Culture

8 Tren Fashion Berbahaya Yang Pernah Ada

puanpertiwi.com- Banyak perempuan akan melakukan segala cara untuk tampil cantik. Bahkan mereka rela menahan sakit hanya untuk tampil cantik dengan trend fashion aneh. Berikut trend fashion berbahaya yang pernah ada didunia.
1. Pakai Korset Agar Pinggang Kecil


Pada era 1800-an pinggang kecil merupakan simbol kecantikan perempuan. Terciptalah korset untuk memberi ilusi pinggang lebih ramping. Tapi korset pada zaman dahulu dipakai dengan sangat ketat dan rangkanya juga berat. Penggunaan korset yang terlalu ketat membuat para perempuan kesulitan bernapas hingga pingsan. Organ dalam juga bisa rusak karena tekanan dari korset. Tulang rusuk patah, gangguan pencernaan, konstipasi dan gangguan syaraf hanya beberapa akibat buruk yang timbul akibat penggunaan korset.

2. Pakaian dalam mengembang


Perempuan zaman dahulu menggunakan pakaian dalam bernama crinoline yang dikenakan di bawah rok untuk membuat gaun terlihat indah dan bervolume. Tren yang muncul pada 1856 ini terbuat dari bahan yang sangat mudah terbakar sehingga dianggap berbahaya. Pada era Victorian, sedikitnya 3.000 perempuan tewas terpanggang karena rok crinoline-nya terkena api. Karena api menyebar sangat cepat, mereka jadi tak punya waktu untuk menyelamatkan diri.

3. Chopine Heels Berbahaya


Pada abad 15 – 17, diciptakan sepatu hak tinggi yang dinamakan Chopine. Hak sepatunya sangat tebal tapi dipasang berada di tengah-tengah sepatu. Chipone biasanya dipakai untuk menunjukkan status sosial pemakainya. Ada chipone yang dirancang dengan tinggi hak mencapai 50 cm yang membuat pemakainya kesulitan berjalan dan mudah terjatuh.

4.Kerah Tinggi dan Kaku


Pada abad 19, kerah tinggi dan kaku populer dikenakan para pria sebagai tren fashion. Tapi tren ini banyak memakan korban, sehingga diberi julukan ‘Father Killer’. Karena terlalu ketat dan kaku, kerah ini bisa memutus aliran darah ke pembuluh arteri. Bahkan pada 1800-an seorang pria dilaporkan lehernya hampir terputus karena jatuh terpeleset saat keluar dari mobil.

5. Gaun basah Agar Terlihat Siluet Tubuh


Pada awal abad 19, muncul tren aneh di kalangan wanita saat mengenakan muslin, gaun yang terbuat dari katun sangat tipis. Seperti dikutip dari The Vintage News, para wanita kala itu akan membasahi bajunya sebelum dipakai keluar rumah. Tujuannya agar lekuk tubuhnya lebih terlihat. Karena memakai baju basah kuyup seharian, banyak perempuan menderita pneumonia dan ribuan meninggal karenanya.

6. cat kimia berbahaya


Pada era 1800-an, gaun hijau yang diwarnai menggunakan cat berbahan arsenik jadi buruan fashionista di masa itu. Bubuk warna hijau emerald yang indah itu dikenal dengan nama Paris Green dan banyak dipakai untuk memberi warna pada tirai maupun gaun. Tapi harga yang harus dibayar karena penggunaan zat kimia ini sangat mahal. Arsenik pada kain memapar ke kulit sehingga menyebabkan kudis, diare, sakit kepala dan meningkatkan risiko kanker.

7. Pakai sepatu kecil


Pada masa kekuasaan Raja Li Yu, wanita China terobsesi memiliki kaki yang kecil. Setiap anak perempuan berusia 4-7 tahun harus melewati proses foot-binding atau bedong kaki. Alasannya, semakin kecil kaki seorang gadis, maka ia akan terlihat semakin cantik. Padahal tak jarang tradisi ini kerap menyakitkan bagi para wanita tersebut. Kematian akibat infeksi sampai tulang patah kerap terjadi pada pelaku praktik foot-binding ini.

8. Memanjangkan leher Dengan tumpukkan cincin


Mungkin trend fesyen yang masih dilakukan sampai kini ialah memanjangkan leher dengan cincin ketat berbahan tembaga. Para perempuan suku kayan di thailand sejak usia 5 tahun mereka sudah dipakaikan cincin tembaga di leher mereka agar memanjang. Dan setiap tahunnya bertambah banyak.
Namun efeknya, otot leher mereka akan melemah dan jika cincin tersebut dilepas maka leher mereka tidak akan sanggup menopang berat leher mereka.
Reporter : Ranov

Leave a Response