Perkembangan Dunia Digital 50 Tahun ke Depan, Legacy Komunitas untuk Generasi Masa Depan, Ryo Wicaksono: Wariskan Jurnal Hidup Untuk Anak Cucu
puanpertiwi.com – Transformasi digital kini semakin luas. Perkembangan ini telah membawa banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat secara global, termasuk di Indonesia.
Perkembangan dunia digital ini mampu mengintegrasikan seluruh area layanan yang menghasilkan perubahan proses bisnis.
Selain itu, perkembangan digital ini juga bisa menjadi cara untuk mengimplementasikan dalam pengembangan diri.
Dalam sepuluh tahun perkembangan dunia digital telah melebihi perkiraan banyak orang karena dinamikanya.
Pernah kah terpikir kemajuan seperti apa yang akan kita saksikan 50 tahun mendatang?
Dalam acara PechaKucha Night Jakarta Vol. 50, empat pelaku industri membagikan perjalanan mereka menavigasi dunia digital dan harapan yang ingin mereka bawa pada industri setengah abad lagi.
Mereka adalah Co-Founder Podcast BKR Brothers Ryo Wicaksono, Chief Marketing Officer Ibu2ID Poetri Andayani, Head of Friday Noraebang Fariz MN, dan Co-Founder TFR News dan Jakarta Doodle Fest Christine Laifa.
Ryo Wicaksono: Ingin mewariskan jurnal hidup untuk anak
Ryo merasakan pergeseran besar dan pesat pada industri media.
Mantan penyiar radio yang kini fokus mengembangkan podcast BKR Brothers menceritakan akan pentingnya menjalin relasi dengan berbagai tokoh penting di industri hiburan dan beradaptasi dengan dunia digital.
“Merasa bosan itu adalah blessing dalam perjalanan karir saya, karena ini yang mendorong saya untuk mengeksplorasi platform selain radio,” ungkap Ryo.
“Pengalaman saya di radio membuka banyak peluang untuk membangun jaringan yang sangat membantu dalam karier digital saya di dunia podcast,” lanjutnya.
Baginya, karya yang ia tumpahkan dalam serial podcastnya ditujukan menjadi sebuah jurnal hidup yang dapat diwariskan kepada anak-cucunya kelak.
“Saya berharap karya kami bisa menjadi pegangan hidup dan pembelajaran untuk generasi berikutnya,” kata Ryo.
Poetri Andayani: Hutan mangrove untuk masa depan perempuan Indonesia
Perjalanan Poetri Andayani dimulai pada usia yang sangat muda.
Jejaring yang ia bangun sejak usia dini memberinya kesempatan bertemu dengan berbagai tokoh penting, hingga akhirnya berlabuh pada komunitas Ibu2ID yang menjadi titik awal karier digitalnya.
“Kita tidak akan pernah mengira ke mana koneksi yang kita bangun membawa kita di masa depan. Selain menjalin dan menjaga koneksi tersebut, langkah berikutnya adalah mencari peluang kolaborasi untuk membantu lebih banyak kalangan,” kata Poetri.
Pandangan Poetri jauh ke depan. la berharap platformnya dapat memberdayakan komunitas perempuan Indonesia, baik secara digital maupun langsung.
“Saya ingin membangun hutan mangrove yang lebih luas dan tersebar, yang secara khusus didedikasikan untuk perempuan Indonesia. Saya ingin memberikan mereka ruang untuk berkembang,” jelasnya.
Fariz MN: Membawa idol K-Pop ke panggung karaoke dengan teknologi hologram
Fariz bersama Friday Noraebang (FN) awalnya bertujuan untuk mengubah stigma negatif tentang penggemar K-pop melalui acara karaoke yang digelar di Jakarta Selatan.
Tanpa diduga, video karaoke mereka mendapatkan perhatian dari idol Korea seperti Jae, mantan personil Day6 yang membuat FN viral di Twitter.
“Ketika video kami menjadi perhatian komunitas K-pop, kami menyadari bahwa telah memberikan wadah bagi para penggemar. Dukungan dari anggota komunitas lah yang terus menyalakan semangat kami menghadirkan kegiatan untuk mereka,” ujar Fariz.
Komunitas FN kini sudah berkembang di berbagai wilayah di Pulau Jawa.
Sebagai penggerak komunitas, Fariz menyadari pentingnya interaksi langsung dengan anggotanya.
Mimpinya 50 tahun lagi adalah menggelar acara karaoke dengan teknologi hologram interaktif yang bisa menghadirkan idol K-pop langsung ke panggung karaoke.
Dengan begitu, hubungan erat antaranggota bahkan dengan artis dapat tercipta dan FN dapat terus menjadi wadah bagi para penggemar K-pop di Indonesia.
Christine Laifa: Membuat perusahaan IP sebagai warisan bagi dunia seni Indonesia
Christine, lewat tulisannya di TFR News, mengangkat isu hak kekayaan intelektual (IP) dan membangun komunitas seni lokal yang solid.
TFR News berhasil membantu banyak seniman lokal mendapatkan pengakuan dan edukasi akan pentingnya perlindungan IP hingga menarik perhatian komunitas seni internasional.
Komunitas ilustrator digital semakin berkembang di Indonesia.
Di sinilah ia melihat peluang untuk memberikan eksposur terhadap para seniman lokal agar lebih dikenal luas.
Bersama TFR News, ia membuat IP Jakarta Doodle Fest yang telah sukses berlangsung sebanyak 2 kali.
Dari berbagai proyek yang dijalankannya, Christine berencana untuk membangun sebuah perusahaan hak kekayaan intelektual (IP) yang dapat menghasilkan karya – karya yang dapat diwariskan ke generasi mendatang dalam berbagai bentuk.
“Cita-cita saya adalah menciptakan platform yang dapat diwariskan bagi dunia seni bahkan lebih dari 50 tahun lagi,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, PechaKucha Night Jakarta merayakan 15 tahun perjalanannya.
Sejak tahun 2009, PechaKucha Night Jakarta telah mengangkat berbagai topik menarik dan menjadi kesempatan berjejaring banyak komunitas.**