Jakarta, puanpertiwi.com- OMATIQ (Olimpiade Matematika dan Al-Qur’an) adalah olimpiade bagi para Yatim Dhuafa yang dibina oleh Lembaga Sosial Amil Zakat Nasional, yakni YATIM MANDIRI. Acara ini digelar sebagai bentuk nyata peran YATIM MANDIRI dalam memandirikan yatim dhuafa sebagai upaya mrningkatkan mutu program pemberdayaan pendidikan, khususnya bidang Matematika, Al Islam dan Al-Qur’an.
OMATIQ merupakan ajang pembuktian prestasi anak-anak yatim yang selama ini dibina oleh YATIM MANDIRI melalui sanggar Genius. Dengan peserta lebih dari 4000 anak yatim di seluruh kota di Indonesia, menjadikan OMATIQ sebagai olimpiade anak yatim terbesar yang pernah diadakan di Indonesia.
Sekitar 210 peserta dari 44 kota di seluruh Indonesia, akan masuk ke babak selanjutnya. Mereka akan menginap di Asrama Haji Pondok Gede, lalu mengikuti acara puncak olimpiade di Gedung Perpustaakan Nasional, pada 20 Oktober mendatang. Dalam acara OMATIQ tersebut akan dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, bintang tamu spesial seperti Nissa Sabyan, yang diharapkan akan menambah motivasi para peserta olimpiade. Selain mendapat pengalaman, para pemenang akan mendapat hadiah uang dengan total 130 juta rupiah, thropy, serta paket tour mengenal Ibu Kota (education tour).
“Anak-anak yatim ini harus punya kesempatan yang sama dengan anak-anak lainnya. Mereka harus punya visi misi yang bagus, punya akademis yang baik sehingga jadi anak yang cerdas, mandiri, dan tangguh. Tentu dengan pemahaman dan ilmu agama yang juga baik. Ini adalah tahun ke tiga diadakan OMATIQ oleh YATIM MANDIRI dan Alhamdulillah antusias dari tahun ke tahun sangat luar biasa.” tutur General Manager Program Yatim Mandiri, Hendy Nurrohmansyah dalam Konferensi Pers, Rabu, (17/10/18) di Jakarta Selatan.
Sebelum mengikuti olimpiade ini, para siswa yang terdiri atas anak yatim dan dhuafa itu telah diajari pelajaran matematika dan Alquran di Sanggar Genius. Menurut Hendy, kedua pelajaran itu merupakan ilmu dasar yang kelak dapat menjadi bekal pendidikan pada jenjang selanjutnya. “Matematika dan Alquran dipilih karena kami ingin membekali kebutuhan dasar bagi kehidupan mereka kelak,” sambung Hendy.
Sementara itu, General Manager Regional Office III Yatim Mandiri sekaligus Ketua Pelaksana, Sugeng Riyadi mengklaim, acara yang dibuatnya itu adalah olimpiade terbesar untuk anak yatim dan dhuafa. “Ini adalah olimpiade yatim, dhuafa terbesar bahkan sedunia kalau ada selain kita,” pungkas Sugeng.
Reporter: Zacky