ShopStory

Kisah Penjual Online dan Affiliate Creator Muda: Berdaya di Era E-commerce

puanpertiwi.com – Tokopedia dan ShopTokopedia merayakan Hari Sumpah Pemuda 2024 dengan terus berupaya membantu pelaku usaha di Indonesia–termasuk anak muda–memulai dan membangun bisnis di era digital lewat pemanfaatan teknologi, demi bersama-sama berkontribusi terhadap perekonomian tanah air. Lebih lanjut, untuk makin mendorong kemajuan pelaku usaha muda di era digital, Tokopedia dan ShopTokopedia mencetak sebanyak-banyaknya kreator muda profesional yang diharapkan bisa membantu UMKM memperluas pasar dan memasarkan produk.

Head of Communications Tokopedia and TikTok E-commerce, Aditia Grasio Nelwan, mengatakan, “Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024 bertemakan ‘Maju Bersama Indonesia Raya’. Tema ini mengusung pesan kuat tentang kolaborasi dan menjunjung tinggi semangat gotong royong untuk mengakselerasi pembangunan negara. Hal tersebut sejalan dengan upaya kolaborasi Tokopedia dan ShopTokopedia bersama mitra strategis untuk membantu pelaku usaha muda mendapatkan panggung lebih luas sehingga produk mereka makin diminati masyarakat. Misalnya, dengan mengedepankan kampanye seperti Beli Lokal dan Melokal Dengan Batik. Kami juga mencetak lebih banyak kreator muda profesional lewat Creators Lab untuk membantu UMKM mempromosikan produk dengan cara yang lebih menarik dan relevan.”

Brand lokal, termasuk dari bidang fesyen, yang dimotori oleh pelaku usaha muda dan ikut dalam berbagai kampanye di Tokopedia dan ShopTokopedia merasakan dampak positif. Contohnya, Dama Kara yang mengalami peningkatan penjualan 2 kali lipat berkat Beli Lokal, dan Batik Paduka yang mengalami kenaikan penjualan hingga 70% berkat berpartisipasi dalam Melokal Dengan Batik.

Aditia menambahkan, “Tokopedia dan ShopTokopedia sangat mengapresiasi anak muda pelaku usaha–seperti pemilik Dama Kara dan Batik Paduka–yang berani memulai dan membangun bisnis, serta memberdayakan komunitas, khususnya yang juga anak muda.”

Tokopedia dan ShopTokopedia cetak kreator muda lewat Creators Lab

Untuk makin mendorong kemajuan pelaku usaha muda di era digital, Tokopedia dan ShopTokopedia mencetak sebanyak-banyaknya kreator muda profesional lewat Creators Lab. Kreator muda profesional diharapkan bisa membantu UMKM memperluas pasar dan memasarkan produk dengan cara yang lebih menarik dan relevan dengan menjadi affiliate creator Tokopedia dan ShopTokopedia.

Aditia menjelaskan, “Di era digital, affiliate creatorbisa menjadi sebuah profesi berpenghasilan sekaligus menambah lapangan pekerjaan. Di tengah persaingan yang makin ketat, pelaku bisnis termasuk UMKM, perlu melakukan berbagai cara promosi dan pemasaran, salah satunya melibatkan affiliate creator. Kolaborasi UMKM dan affiliate creator akan menguntungkan semua pihak. UMKM bisa meningkatkan penjualan sedangkan affiliate creator dapat memperoleh penghasilan. Oleh karena itu, kami menghadirkan inisiatif Creators Lab.”

Creators Lab memberikan pemahaman utuh mengenai prinsip afiliasi dan strategi pemasaran di platform digital kepada generasi muda untuk membantu pemasaran produk UMKM lewat kreativitas konten. Creators Lab terdiri dari sejumlah modul, yaitu: (1) Afiliasi dan Personal Branding, (2) Perancangan Skrip Video, (3) Strategi Konten dan Persiapan Live Streaming, (4) Evaluasi Performa Konten. Creators Lab diluncurkan Juli 2024 di Surabaya, Jawa Timur, bersama Surabaya Next Leader. Pada bulan September 2024, Creators Lab dilakukan di Tegal, Jawa Tengah, bersama BNI. “Hingga kini, kami telah memberikan pelatihan kepada ratusan generasi muda untuk menjadi affiliate creator yang andal. Sejalan dengan semangat gotong royong Sumpah Pemuda, Tokopedia dan ShopTokopedia, bersama para mitra strategis, akan terus berupaya menghadirkan Creators Lab di berbagai wilayah lain di Indonesia,” tambah Aditia.

“Tokopedia dan ShopTokopedia pun sangat mengapresiasi affiliate creator muda yang konsisten memberdayakan masyarakat lewat konten edukatif, sekaligus membantu pelaku usaha memperluas pasar dan memasarkan produk,” kata Aditia. Salah satunya, Ravenna Ravika (Vika). Vika merupakan PCOS survivor, sekaligus ibu satu anak, yang fokus mengedukasi komunitas mengenai kesehatan reproduksi lewat konten di media sosial. Vika juga mempromosikan produk dari para pelaku usaha untuk menjaga kesehatan reproduksi. Berkat menjadi affiliate creator Tokopedia dan ShopTokopedia, Vika mengaku memiliki waktu lebih banyak dengan keluarga dan bisa mendapatkan penghasilan yang bahkan melebihi saat bekerja sebagai karyawan.

Berkat affiliate creator muda, salah satunya Vika, transaksi produk kesehatan di Tokopedia dan ShopTokopedia mengalami pertumbuhan yang positif. Pada kuartal III 2024, beberapa produk kesehatan paling laris di Tokopedia, yaitu: obat-obatan, perlengkapan medis, serta vitamin dan suplemen. Sedangkan di ShopTokopedia, antara lain: vitamin dan suplemen, masker dan perlengkapan medis.

Kisah Penjual dan Affiliate Creator

1. Dama Kara

Bisnis lokal batik, Dama Kara, didirikan oleh pasangan suami istri, Nurdini Prihastiti dan Bheben Oscar, pada tahun 2020 saat pandemi dimulai. Setelah mengalami kerugian besar di bisnis sebelumnya, Nurdini dan Bheben berkontemplasi untuk membangun bisnis yang memberikan manfaat bagi lebih banyak orang. Nurdini mengatakan, “Kami akhirnya memutuskan untuk mendirikan Dama Kara, bisnis lokal batik yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Dama Kara menawarkan berbagai fashion item batik bermotif sederhana namun sarat makna, yang dapat digunakan di berbagai acara, baik untuk perempuan, laki-laki, maupun anak. Kini Dama Kara memiliki sekitar 50 karyawan yang sebagian besar terdiri dari anak muda.”

Sebagai bisnis yang dibangun ketika pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia, Dama Kara harus memanfaatkan platform online untuk berjualan. Strategi berbisnis online–yang sama sekali belum pernah dilakukan oleh Nurdini dan Bheben sebelumnya ini–ternyata membawa hasil yang signifikan. Misalnya, pada tahun kedua memulai usaha di pandemi, penjualan Dama Kara naik 220% dibandingkan penjualan di tahun pertama, berkat platform digital.

Selain terus dituntut untuk menerapkan strategi bisnis yang relevan dengan perkembangan zaman, tantangan lain yang dihadapi Dama Kara dalam berbisnis adalah plagiarisme. Motif karya Dama Kara sering ditiru oleh bisnis sejenis. Sebagai solusi, Dama Kara senantiasa berupaya mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas motif batik yang dibuat serta meningkatkan awareness masyarakat atas motif batik khas Dama Kara.

“Dama Kara memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap komunitas difabel, termasuk autis dan penyandang tunarungu. Nilai yang kami yakini ini membawa kami bekerja sama dengan sejumlah yayasan, seperti Our Dreams Indonesia dan Art Therapy Center Widyatama, untuk membantu komunitas difabel menciptakan peluang dengan berkarya,” jelas Nurdini.

Dama Kara pun mendirikan Dama Kara Foundation yang menyediakan ruang terapi menggambar khusus autis. Hasil karya mereka direalisasikan dalam bentuk koleksi batik Dama Kara, seperti Jalin dan Rona Bian. Individu autis yang terlibat juga mendapatkan royalti hasil penjualan produk tersebut. Dama Kara di sisi lain memberdayakan ibu-ibu dan penjahit di Jawa Barat pada proses finishing produk, seperti menjahit jelujur dan pengecekan kualitas.

Selain itu, Dama Kara juga berkomitmen membangun bisnis yang ramah lingkungan.Dama Kara terus menciptakan produk fashion batik dengan bahan berkualitas tinggi, dan potongan serta motif yang kontemporer. Dama Kara berharap hal ini bisa membuat produk mereka dipakai kapan pun dan di mana pun, serta dalam jangka waktu yang lama. Dama Kara juga berkolaborasi dengan Cajsa untuk meminimalisasi limbah pascaproduksi. Potongan sisa kain batik hasil produksi Dama Kara dijadikan bahan baku pembuatan sepatu, salah satunya dinamakan koleksi Bhumi Karuna.

Karena hadir di tengah pandemi, Dama Kara fokus pada penjualan online sejak awal berdiri termasuk lewat platform e-commerce Tokopedia dan ShopTokopedia. Tokopedia membantu Dama Kara menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan secara signifikan. Di sisi lain, melalui konten kreatif di media sosial TikTok, dan live shopping di ShopTokopedia, Dama Kara berhasil menarik pelanggan generasi muda untuk memakai produk fashion batik.

Di Tokopedia, Dama Kara memanfaatkan Diskon Toko, Bebas Ongkir, dan fitur beriklan TopAds, untuk meningkatkan penjualan. Sedangkan di ShopTokopedia, Dama Kara rajin melakukan live shopping untuk meningkatkan penjualan serta followers Dama Kara. Tokopedia Fashion dan Beli Lokal adalah beberapa kampanye di Tokopedia dan ShopTokopedia yang diikuti Dama Kara. Berkat berpartisipasi dalam kampanye Tokopedia dan ShopTokopedia, omzet Dama Kara bisa mencapai puluhan juta per bulan. Penjualan pun bisa meningkat hingga 2 kali lipat.

2. Batik Paduka

Jenama lokal yang fokus menyediakan produk sarung batik, Batik Paduka, didirikan oleh Ardi Sanjaya pada tahun 2018 yang saat itu masih duduk di bangku kuliah. Awalnya, Ardi memulai bisnis dengan menjadi reseller untuk menambah uang jajan. Seiring berjalannya waktu, Ardi yakin bahwa menjadi wirausaha adalah pilihan jalan hidup yang tepat untuknya karena bisa memberikan dampak positif lebih banyak kepada masyarakat yang lebih luas.

Ardi mengatakan, “Setelah lulus kuliah, saya memutuskan untuk membuat produk sendiri berupa sarung batik cap dan print bermotif kontemporer. Lewat produk ini, saya berharap bisa mengubah citra kuno sarung menjadi ‘new denim‘ yang dapat dipakai lebih sering oleh anak muda di berbagai acara. Batik Paduka kini fokus memasarkan produk secara online dan memiliki toko offline di Pekalongan, Jawa Tengah, serta mempekerjakan sekitar 70 karyawan yang 70% anak muda.”

Pada masa pandemi, Batik Paduka sempat mengalami penurunan penjualan bahkan harus merumahkan sejumlah karyawan. Untuk memperbaiki keadaan dan menjaga bisnis tetap berjalan, Batik Paduka mengadopsi platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia. Alhasil, Ardi bisa mempekerjakan kembali karyawan yang sebelumnya terpaksa dirumahkan. Di sisi lain, plagiarisme produk sarung motif tawon juga menjadi tantangan. Untuk mengatasinya, Batik Paduka memanfaatkan Pusat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (IP Protection Centre) ShopTokopedia, yang dapat membantu menangguhkan produk tiruan.

Dalam proses produksi, Batik Paduka memberdayakan perajin batik di sekitar Pekalongan, Jawa Tengah. Batik Paduka juga menggandeng masyarakat di sekitar pabrik dalam proses finishingproduk seperti pengemasan. “Kami juga giat mengedukasi karyawan Batik Paduka untuk menjadi affiliate creator lewat gathering yang diadakan secara rutin agar mereka bisa memiliki penghasilan tambahan setelah jam kerja usai dengan menjadi affiliate creator profesional,” tambah Ardi.

Sejak awal memulai bisnis sebagai reseller, Ardi memanfaatkan e-commerce sebagai platform utama untuk menjual produk. Ardi melihat pangsa pasar yang besar di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia, dan memanfaatkan peluang tersebut dengan membuat konten kreatif dalam mempromosikan produk Batik Paduka.

Ardi mengungkapkan, “Live shopping di ShopTokopedia menjadi fitur yang sangat efektif dalam menjangkau lebih banyak konsumen dan meningkatkan penjualan. Lewat strategi ini, kami bisa menjelaskan detail produk termasuk keunikannya, dan menjawab pertanyaan calon konsumen secara langsung sehingga lebih engaging.” Batik Paduka rutin melakukan live shopping 2-3 kali sehari dengan durasi minimal 2 jam. Berkat live shopping di ShopTokopedia, penjualan Batik Paduka naik 3-4 kali lipat dibandingkan saat tidak melakukannya. Selain itu, pada momen Ramadan tahun 2023 lalu, Batik Paduka mencetak penjualan hingga Rp500 juta dalam waktu 3 jam saat live shopping.

Batik Paduka juga turut serta dalam kampanye Melokal Dengan Batik yang berhasil meningkatkan brand awareness dan penjualan Batik Paduka. Berkat Melokal Dengan Batik dari Tokopedia dan ShopTokopedia, Batik Paduka mengalami kenaikan penjualan hingga 70% dibandingkan dengan sebelum mengikuti kampanye.

3. Ravenna Ravika

Telah memiliki hobi membuat konten sejak lama, Ravenna Ravika (Vika), pemilik akun TikTok @vikahere, memutuskan berhenti menjadi karyawan dan fokus menjadi kreator konten pada tahun 2022. Vika mengusung konten kesehatan–dalam hal ini Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)–kondisi yang sangat relevan dengan dirinya yang merupakan PCOS survivor sekaligus ibu anak satu.

“Melalui konten yang informatif, edukatif dan berasal dari pengalaman pribadi, saya berharap dapat memberikan manfaat bagi followers yang memiliki riwayat kesehatan serupa dengan pendekatan yang personal. Di sisi lain, agar isi setiap konten akurat, saya juga selalu mengambil referensi dari jurnal kesehatan terpercaya atau berkolaborasi dengan dokter,” jelas Vika.

Sejak Februari 2024, Vika mulai aktif menjadiaffiliate creator dengan memberikan ulasan berbagai produk kesehatan yang cocok untuk perempuan dengan PCOS termasuk produk herbal. Sebelum merekomendasikan produk, Vika selalu memastikan produk tersebut berizin BPOM, PIRT, dan tersedia di apotek. Ia juga meluangkan waktu hingga tiga minggu untuk mencoba sendiri produk tersebut. Selain untuk menjaga kredibilitas, lewat upaya-upaya tersebut Vika ingin memastikan produk itu aman dan memang dibutuhkan oleh perempuan dengan PCOS.

“Kini saya membuat konten video singkat setiap hari di TikTok. Saya pun melakukan live streaming untuk memberikan informasi tentang PCOS, serta mempromosikan produk yang relevan dari para penjual di ShopTokopedia,” jelas Vika. Tren yang cepat berubah merupakan tantangan tersendiri bagi Vika. Ia dituntut untuk terus beradaptasi dan menciptakan konten yang kreatif. Misalnya, agar konten tidak terlalu hard selling, storytelling menjadi kunci. Vika selalu membangun narasi yang mengaitkan produk dengan kisah pribadi sebagai perempuan dengan PCOS.

Sejak memutuskan berhenti menjadi karyawan dan menjadi full time kreator konten, Vika merasakan dampak positif di kehidupan pribadinya. “Kini saya memiliki lebih banyak waktu bersama anak dan saya juga mendapatkan penghasilan yang cukup bahkan melebihi saat dia bekerja sebagai karyawan,” tambah Vika. Pendapatan bulanan Vika sebagai kreator konten sekaligus affiliate creator bisa mencapai ratusan juta.

Vika–yang saat ini memiliki 101.200 followers–senantiasa berupaya membantu brand lokal meningkatkan penjualan. 70% produk yang ia promosikan adalah produk dari brand lokal. Berkat dipromosikan oleh Vika, produk dari salah satu brand lokal teh herbal, Sehatku Herbal, bisa laku hingga ribuan pesanan per hari bahkan sold out.

Agar lebih dekat dengan followers, Vika membangun komunitas lewat aplikasi pesan singkat. Komunitas ini beranggotakan sesama perempuan dengan PCOS yang bisa saling berbagi informasi. Hingga kini sudah ada lebih dari 1.000 anggota yang bergabung di komunitas tersebut. Vika kerap juga mengadakan pertemuan offlinedengan anggota komunitas untuk memperkuat hubungan.

Di sisi lain, karena menurut Vika akses ke obgynmasih kurang merata, Vika proaktif menanyakan hal-hal yang menjadi perhatian umum di komunitas, dan berdiskusi langsung ke obgyn langganannya, lalu menyampaikan jawaban dari obgyn tersebut kepada anggota komunitas.

Melalui konten-konten edukatif mengenai kesehatan, Vika telah membantu audiens yang memiliki riwayat medis serupa untuk hidup lebih sehat. Dari kolom komentar, Vika bahkan melihat sudah ada ratusan followers yang menstruasinya sudah kembali lancar dan berhasil hamil.***

Tags : featured

Leave a Response