Health

Artroskopi Solusi Penyembuhan Sendi yang Cepat dan Nyaman dengan Sayatan Minimal, Bisa untuk Pasien Pasca Lepas Pen?

puanpertiwi.com – Klinik Utama DR. Indrajana hari ini mengedukasi masyarakat tentang salah satu layanan unggulannya di bidang ortopedi yaitu Artroskopi pada bahu dan lutut.

Dengan tindakan Artroskopi tersebut, pasien yang mengalami masalah di bahu dan lutut dapat sembuh secara lebih cepat dan nyaman, luka dan nyeri pasca operasi minimal, outcome yang lebih baik serta waktu menginap di klinik yang lebih singkat.

Dengan sayatan yang minim, proses pemulihan pasien yang menjalani Artroskopi terhitung cepat, layanan Artroskopi dapat mencakup penanganan yang lebih luas, seperti pasien-pasien usia tua, pasien Parkinson, jantung, kelainan ginjal, dst.

dr. Mustafa Widjadja, Direktur Utama Klinik Utama DR. Indrajana dalam sambutannya mengatakan, bahwa klinik Utama DR. Indrajana yang berdiri sejak tahun 1969 berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan inovatif bagi masyarakat.

Artroskopi sebagai salah satu layanan yang kami kembangkan di klinik ini telah menjadi terobosan signifikan dalam bidang ortopedi dan traumatologi.

Layanan Artroskopi menjadi bukti nyata dari upaya kami dalam menyediakan solusi medis yang canggih, membawa dampak positif bagi kesehatan dan kualitas hidup mereka. Melalui layanan ini, pasien mendapatkan perawatan yang lebih efektif sehingga dapat sembuh secara lebih tepat.

“Pada acara ini, kami akan menyajikan informasi mendalam mengenai teknologi terkini yang kami gunakan, manfaat dari layanan Artroskopi, dan bagaimana kami terus mengembangkan diri untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan ortopedi dan traumatologi di klinik ini,” kata dr. Mustafa, dalam siaran pers bertajuk tema Artroskopi di bahu dan lutut dengan minimal invasif di Klinik Utama DR. Indrajana, Jakarta, 29 Februari 2024.

Pada kesempatan yang sama, dr. Susi Anggraini, MM, General Manager Klinik Utama DR. Indrajana turut menambahkan, bahwa dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, Klinik Utama DR. Indrajana mengupayakan pelayanan kesehatan yang prima dan terintegrasi bagi masyarakat.

“Awalnya, klinik kami memiliki fokus pada asma dan alergi saja. Namun, melihat permintaan pelayanan kesehatan yang lengkap, kami menambah layanan yang ditawarkan dan terus berkembang,” kata dr. Susi.

“Selain menjadi rujukan untuk tes alergi darah (IgE spesifik), pihaknya juga menyediakan layanan Artroskopi, sebuah prosedur bedah dengan minimal invasif pada sendi menggunakan kamera berukuran sangat kecil yang dimasukkan melalui rongga tubuh, tambahnya.

dr. Susi juga menjelaskan, bahwa dengan melalui prosedur ini, dapat diketahui kondisi lutut, bahu, maupun persendian lain pada pasien.

Menurutnya, Artroskopi memiliki risiko rendah, penyembuhaan lebih cepat dan sayatan kecil sehingga pasien tidak perlu merasa takut untuk memeriksakan permasalahan sendi yang mereka alami.

Sementara itu, dr. Liauw Roger Leo, Sp.OT, Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatologi Klinik Utama DR. Indrajana dalam presentasinya menyatakan, bahwa dengan keunggulan dan kecanggihannya, Artroskopi menjadi salah satu terobosan terbaik di bidang bedah ortopedi abad ke-20.

Setiap tahunnya terdapat hampir 1.700.000 prosedur Artroskopi bahu serta 750.000 tindakan Artroskopi lutut dilakukan di Amerika.

Di Indonesia sendiri, Artroskopi dapat dilakukan di rumah sakit bahkan klinik kesehatan karena mayoritas tindakan Artroskopi hanya memerlukan perawatan yang singkat. Salah satu klinik yang menyediakan layanan Artroskopi di Jakarta adalah Klinik Utama DR. Indrajana.

“Faktor risiko dari gangguan sendi yang berujung pada Artroskopi adalah pekerjaan, jenis kelamin, dan berat badan. Atlet menjadi kelompok pekerjaan yang paling rentan mengalami kerusakan pada lutut dan bahu, terutama pada kategori intensitas tinggi seperti lari cepat, basket, dan sepakbola,” kata dr. Roger.

“Selain itu, orang-orang yang bekerja di bidang militer seperti tentara dan polisi juga turut menjadi kelompok rentan,” jelasnya.

Terkait kelompok usia, menurut dr. Roger, bahwa wanita lebih rentan mengalami gangguan pada sendi lutut dan bahu dibandingkan dengan pria karena adanya perubahan hormonal.

“Faktor lain yang dapat memengaruhi kerusakan pada sendi lutut dan bahu adalah berat badan. Jika beban yang ditopang semakin berat, maka semakin mudah pula sendi rusak,” paparnya.

Terdapat beberapa gangguan sendi yang dapat ditangani melalui Artroskopi, seperti fraktur pada tulang, robekan pada ligamen atau meniskus, infeksi sendi, radang lapisan sendi, dan lain-lain.

“Salah satu cedera sendi yang paling sering terjadi pada lutut adalah robek pada meniskus. Biasanya cedera jenis ini terjadi saat kita memutar lutut secara agresif, tetapi bisa juga disebabkan oleh kondisi degeneratif lutut pada lansia,” ujar dr. Roger.

Tak hanya itu, dr. Roger menambahkan, ada beberapa gejala yang menyertai kondisi ini diantaranya rasa nyeri, bengkak, dan kaku pada lutut.

“Penanganan pertamanya bisa dengan pengobatan konservatif, tetapi jika tidak kunjung sembuh, maka akan diarahkan untuk melakukan tindakan Artroskopi sebelum gangguannya semakin serius,” terang dr. Roger.

“Untuk bagian bahu, gangguannya kerap kali disebabkan oleh kecelakaan dan penggunaan bahu yang berlebihan. Usia juga dapat menjadi faktor dari gangguan yang terjadi,” tambahnya.

Selain itu, Artroskopi juga sangat direkomendasikan untuk pasien pasca operasi lepas pen akibat cedera patah tulang karena kecelakaan. Hal itu untuk membantu kondisi sendi yang kaku akibat cedera patah tulang tersebut.

“Kapan itu bisa dikerjakan, bila fisioterapi gagal. Setelah lepas pen kaku, kita lakukan fisioterapi terlebih dahulu. Setelah dilakukan fisioterapi berulang-ulang selama kurang lebih 3-6 bulan dan tidak ada kemajuan, maka baru bisa dilakukan Artroskopi,” kata dr. Roger.

Tentang proses Artroskopi, la menjabarkan, bahwa sebelum menjalani prosedur Artroskopi, pasien umumnya akan diminta untuk menjalankan puasa.

Selain itu, pasien mungkin akan diminta untuk menghentikan atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Pasien akan diberikan anestesi dan kemudian, beberapa sayatan kecil akan dibuat pada bagian lutut atau bahu.

Selanjutnya, kamera fiber optik yang berukuran sangat kecil dimasukkan melalui salah satu sayatan yang telah dibuat.

Melalui kamera tersebut, gambaran mengenai kondisi sendi akan diproyeksikan melalui layar monitor.

Di saat yang bersamaan, larutan salin dipompa ke area lutut melalui sayatan yang lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi.

Jika ditemukan adanya masalah yang bisa ditangani saat itu juga, alat berukuran kecil akan dimasukkan melalui sayatan yang lain. Setelah tindakan selesai, larutan salin akan dikuras dan sayatannya akan dijahit.

Artroskopi memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan operasi sendi konvensional.

Dengan sayatan yang minim, proses pemulihan pasien yang menjalani Artroskopi terhitung cepat.

“Pada operasi konvensional, sayatan yang dibuat cenderung besar sehingga area sendi memiliki risiko terpapar infeksi yang lebih tinggi. Bekas operasi yang dihasilkan pun memerlukan perawatan yang intensif agar tidak menimbulkan komplikasi,” jelas dr. Roger.

Selain itu, sebagian besar pasien memerlukan rawat inap pada saat proses penyembuhan karena rasa nyeri pasca operasi.

Pada Artroskopi, sayatan yang dibuat hanya sekitar 1 cm saja dan bekas operasinya cenderung cepat sembuh.

Dalam tindakan ini, dr. Roger mengatakan, bahwa pasien hanya wajib melalui observasi saja dan bisa segera pulang sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah.

Jika penyembuhannya cepat, pasien dapat memulai kembali aktivitasnya lebih cepat atau melakukan terapi pasca operasi apabila diperlukan.

Dengan tingkat keberhasilan yang mencapai angka 90%, Artroskopi dapat menjadi solusi bagi pasien dengan gangguan sendi untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Tindakan ini berfungsi sebagai alat diagnostik untuk gangguan persendian, terutama pada bahu dan lutut, sekaligus terapi pada beberapa kasus.

Dengan menggunakan sayatan sekitar 1 cm saja, Artroskopi mampu membantu pasien gangguan sendi dengan risiko rendah, penyembuhan yang lebih cepat, dan nyeri pasca operasi yang minimal.

“Hadirnya Artroskopi nantinya akan dapat mengubah stigma mengenai operasi sendi yang terkesan menakutkan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, tindakan Artroskopi di Klinik Utama DR. Indrajana berkisar mulai dari Rp 40 Juta rupiah.

Sementara untuk meringankan beban biaya tindakan tersebut, pihak Klinik Utama DR. Indrajana sedang melakukan proses administrasi untuk menjadi rumah sakit sehingga bisa menggunakan BPJS nantinya.

 

Penulis: Dwi Kartika Sari

Tags : featured

Leave a Response