Health

Anggap Khayalan Adalah Kenyataan, Bisa Idap Penyakit Ini

puanpertiwi. com- Jika Anda sering menganggap khayalan Anda sebagai kenyataan, sebaiknya Anda segera ke psikiater. Hal itu bisa saja Anda mengidap penyakit mental delusi.

Delusi adalah salah satu jenis gangguan mental serius yang dikenal dengan istilah psikosis. Psikosis ditandai dengan ketidaksinambungan antara pemikiran, imajinasi, dan emosi, dengan realitas yang sebenarnya. Orang yang mengalami delusi seringkali memiliki pengalaman yang jauh dari kenyataan.

Penderita gangguan delusi meyakini hal-hal yang tidak nyata atau tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Walau sudah terbukti bahwa apa yang diyakini penderita berbeda dengan kenyataan, penderita tetap berpegang teguh pada pemikirannya.

Penyebab gangguan delusi belum diketahui secara pasti, namun ada beragam faktor pendorong, antara lain faktor keturunan atau genetik, biologis, lingkungan, serta psikologis. Ada kecenderungan bahwa gangguan delusi dapat terjadi pada orang yang memiliki riwayat gangguan delusi atau skizofreniadi dalam keluarga.

Dan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya delusi, antara lain stres, penyalahgunaan obat-obatan, mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan atau fungsi otak tidak normal, seperti pada penderita penyakit Parkinson, penyakit Huntington, demensia, stroke, serta kelainan kromosom.

Seseorang dikatakan menderita gangguan delusi apabila mengalami gejala delusi setidaknya satu bulan. Gejala yang umum terjadi adalah mudah marah dan emosinya tidak stabil. Gangguan ini dapat bertahan dalam beberapa bulan, namun bisa juga bertahan lama dengan intensitas yang datang dan pergi.

Pada beberapa kondisi, gejala delusi juga dapat disertai dengan halusinasi. Misalnya, penderita merasa bahwa organ tubuhnya sedang membusuk bisa mengalami halusinasi berupa mencium bau busuk yang sebenarnya tidak ada, atau merasakan sensasi lainnya yang berkaitan dengan delusinya. Atau misalnya lagi menganggap diri Anda sudah menikah, pada kenyataannya Anda belum pernah menikah.

Perlu diperhatikan bahwa psikosis jauh berbeda dengan psikopat. Penderita psikosis cenderung berperilaku membahayakan dirinya sendiri, sedangkan perilaku psikopat atau penderita gangguan kepribadian anti sosial, cenderung membahayakan orang lain.

Reporter : Ranov

Leave a Response