Event & InfoFood

Kolaborasi Aice, STY Foundation & Saraswati Learning Center: Wujudkan Ruang Inklusif dan Kebahagiaan untuk Anak Berkebutuhan Khusus

puanpertiwi.com – Aice Group, brand es krim terkemuka di Indonesia, memperkuat komitmen sosialnya melalui gelaran ‘Hari Berbagi Harapan: Together in Harmony’.

Acara ini diselenggarakan bersama Shin Tae Yong Foundation (STY) dan Saraswati Learning Center pada Sabtu, 15 Maret 2025 di Jakarta, sebagai bentuk dukungan terhadap peringatan Hari Down Syndrome Sedunia.

Melalui rangkaian kegiatan interaktif yang dirancang khusus, acara ini bertujuan membangun kesetaraan dan mempererat kebersamaan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Kolaborasi dengan dua mitra strategis tersebut mencerminkan upaya Aice dalam menciptakan ruang inklusif sekaligus mengajak publik untuk lebih peduli terhadap keberagaman.

Sylvana Zhong, Senior Brand Manager dari Aice Group, menegaskan bahwa keterlibatan Aice dalam acara ini merupakan bagian dari komitmen dan kepedulian perusahaan terhadap isu sosial, khususnya dalam membangun ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan.

Kolaborasi ini tidak hanya sekadar dukungan simbolis, tetapi wujud nyata upaya Aice untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Aice meyakini, sinergi antar-pihak akan mempercepat terwujudnya masyarakat yang lebih inklusif.

Dalam kesempatan tersebut, Sylvana juga menyampaikan optimisme terhadap dampak jangka panjang inisiatif ini.

Sylvana mengatakan, gerakan ‘Hari Berbagi Harapan’ merupakan salah satu kegiatan dalam program 15 Hari Aice Berbagi Sehat dan mencerminkan komitmen berkelanjutan Aice Group yang selaras dengan semangat Aice, di mana kesetaraan menjadi hal yang penting.

Menurutnya, Aice mendorong kesetaraan dengan menghadirkan es krim berkualitas dan inovatif yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, karena Aice percaya bahwa setiap orang berhak merasakan kebahagiaan dan memiliki kesempatan yang sama termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

“Kita harus mendorong kesetaraan akses bagi anak berkebutuhan khusus di segala bidang. Mulai dari pendidikan hingga berbagai kesempatan bersosialisasi. Lewat kolaborasi dengan mitra strategis, kami ingin menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut membuka ruang inklusif, sehingga setiap anak bisa merasakan kebahagiaan dan diterima sepenuhnya di masyarakat,” jelas Sylvana.

Salah satu kegiatan utama yang menjadi sorotan dalam acara ini adalah Mini Exhibition Sepak Bola Inklusi, yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan Down Syndrome.

Tidak sekadar menjadi aktivitas fisik, kegiatan ini membuktikan bahwa sepak bola dapat menjadi media efektif untuk membangun kepercayaan diri, memperkuat rasa kebersamaan, dan menumbuhkan semangat kolaborasi di antara anak-anak berkebutuhan khusus.

Selain itu, acara juga menghadirkan Workshop Kreatif Melukis Bersama, yang memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengekspresikan kreativitas seni mereka.

Workshop ini tidak hanya memenuhi kebutuhan rekreasi, tetapi juga dirancang untuk mengasah perkembangan motorik halus dan stimulasi sensorik.

Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi sarana bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi secara positif, sekaligus menciptakan momen kebahagiaan yang mendukung perkembangan psikologis mereka.

Sinergi Multisektor untuk Dongkrak Kesadaran Inklusivitas

Senada dengan Sylvana, Perwakilan dari STY Foundation, menegaskan pentingnya kolaborasi multisektor untuk meningkatkan kesadaran publik tentang inklusivitas anak berkebutuhan khusus.

“Olahraga dan seni adalah media universal yang mampu membangkitkan kepercayaan diri dan kemandirian anak-anak ini. Melalui acara hari ini, kita menyaksikan langsung bagaimana mereka berani mengeksplorasi kemampuan baru, berinteraksi dengan percaya diri, dan merasakan diri mereka sebagai bagian utuh dari masyarakat,” ujarnya.

la juga mengapresiasi peran Aice dalam gerakan ini.

“Dukungan konkret seperti ini membuktikan bahwa inklusivitas bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga sosial, tetapi juga korporasi. Kami berharap sinergi antara Aice, STY Foundation, dan masyarakat dapat memicu gelombang kesadaran yang lebih luas, sehingga potensi luar biasa anak-anak ini tidak lagi terabaikan,” tambahnya.

Saraswati Learning Center: Pendidikan Inklusif adalah Fondasi Perubahan

Sebagai tuan rumah acara, Perwakilan Saraswati Learning Center menyatakan bahwa pendidikan inklusif adalah kunci menciptakan lingkungan ramah bagi anak berkebutuhan khusus.

“Kolaborasi dengan Aice dan STY Foundation menjadi bukti bahwa perubahan nyata bisa terwujud ketika semua pihak bergerak bersama. Acara ini bukan sekadar seremonial, tetapi langkah awal untuk membuka lebih banyak ruang ekspresi dan pembelajaran bagi mereka,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia membagikan kisah inspiratif dari peserta.

“Bagi banyak anak di sini, ini adalah pengalaman pertama mereka bermain sepak bola atau melukis di tengah dukungan penuh. Ada yang awalnya malu, kini mulai berani menunjukkan bakatnya. Ini adalah momen bersejarah yang harus kita replikasi di seluruh Indonesia, terutama di daerah pelosok yang masih minim akses,” tegasnya.

Stimulasi Sensorik Lewat Es Krim: Aice Berbagi Kebahagiaan untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Gerakan sosial untuk mendukung anak berkebutuhan khusus masih menjadi harapan banyak orang tua dari berbagai latar belakang sosial ekonomi.

Menurut WHO, setiap tahun diperkirakan 3.000-5.000 bayi lahir dengan Down Syndrome di dunia, dengan total penyandang mencapai sekitar 8 juta orang.

Di Indonesia sendiri, data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Riskesdas, 2018) menunjukkan bahwa 0,21 persen anak usia 24-59 bulan mengalami kondisi ini, dan jumlahnya diprediksi terus meningkat.

Inisiatif ini sejalan dengan UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan PP Nomor 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi Layak bagi Peserta Didik Penyandang Disabilitas, yang menjamin hak inklusif bagi anak berkebutuhan khusus dalam pendidikan dan kehidupan sosial.

Sebagai bentuk komitmen menciptakan momen kebahagiaan inklusif, Aice membagikan es krim Mooochii Es Krim Mochi Mango, varian terbaru yang menggabungkan kulit mochi kenyal dengan isian es krim mangga lembut dan segar.

Sensasi unik gigitan mochi yang chewy dipadukan rasa manis alami mangga asli tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memberikan stimulasi sensorik yang menyenangkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

“Kami percaya kebahagiaan harus dirasakan oleh semua anak, tanpa terkecuali. Mooochii Mango dipilih karena karakteristiknya yang ramah sensorik dan mampu menciptakan pengalaman positif,” ujar Sylvana.

Es krim ini juga menjadi media pembelajaran untuk melatih motorik halus saat anak-anak menggenggam atau menjilatnya, sekaligus membangun kepercayaan diri melalui momen apresiasi.

Orang tua dan pendamping pun mengapresiasi inisiatif ini, melihat langsung antusiasme dan keceriaan anak-anak yang kerap kesulitan menikmati camilan biasa.

Komitmen Aice untuk Inklusivitas yang Berkelanjutan

Dengan kualitas premium dan inovasi rasa berbahan alami, Mooochii es krim Mochi Mango tidak hanya memenuhi ekspektasi rasa, tetapi juga menjadi simbol semangat berbagi kebahagiaan.

Melalui langkah ini, Aice mempertegas posisinya sebagai brand yang peduli terhadap keberagaman, sekaligus mengajak masyarakat untuk menciptakan momen menyenangkan bagi semua kalangan.

Komitmen Aice dalam mendukung inklusivitas juga tercermin melalui berbagai inisiatif sosial berkelanjutan.

Salah satunya adalah program 15 Hari Aice Berbagi Sehat, yang memanfaatkan momen Hari Kanker Anak Sedunia beberapa waktu lalu untuk memberikan kebahagiaan dan dukungan moral bagi anak-anak pejuang kanker.

“Aice percaya bahwa inklusivitas bukan hanya tentang memberikan kesempatan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang benar-benar mendukung dan memberdayakan anak-anak berkebutuhan khusus. Lewat komitmen kolektif yang kuat, kami berharap upaya ini akan menginspirasi lebih banyak pihak untuk bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan berempati,” tambah Sylvana.

Dukungan kolektif dari berbagai elemen masyarakat, seperti komunitas, institusi pendidikan, ormas, hingga sektor swasta, menjadi kunci untuk memastikan anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kesempatan yang sama dalam kehidupan sehari-harinya.**

Tags : featured

Leave a Response