Women in Action

Fatma Apresiasi Ludruk Parfi

Surabaya, Puanpertiwi.com – Ketertarikan Fatma Saifullah Yusuf terhadap kesenian tradisional Ludruk tidak lain karena seni tradisional yang berasal dari Jombang itu punya misi perjuangan. Sebagai kesenian khas Ludruk memiliki berbagai misi.

”Ludruk itu tidak hanya sarana hiburan yang isinya dagelan, humor dan lucu. Tapi yang lebih istimewa itu sarat pesan moral di dalamnya,” kata ketua Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Jatim usai menyaksikan pergelaran Fiilm Ludruk (Filud) yang digagas Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Jatim.

Menariknya lagi, kata isteri wakil Gubernur Jawa Timur, Ludruk tidak ada duannya di Indonesia. Terbukti, bahasa yang dipergunakan oleh seniman Ludruk adalah bahasa Jawa ngoko. Juga lakon yang dimainkan juga mudah dicerna, sederhana, pelakonnya juga lucu-lucu. Baik fisiknya maupun omongan dan celotehannya yang asal ngablak.

”Celotehan itulah yang bikin penonton tertawa lepas atau kalau yang bisa dibilang bikin ngakak penonton,” tutur ibu empat orang anak mengurai kesenian Ludruk yang lama mati suri di kotanya sendiri itu.

Sayangnya, kata Fatma, Ludruk lama mati suri. Tampilnya grup-grup ludruk anak muda di Surabaya membuat gairahnya menonton pergelaran tradisional ini muncul kembali. Untuk itulah, saat sejumlah tokoh wanita di Jawa Timur bersama Parfi menyuguhkan Filud di gedung Cak Durasim jalan Genteng Kali Surabaya, Rabu lalu Fatma antusias menontonnya.

”Harus diapresiasi upaya Parfi Jatim dan tokoh-tokoh perempuan yang ikut bermain dalam Filud berjudul Sriandi Nusantara itu,” tambah ketua Perwosi Jatim pada Puanpertiwi. (ita)

Leave a Response