Culture

Kritik Gaya Mewah Cucu Presiden Duterte Diancam Tembak Mati? Ini Jawabnya!

Puanpertiwi.com – Salah satu alasan yang diungkap Paolo Duterte, mengapa ia mundur dari jabatan wakil walikota Davao adalah putrinya, Isabelle.

Menurut AFP Paolo telah memarahi putrinya itu karena mengunggah foto-foto pra ulang tahunnya yang ke 15 di medsos. Foto Isabelle ketika itu mengenakan gaun rancangan desainer Dubai berwarna merah ala princess Disney. Tak saja gaun bertabur swarowski yang ekstra mewah, lokasi pemotretan pun di istana Malacanang, kediaman resmi presiden Filipina. Hal ini memicu krtikan pedas dari para netizen sepanjang minggu kemarin.

Paolo yang memarahi putrinya dengan kata-kata `memalukan diri sendiri`, itu menggunakan akun resmi wakil walikota Davao. Parahnya lagi, Isabelle tak tinggal diam, ia mencurahkan kekesalannya pada sang ayah lewat media medsosnya pula. Lengkap sudah peristiwa ini menjadi menu heboh para netizen.

Namun beberapa saat status yang diunggah tersebut menghilang dari medsos. Hanya saja, gauangnya masih tetap bertahan. Macam-macam reaksi netizen di medsos yang mengkritik gaya hidup cucu Duterte ini.

Isabelle dianggap meggemakan kembali gaya mewah Imelda Marcos, istri mantan presiden Filipina. Betapa tidak. Di usia 15, Isabelle biasa memakai tas, gaun, sepatu buatan Gucci, Chanel, Celine dan sebagainya. Karena gaya hidupnya itulah ia dijuluki sebagai “Crazy Rich Asian.”

Presiden Duterte menanggapi kritikan itu. Menurutnya menggunakan istana Malacanang untuk sesi pemotretan adalah masalah kecil. Demikian seperti diungkap media Rappler.

Kantor kepresidenan mengatakan bahwa pemotretan tersebut tidak melanggar peraturan apapun. Juru bicara kepresidenan Harry Roque mengatakan bahwa tidak ada uang pembayar pajak yang digunakan untuk acara tersebut.

Sedangkan Duterte mengatakan “Saya tidak berada di sana tapi biarpun begitu, cucu saya yang mengadakan pemotretan di sana sama seperti pengunjung lainnya yang pergi ke sana dan berfoto sendiri,” ungkap Duterte.

Namun, kontroversi semakin memburuk ketika pada Selasa National Union of Journalists of the Philippines (NUJP) mengatakan bahwa salah satu penyiar radio yang berbasis di Davao, kota asal keluarga Duterte menerima ancaman.

Rangkaian ancaman pembunuhan tersebut terjadi setelah radio ini mengkritik habis-habisan acara pemotretan tersebut. Peringatan kepada  penyiar iradio tersebut berbunyi “mungkin tidak cukup lama untuk menyaksikan tahun baru,” dan “satu peluru untuk Anda. Selamat Natal!”, demikian sumber: telegraph.co.uk

(YW)

Leave a Response