Startup Rey Health Insurtech Umumkan Dapat Pendanaan Tambahan 3,5 Juta Dollar AS, Sebagai Pelopor Industri Kesehatan
puanpertiwi.com – CEO & Co-founder Rey, Evan Tanotogono mengumumkan Startup Rey Health Insurtech mendapatkan tambahan pendanaan sebesar 3,5 Juta dollar Amerika Serikat (senilai dengan Rp53,2 miliar, kurs US$1 = Rp15.200).
Penambahan pendanaan Startup Rey Health Insurtech tersebut dipimpin oleh beberapa investor baru. Di antaranya, CyberAgent Capital, Arthazen Capital, dan PT Gametraco Tunggal.
Kabar Penambahan pendanaan Startup Rey Health Insurtech diumumkan oleh CEO & Co-founder Rey, Evan Tanotogono, Senin, 30 September 2024.
Selain investor baru, seluruh investor Rey sebelumnya juga berpartisipasi dalam putaran ini, antara lain Trans Pacific Technology Fund (TPTF), Genesia Ventures, dan Reycom Document Solusi (RDS).
Untuk diketahui, Rey adalah platform insurtech kesehatan yang mempunyai visi untuk mengubah perlindungan kesehatan menjadi solusi layanan kesehatan yang menyeluruh (dari Pencegahan hingga Perlindungan Terintegrasi).
Rey berhasil mewujudkan visi ini dengan meluncurkan keanggotaan kesehatan untuk individu dan kelompok, yang mengubah perlindungan kesehatan di berbagai aspek: holistik, terjangkau, dan sepenuhnya digital dengan pengalaman yang lancar.
Hingga saat ini, layanan Rey telah digunakan oleh lebih dari 50.000 orang dan di lebih dari 100 organisasi.
Kesuksesan Rey juga tercermin dari rasio kerugian klaim pada produk asuransi terintegrasi yang tetap berada pada kisaran 50%, jauh lebih rendah dibandingkan produk asuransi kesehatan konvensional lainnya.
Produk-produk tersebut tetap dirancang dan dihargai secara kompetitif, bahkan tanpa kenaikan premi sejak tahun 2022.
Sebagai perbandingan, rasio klaim premi asuransi kesehatan pada semester I tahun 2024, menurut data AAJI, mencapai 105,7%.
Inovasi kesehatan Rey juga telah memposisikan diri sebagai salah satu penyedia Inovasi Kesehatan Digital (IDK) dalam Regulatory Sandbox Kementerian Kesehatan 2024 pada September 2024.
Keberhasilan ini semakin memantapkan posisi Rey sebagai salah satu startup digital pertama yang mempelopori integrasi penuh antara industri kesehatan dan keuangan.
Sebelumnya, Rey yang sudah terdaftar di klaster Insurtech di Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) juga telah menyelesaikan program Regulatory Sandbox Inovasi Keuangan Digital (IKD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada semester pertama tahun ini.
Kini, Rey memperluas jangkauannya untuk mendukung transformasi komprehensif industri asuransi kesehatan.
Rey membantu perusahaan asuransi tradisional mengubah produk perlindungan kesehatan ‘hanya polis’ menjadi solusi kesehatan menyeluruh dengan memanfaatkan teknologi, pendekatan, dan ekosistem yang telah terbukti yang dikembangkan oleh Rey.
Inovasi Rey memberikan pendekatan baru terhadap model administrator pihak ketiga (TΡΑ).
Secara tradisional, layanan TPA bersifat administratif dan transaksional, hanya berfokus pada klaim ‘sakit’.
Kini, dengan bantuan teknologi, ekosistem Rey menawarkan proposisi baru yang melampaui model TPA konvensional.
Melalui manajemen kesehatan yang aktif, Rey merevolusi administrasi klaim kesehatan ke dalam keterlibatan perawatan kesehatan yang berkesinambungan, baik selama pencegahan maupun penyembuhan.
Model Rey menjawab tantangan yang dihadapi industri asuransi kesehatan saat ini, yang tengah berjuang karena memburuknya kinerja klaim.
“Di Rey, kami membangun ekosistem kesehatan holistik, mulai dari telemedicine sebagai perawatan primer, adjudicasi klaim, dan manajemen perawatan, hingga fitur kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan pengguna sekaligus mengoptimalkan klaim,” kata Evan.
Evan menambahkan, kedua aspek ini tidak pernah menjadi prioritas untuk model TPA tradisional.
Menurut Evan, saat berinovasi dalam aspek perawatan kesehatan, Rey memposisikan dirinya dari sudut pandang dan pola pikir perusahaan asuransi, membuktikan bahwa pendekatan integrasi kesehatan menyeluruh dapat mengoptimalkan rasio kerugian klaim.
Memanfaatkan teknologi layanan kesehatan dari pola pikir yang tepat dapat memberikan dampak positif.
“Kami percaya bahwa program perlindungan kesehatan hanya dapat berkelanjutan jika perusahaan asuransi tidak mengalami kerugian. Kami juga percaya bahwa mustahil untuk menyelesaikan masalah perusahaan asuransi tanpa melakukan kerja keras di bidang perawatan kesehatan,” imbuh Evan.
Rey tetap berkomitmen untuk merintis inovasi di bidang kesehatan, khususnya untuk keberlanjutan asuransi dan pembiayaan kesehatan.
Salah satu terobosan yang tengah dikembangkan adalah sistem pakar berbasis AI generatif dan catatan medis elektronik (EMR) untuk klaim dan penjaminan kesehatan.
Inovasi ini menjadikan Rey sebagai pelopor dalam industri ini.
Teknologi AI generatif milik Rey juga sempat dipaparkan Evan pada ajang Indonesia Underwriting Summit 2024 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Penjaminan Jiwa Indonesia (PERUJI) pada Agustus 2024 lalu.
Teknologi tersebut mendapat respons positif dan telah diadopsi sejumlah perusahaan asuransi di Indonesia.
Tahun 2024 menjadi tahun yang sibuk bagi Rey.
Selain mendapatkan pendanaan, terdaftar dalam program IDK Kementerian Kesehatan, dan menyelesaikan program IKD Regulatory Sandbox OJK, Rey juga meraih pengakuan internasional dengan dinobatkan sebagai finalis Top 4 dalam Fintech Elevator Pitch Competition di Hong Kong pada April 2024, dari lebih dari 600 startup dari 70 negara, setelah sebelumnya mewakili Indonesia dalam Startup World Cup 2023.
“Kami bangga dengan berbagai capaian yang telah kami raih di tahun 2024. Keberhasilan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi di tahun mendatang, dengan fokus pada inovasi yang mengutamakan keberlanjutan pembiayaan kesehatan melalui pendekatan yang komprehensif,” pungkas Evan.**