Event & Info

Jelang HUT RI ke-79, Sha Ine Febriyanti Tampil dalam Teater Monolog Cut Nyak Dhien: Pentingnya Peran Perempuan

puanpertiwi.com – Sha Ine Febriyanti berkolaborasi dengan Galeri Indonesia Kaya mempersembahkan pertunjukan bertajuk Teater Monolog Cut Nyak Dhien.

Pertunjukan ini mengangkat sosok pahlawan ini dari sisi yang lebih humanis sebagai seorang istri dan ibu yang harus menghadapi kesedihan dan kehilangan dalam perjuangannya.

Sepanjang Agustus 2024 ini, Galeri Indonesia Kaya menghadirkan beragam pertunjukan yang mengangkat tema Merdeka.

Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya mengungkapkan, Teater Monolog Cut Nyak Dhien merupakan salah satu pertunjukan yang pernah ditampilkan di Galeri Indonesia Kaya pada satu dekade yang lalu bersama Sha Ine Febriyanti.

Selain mementaskan monolog ini di Galeri Indonesia Kaya, Sha Ine Febriyanti sudah sempat menggelar roadshow yang menghadirkan Pentas Monolog Cut Nyak Dhien dan mengadakan workshop atau diskusi di sepuluh kota di Indonesia pada 2015 hingga 2018.

“Setelah lebih dari 1 dekade berlalu, kami kembali menghadirkan pertunjukan ini di Auditorium Galeri Indonesia Kaya karena ingin menyebarkan nilai-nilai dan pesan yang mendalam bagi para penikmat seni yang didominasi oleh generasi muda. Semoga melalui pertunjukan ini kita semua dapat kembali mengingat perjuangan dan menghargai jasa para pahlawan bangsa terutama sosok Cut Nyak Dhien,” kata Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.

Teater Monolog Cut Nyak Dhien, yang disutradarai dan dimainkan oleh Sha Ine Febriyanti, pertama kali dipentaskan pada 13 April 2014 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta. Pertunjukan ini kemudian dibawa ke berbagai kota di Indonesia pada tahun 2015.

Pada 16 November 2017, pertunjukan ini kembali dipentaskan di Bentara Budaya Jakarta dan International Women Conference, ROSE, Kuala Lumpur pada 7 Februari 2018.

Selanjutnya, pertunjukan ini juga melakukan roadshow dan workshop di 10 kota di Indonesia seperti Bali, Makassar, Solo, Surabaya, Kudus, Tasikmalaya, Bandung, Medan, Padang Panjang dan Padang dari April hingga September 2018.

Selama kurang lebih 40 menit, penikmat seni disuguhkan dengan pertunjukan yang Teater Monolog Cut Nyak Dhien yang mengangkat kisah emosional di balik kekuatan Cut Nyak Dhien.

Meskipun dikenal sebagai pejuang yang teguh, monolog ini memperlihatkan bagaimana Cut Nyak Dhien mengalami kegelisahan dan kesedihan ketika suaminya, Teuku Umar, pergi ke medan perang dan akhirnya meninggal dunia.

Dalam perannya sebagai ibu dan istri, Cut Nyak Dhien harus menunjukkan ketegaran di depan anaknya dan para pengikutnya, meskipun hatinya hancur dan air mata sering menetes di kala mendengar kabar duka.

Emosi haru terlihat dari ekspresi dan raut wajah para penikmat seni Sha Ine febriyanti.

Pemeran dan sutradara Teater Monolog Cut Nyak Dhien mengungkapkan, melalui Teater Monolog Cut Nyak Dhien, ia ingin mengajak penikmat seni untuk mengenal sosok pahlawan wanita kita dari sudut pandang yang lebih manusiawi.

Cut Nyak Dhien bukan hanya seorang pejuang tangguh, tetapi juga seorang istri dan ibu yang memiliki perasaan dan kerentanan. Kisahnya mengingatkan kita bahwa di balik setiap keberhasilan, ada perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai.

“Saya berharap monolog ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua, terutama generasi muda, tentang pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa. Semoga pertunjukan ini dapat diterima dengan baik oleh para penikmat seni dan semakin memeriahkan rangkaian acara perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia,” ungkap Sha Ine Febriyanti, pemeran dan sutradara Teater Monolog Cut Nyak Dhien.

Sha Ine Febriyanti, seorang aktris dan sutradara berpengalaman, memulai karirnya sebagai model pada 1992 dan melanjutkan ke dunia seni peran pada 1999.

Selain karya teater Cut Nyak Dhien, ia juga dikenal karena partisipasinya dalam Festival Teater Internasional dan festival film internasional.

Saat ini, Sha Ine mengelola Huma Art Center, sebuah ruang budaya terbuka untuk siapa saja yang ingin berbagi melalui seni.

Peraihnya beasiswa Asian Film Academy di Busan dan Pemeran Utama Perempuan Terbaik Festival Film Indonesia 2023 terus berkontribusi pada dunia seni dan budaya dengan semangat dan dedikasinya.**

Penulis: Dwi Kartika Sari

Tags : featured

Leave a Response