Surabaya,Puanpertiwi.com – Rencana penayangan film G 30 S PKI dalm waktu dekat di beberapa daerah mematik sejumlah polemik. Kendati demikian, wakil ketua DPRD Kota Surabaya Dr Ratih Retnowati, dra, MSi menyikapi secara bijak.
”Terlepas dari kontroversi yang terjadi saat ini di masyarkaat, sebenarnya sudah jadi domain pemerintah menyajikan tontongan dan cerita sejarah bangsa yang ini benar,” kata legislator dari Fraksi Partai Demokrat (PD)
Secara pribadi, Ratih—demikian panggilan akrabnya—tidak dalam kapasitas melakukan penilaian, apakah sejarah itu benar atau salah. ”Saya berharap masyarkat juga bijak dalam menilai,” ujar politisi perempuan yang sudah dua periode terpilih sebagai anggota legislatif
Setiap tanggal 30 September dan tanggal 1 Oktober, katanya lebih lanjut, sudah jadi hari besar nasional yang wajib diperingati. Yang harus diikuti tidak lain pengibaran bendera stengah tiang dan sebagainya.
Baginya, sejarah adalah penting. Sudah seharusnya, bangsa tidak melupakan sejarah yang pernah terjadi. Karena bisa menjadi referensi perjalanan pemerintahan dan negara ini menatap masa depan.
Sebagaimana diketahui, film G 30 S PKI besutan sutradara kondang Arifin C Noer itu diproduksi ahun 1984. Film mengupas tentang penghianatan PKI di Indonesia disuguhkan secara dramatik hingga penonton ikut larut menyaksikan ganasnya PKI dalam membantai jendral, tokoh masyarakat dan rakyat yang menentang idelisme mereka.
Di era orde baru, film berudurasi 220 menit selalu diputar di televisi. Utamanya TVRI sebagai televisi milikpemerintah. Siswa sekolah juga diwajibkan menonton film apik karya sutradara yang kini tengah almarhum itu. (ita)