Event & InfoLifestyle

VOMA, Museum Virtual Pertama Di Dunia Segera Dibuka

VOMA Exterior. Sumber : lonelyplanet

Jakarta,puanpertiwi.com – Beradaptasi dengan kondisi kebiasaan baru dikarenakan pandemi Covid-19, sebuah museum meluncurkan inovasi baru di tengah pandemi, yakni museum virtual.

Melansir dari lonelyplanet, Senin (31/8), Museum Seni Daring Virtual atau yang disebut VOMA rencananya dibuka mulai 4 September mendatang. VOMA disebut-sebut sebagai museum virtual pertama di dunia yang akan menampilkan karya klasik dan kontemporer dari seluruh dunia secara gratis.

Museum VOMA dikelola oleh museum Lee Cavaliere dengan mengambil koleksi dari beberapa museum ternama. Seperti Museum Hermitage, Institut Seni Chicago, dan Museum Seni Metropolitan New York.

VOMA akan memamerkan karya-karya ternama seperti “Olympia” Édouard Manet, yang dipamerkan di Musée d’Orsay di Paris, dan “The Garden of Earthly Delights” oleh Hieronymus Bosch, di Museo del Prado Madrid, serta karya modern dari Nan Goldin, Kara Walker, dan Li Wei.

Dalam agenda pembukaannya, VOMA merilis galeri tentang eksplorasi hubungan manusia dan menampilkan Degenerate Art Show, sebuah pertunjukan seni dari pameran Nazi tahun 1937 yang mengecam karya seniman seperti Max Beckmann dan Henri Matisse (sebagai bukti pertunjukan seni dapat digunakan sebagai alat penindasan).

Disajikan secara virtual, membuat tim VOMA menggandeng beberapa pihak untuk mewujudkan museum virtual yang mengesankan, seperti para arsitek, desainer CGI, pemain game, dan kurator. Menjadikan museum ini penuh dengan teknologi canggih.

Semua komponen teknologi tersebut, bertugas menggabungkan efek grafik komputer dengan interaktivitas game untuk membuat kesan galeri lebih nyata.

Setiap karya seni yang ditampilkan di VOMA akan diluncurkan dengan resolusi tinggi. Para pengunjung juga akan dibawa seakan-akan berada di hutan, menikmati sinar matahari atau berlindung dari hujan.

“Dalam membangun dan mengatur VOMA, kami ingin melepaskan kesan kaku dan sepi, sehingga kami menggandeng berbagai pihak untuk menampilkan museum yang berbeda daripada yang lain,”ujar Stuart Semple, perancang museum.

“Kami ingin pengunjung ikut merasa nyaman berada di museum virtual ini dan membuat mereka ingin kembali lagi dan lagi,“ tambahnya.(RV)

Leave a Response