puanpertiwi.com- Nama Halima Aden menjadi sosok inspiratif yang kerap dijadikan panutan bagi perempuan-perempuan muda saat ini. Sebuah ungkapan tak tertulis yang menyatakan bahwa hijab tak membatasi dirinya untuk berkarya dan mengejar mimpi yang ingin ia capai.
Masih berusia 20 tahun, wajah Halima sudah menghiasi berbagai kampanye, majalah, dan editorial.
Terlebih, kini ia menjadi ambassador organisasi PBB, UNICEF. Tetapi perjalanan hidupnya tak selalu berjalan mulus. Halima adalah seorang pengungsi asal Somalia akibat perang saudara (Civil War) yang bermula di 1991. Ia dan keluarganya diungsikan ke Kenya dan menghabiskan masa kecilnya selama tujuh tahun di negara bagian Afrika Utara tersebut.
Keajaiban mulai datang pada dirinya saat ia pindah ke Amerika Serikat dan menjadi penduduk kota Minnesota. Dilansir Teen Vogue, saat usianya 16 tahun, Halima sudah mengambil dua pekerjaan, demi kehidupannya yang lebih baik. Lalu pada usianya yang ke-19, tanpa ia sangka, ia mendapatkan kontrak dari agensi model, yang mengantarkannya untuk turut serta dalam kontes kecantikan Miss Minnesota.
Saat ia mengikuti kontes kecantikan Miss Minnesota, namanya menjadi viral di seluruh dunia. Bagaimana tidak, latar belakang Halima bukanlah seperti perempuan kebanyakan asal negeri Paman Sam. Ia adalah seorang pengungsi berhijab yang mengikuti kontes kecantikan— yang biasanya didominasi oleh perempuan-perempuan berkulit putih dengan pakaian terbuka.
Selama 18 bulan ia menjadi model, Halima menjadi perempuan berhijab pertama yang berjalan di pergelaran busana rumah mode papan atas. Ia juga sudah menghiasi sembilan sampul majalah ternama dunia, seperti Vogue Arabia, Vogue UK, Allure, Glamour, dan masih banyak lagi.
Reporter: Zacky