Ingin Menjadi Komunikator Hebat? TALKINC Bagikan 3 Pilar Utama Melalui Buku Public Speaking 101, Shahnaz Haque: Bangun Pola Pikir Seorang Pemenang
puanpertiwi.com – Tak sedikit orang yang merasa gugup karena tidak memiliki kepercayaan diri yang baik saat menjadi public speaking.
Hal itu biasanya sering terjadi pada orang yang baru pertama kali berbicara di depan banyak orang, sementara momen tersebut menjadi tantangan yang menakutkan bagi mereka.
Dalam konferensi pers TALKINC pada hari Minggu, 24 November 2024, di Jakarta, dijelaskan bagaimana cara meningkatkan komunikasi untuk menjadi public speaking yang baik.
Komunikasi yang efektif adalah kunci kesuksesan di berbagai aspek kehidupan, baik pribadi maupun profesional.
Bagi kita yang sekarang lebih sering terpapar pada interaksi online, kemampuan berkomunikasi menjadi krusial terutama dengan semakin menurunnya rentang waktu orang berkonsentrasi.
Oleh karena itu, untuk menjadi komunikator hebat, kita memerlukan keterampilan komunikasi untuk menyampaikan ide-ide secara efektif dan mudah dipahami audiens.
Institusi pendidikan komunikasi terkemuka di Indonesia, TALKINC membagikan tiga pilar utama yang diperlukan untuk menjadi komunikator hebat.
Apa saja tiga pilar tersebut? Berikut penjelasannya, yang bisa langsung Anda terapkan untuk mengasah kemampuan komunikasi Anda:
1. Pengembangan Diri: Dasar untuk Percaya Diri di Setiap Situasi
Langkah pertama menjadi komunikator yang hebat adalah memahami diri sendiri. TALKINC menekankan pentingnya mengenali potensi, mengembangkan belief system dan memiliki growth mindset.
“Jika kalian percaya pada diri sendiri, secara tidak langsung pesan kalian pasti akan lebih mudah diterima oleh audiens,” kata Erwin Parengkuan, CEO TALKINC.
Dengan pendekatan ini, individu belajar untuk tampil lebih percaya diri, bahkan di situasi-situasi penuh tekanan.
2. Aspek Fundamental Komunikasi: Seni Menyampaikan Pesan dengan Efektif
Komunikasi bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang mendengarkan dan memahami audiens.
Pilar kedua ini menekankan teknik-teknik dasar komunikasi seperti memilih kata yang tepat untuk menyusun struktur pesan dari pembukaan hingga penutupan, menggunakan intonasi suara yang sesuai, serta bahasa tubuh dan aspek visual saat berkomunikasi.
“Kesan pertama itu sangat penting,” ujar Irina Dewi, fasilitator TALKINC.
Irina juga mengatakan, otak manusia punya kemampuan ilmiah, responsif terhadap segala sesuatu yang menjadi pertama dialami.
“Kalimat-kalimat pertama yang Anda pilih adalah kesan yang akan memengaruhi keseluruhan pesan Anda,” lanjut Irina.
3. Kemahiran Berpidato: Menyampaikan Pesan yang Berkesan
Pilar terakhir adalah bagaimana pentingnya menyusun pidato atau presentasi yang tidak hanya informatif, tetapi juga menginspirasi.
TALKINC percaya kemahiran berpidato tidak hanya tentang menguasai teknik komunikasi, tapi juga tentang membangun pola pikir seorang pemenang.
Shahnaz Haque, salah satu fasilitator TALKINC, membahas lebih lanjut tentang bagaimana orang dengan pola pikir pemenang dapat membuat setiap percakapan atau interaksi verbal menghasilkan satu hal positif yang berdampak bagi dirinya sendiri maupun lawan bicaranya.
Bagi Shahnaz Haque, sudah seharusnya seseorang dengan pola pikir pemenang merasa terpanggil dan senang bisa mencerdaskan orang lain.
Pilar terakhir ini juga meliputi berbagai teknik Advance Public Speaking seperti storytelling, memanfaatkan media sosial, memaksimalkan kecerdasan emosional, mencintai Indonesia, hingga membangun kehadiran yang kuat/strong presence.
Pada kesempatan yang sama, Shahnaz Haque juga memberikan tips untuk menumbuhkan kepercayaan diri menjadi public speaking yang baik pada mereka yang biasanya hanya terpaku dalam satu keahlian bidang tertentu.
Menurut Shahnaz Haque, biasanya orang yang punya keahlian satu sisi, pasti tidak memiliki keahlian untuk lainnya.
Seperti, seorang musisi biasanya hanya bisa menyampaikan kata-kata dalam syair lagu, tapi tidak mampu untuk berbicara di depan umum secara langsung.
Sama halnya dengan seorang penulis, Shahnaz Haque berpendapat, bahwa mereka hanya bisa menuangkan ide atau cerita dalam sebuah tulisan buku, tapi hampir setiap penulis juga merasa kesulitan untuk berbicara di depan banyak orang.
Hal itu Shahnaz Haque sampaikan, karena mereka yang ahli dalam bidang tertentu, maka umumnya akan lupa latihan di sisi bidang yang berbeda.
Dalam hal ini, Shahnaz Haque memberikan tips untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri menjadi public speaking yang baik dengan beberapa metode.
1. Berlatih
Dalam hal ini, Shahnaz Haque mengungkapkan berlatihlah apa yang kurang jika merasa belum bisa berbicara di depan banyak orang dalam angka 21, 90 bolong 2.
“Berlatih lah selama 21 hari yaitu 3 minggu, maka otak manusia akan mengenal model selama 3 minggu, dan jangan putus asa sebelum 3 minggu. Kemudian ditambah lagi 90 hari, sehingga menjadi 111 hari,” kata Shahnaz Haque.
Mengapa demikian? Shahnaz Haque menjelaskan, otak manusia umumnya dalam 111 hari itu akan menjadi kebiasaan atau adab.
“Sama seperti salat malam saya pakai alarm selama 3 minggu, jika lewat 3 minggu alarm tidak berbunyi, maka badan biasanya akan terbangun secara otomatis, dan kalau lewat 111 hari, jika saya tidak mengerjakan salat maka terasa ada yang hilang, karena sudah menjadi kebiasaan,” ucap Shahnaz Haque.
Shahnaz Haque melanjutkan, terkait angka dua yang disebut dalam bolong dua.
“Ini ada angka dua itu maksudnya boleh bolong selama dua hari, tapi jangan di tiga minggu, karena belum nempel dengan kuat, dan berlatih lagi di saat sudah 90 hari,” ujarnya.
2. Latihan bicara di kamera
“Jangan dicermin, karena itu hanya seperti foto model,” ucap Shahnaz Haque.
Shahnaz Haque menjelaskan, ada dua cara untuk latihan berbicara di kamera.
Pertama, latihan berbicara sendiri di kamera. Setelah berlatih, maka kita bisa putar ulang kembali latihan yang kita rekam tersebut.
“Sehingga kita bisa menilai diri kita sendiri dan secara otomatis dan hal itu bisa meningkatkan kepercayaan diri saat ingin berbicara di depan orang banyak,” kata Shahnaz Haque.
Kedua, latihan berbicara di kamera dengan meminta bantuan orang lain untuk merekam.
“Saat kita minta tolong orang lain untuk memegang kamera dan merekam video kita saat bicara, maka bisa dilihat ekspresi orang tersebut saat melihat kita bicara di depan kamera,” ucap Shahnaz Haque.
Hal itu, dijelaskan Shahnaz Haque, karena ekspresi orang dalam acara besar itu tidak jauh berbeda dengan ekspresi orang yang merekam video latihan berbicara kita di kamera.
Shahnaz Haque menyarankan, jika kita melihat ekspresi yang diterima tidak baik dari orang yang merekam, maka kita harus bisa latihan dengan cara pemilihan kata yang lebih sederhana. Sehingga kita juga akan mendapatkan ekspresi yang baik di depan banyak orang nantinya.
Pada kesempatan ini, TALKINC juga meluncurkan buku terbaru yang ditulis oleh para fasilitator yang berfokus pada kemampuan public speaking untuk sekaligus merayakan 20 tahun perjalanannya di industri komunikasi.
Buku bertajuk &Public Speaking 101: Panduan Pengembangan Diri, Memahami Aspek Fundamental Komunikasi, dan Menjadi Mahir Berpidato,’ dapat menjadi panduan praktis bagi pembaca dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar hingga profesional, untuk mengembangkan keterampilan komunikasi mereka.
Dengan kontribusi dari 18 fasilitator TALKINC, buku ini membawa pembaca pada sebuah pengalaman baru yang mencerahkan. Menjadikan pembacanya tidak hanya percaya diri, tetapi memiliki kemampuan komunikasi yang terstruktur, asertif, berempati dan juga persuasif.
Berdiri sejak 2004, TALKINC hadir dengan misi meningkatkan keahlian komunikasi individu dan perusahaan.
Dengan tim fasilitator profesional yang berasal dari berbagai latar belakang, TALKINC menawarkan program pelatihan yang mencakup Public Speaking, MC-TV Presenter, pengembangan diri, hingga pengembangan komunikasi bagi korporat.**