan, Saritem. Walaupun Lokalisasi Saritem yang terkenal di Kota Bandung ini sudah ditutup, transaksi tak lazim ini tetap jalan terus. Bahkan kali ini bisnis kenikmatan sesaat itu kian nekat. Baru-baru santer terdengar akan ada lelang gadis-gadis perawan di sana. Dan, tawaran tertinggi adalah Rp 8,5 juta.

Lokalisasi ini terletak di dekat stasiun kereta. Tepatnya di Jalan Astana Anyar dan Gardu Jati. Pada mulanya, Saritem didirikan oleh orang Belanda yang tinggal di tanah Priangan sejak 1838. Kala itu, para PSK tak ayalnya sering kali datang dari wanita desa yang berhasil ditipu atau dipaksa untuk mencari penghidupan yang layak, meski tak jarang pula yang menawarkan diri secara terang-terangan.

Saritem sendiri, semakin dikenal di sebagian masyarakat yang ada di luar wilayah Jawa Barat seperti halnya gang Dolly (Surabaya) atau Sarkem (Yogyakarta).

Sejak ditutup pada tahun 2007, lokalisasi ini masih banyak diragukan banyak orang. Pasalnya, di tempat tersebut masih ditemui wanita-wanita yang kerap menjajakan tubuhnya. Mereka masih mondar-mandir di sana. Mereka memang sudah tidak punya tempat lagi, namun mereka tetap bisa berjualan dengan menyewa hotel-hotel kelas melati.

Walaupun terkenal dengan banyaknya perempuan yang menjajakan tubuhnya secara langsung. Santer beredar kabar, kalau bisnis seks kali ini di Saritem melakukan lelang gadis-gadis perawan.

Transaksi ini dilakukan secara diam-diam melalui modus dengan memanfaatkan situs jejaring sosial Facebook untuk melakukan promosi. Termasuk ada peta jalan menuju lokasi, tarif kencan dan nomor telepon perempuan-perempuannya. Foto-foto para gadis tersebut dipajang di situs jejaring sosial. Para petualang cinta pun dapat memilih salah satu diantara mereka. Seks lelang perawan ini merupakan modus baru dalam dunia bisnis seks sejak lokalisasi Saritem ditutup.

Bagi para pelelang, bisnis ini sangat menguntungkan. Tawaran pun dimulai dari harga Rp 5 juta hingga tertinggi Rp 9 juta. Kebanyakan para gadis yang dilelang merupakan gadis perawan desa yang terhimpit deskan ekonomi.

Sempat di grebek kembali pada tahun 2015, kini lokalisasi Saritem sudah benar-benar ditutup sebagai lokasi prostitusi ilegal.

Reporter: Dian

Editor: Opi Yunari

Leave a Response