Culture

Sambut HUT RI ke-79, Museum Layang-layang Indonesia Gelar Keroncong Merdeka, Bentuk Perjuangan Lestarikan Budaya

puanpertiwi.com – Tidak lama lagi Indonesia akan memperingati HUT Kemerdekaan RI Tahun pada 17 Agustus 2024. Museum Layang-layang Indonesia turut serta melakukan kegiatan dalam menyambut dan menyemarakan HUT RI ke-79 bertajuk Keroncong Kemerdekaan.

Didukung Dana Indonesiana dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, serta LPDP Kementerian Keuangan RI, kali ini Museum Layang-layang Indonesia (MLLI) bekerja- sama dengan PAS Rekadaya, dalam kolaborasi dengan Keroncong de’Poespo.

Kegiatan ini merupakan salah satu program publik yang diselenggarakan dalam rangka penerapan strategi keberlanjutan MLLI untuk memperjuangkan kelestarian keroncong.

Tak hanya melestarikan layang-layang tradisional dan mengembangkan layang-layang kontemporer, MLLI juga aktif melestarikan beragam unsur budaya Indonesia, kali ini musik keroncong yang jadi pilihannya.

Acara ini diselenggarakan langsung di Museum Layang-layang Indonesia, JI. H. Kamang no. 38, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan 12450, pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024.

“Memang setiap bulan kami selalu mengadakan acara, bulan ini kebetulan kami mengadakan acara Keroncong Merdeka, karena dalam rangka kemerdekaan, ” kata Endang Ermawati, Pendiri dan Kepala Museum Layang-layang Indonesia.

Seperti diketahui, berpuluh tahun lalu, para pejuang Indonesia mencetuskan kemerdekaan Indonesia, dan mempertahankan kemerdekaan itu dengan bermacam cara.

Perjuangan bersenjata, diplomasi, mencetak uang sendiri, menjaga kedaulatan bangsa di segala segi kehidupan. Termasuk bermusik, dengan gaya sendiri. Keroncong, antaranya.

Musik keroncong yang mendayu-dayu, menjadi bagian dari gegap-gempita perjuangan kemerdekaan.

Mungkin cukup sulit dijelaskan, kenapa di tengah gejolak perjuangan kemerdekaan yang bahkan menumpahkan darah dan mengorbankan banyak nyawa, musik keroncong menyeruak di tengahnya.

Nyatanya, lagu-lagu penyemangat perjuangan menjadi bagian tak terpisahkan dari khasanah keroncong.

Mungkin karena bara cinta tetap ada di antara api semangat kemerdekaan. Mungkin karena rindu yang sendu tetap berdegup di kalbu para pejuang, di antara desing peluru dan mortir menderu.

Maka, semangat dan perjuangan tidak melulu harus diwakili lagu mars. Keroncong pun bisa.

Widjanarko Puspoyo, Founder Keroncong De’ POESPO berharap adanya kerjasama dengan MLLI dalam rangka kemerdekaan RI, semua dapat berjalan lebih baik di masa mendatang.

“Kerjasama dengan museum layang-layang dalam rangka kemerdekaan RI ke-79. Saya berharap ke depan harus lebih baik, ” ucap Widjanarko Puspoyo, Founder Keroncong De’ POESPO.

Bertahun telah berlalu sejak revolusi dan perjuangan kemerdekaan membara di seluruh pelosok Indonesia.

Keroncong tetap hidup, walau semakin menipis penikmatnya. Lagu-lagu keroncong pun digubah dengan menyerap aneka lagu dari ranah musik yang berbeda.

Seperti setiap perubahan sosial- budaya yang dialami semua bangsa, segala sendi kehidupan memang akan selalu berubah, berkembang, berupaya menjadi lebih baik, walau kadang terjadi pula penurunan nilai-nilai budaya dan kehidupan.

Widjanarko menambahkan, mengingat perubahan sosial budaya yang terus berkembang, keroncong bisa diterima lebih baik di seluruh kalangan, terutama generasi muda.

“Keroncong yang kita miliki ini keroncong kontemporer, yang sudah dimodifikasi dengan musik pop, jazz. Kami yakin dengan penampilan musik keroncong ini, ” tutup Widjanarko Puspoyo. **

Penulis: Dwi Kartika Sari

Tags : featured

Leave a Response