Surabaya, Puanpertiwi.com – Obsesi wali kota Surabaya mengubah image positif gang Dolly sebagai daerah lokalisasi terbesar Asia Tenggara prelahan mulai terwujud. Sejumlah Usaha Kecil Menengah (UMKM) mulai tumbu subur. Diantarnya terjudunya kampung Tempe yang pembuatnya sebagian besar eks penghuni Dolly.
Adalah Munasifah. Wanita paruh baya memiliki kesibukan cukup padat dalam membuat tempat. Produk yang diberi merek sesuai nama suaminya UKM Tempe Bang Jarwo mulai dikenal. Maklumlah, tempatnya bukan sekedar dijual tempe untuk digoreng. Melainkan juga dibuat aneka tempe olahan dengan berbagai inovasi. Sebut saja, Kripik Tempe Original, Nugget Tempe, Tempe Cinta hingga Tempe Balado.
Tempe beraneka cita rasa itulah yang kini jadi salah satu andalan oleh-oleh wisatawan, baik dalam negeri maupun manca negara jika berkunjung ke eks lokalisasi. ”Syukurlah, kami sekarang bisa tersenyum dengan tempe produk kita sendiri karena usaha halal,” kata Munasifah yang populer dengan panggilan Eva.
Sebelumnya, Eve merupakan salah satu PSK di gang Dolly. Keterlibatan wanita berkulit hitam manis tidak lain karena jeratan ekonomi. Diceritakan, untuk menutup hutangnya di kampung, Eva merantau ke Surabaya dengan menemui temannya yang berjanji memberikan pekerjaan. Ternyata, pekerjaannya wanita tunasusila. Evapun merasa terjebak dan tidak bisa berkelit. Profesiitu dilakoni selama 7 bulan. Hingga hutangnya di kampungnya Pekalongan sebesar Rp 12 juta lunas, Eve melarikan diri. Dibantu penjual kopi Jarwo Susanto yang akhirnya menikahinya. ”Sudahlah, itu masa lalu,” kata wanita ayang mengaku datang ke Dolly di tahun 2012.
Berbekal 3 kilogram, Eva dan suaminya berjibaku membuat tempe di kampungnya di tahun 2015. Dibantu LSM Gerakan Melukis Harapan, tempenya mulai jadi pembicaraan. Terlebih kemasannya juga dibuat menarik dikenal enak dan unik. Kedelai yang awalnya hanya 3 kilogram sehari, kini berkembang jadi 20 kilogram. Perbulan, setidaknya Eva bisa mengantongi uang Rp 10 juta dari hasil penjualan tempenya. Menariknya, pembuat tempe dari gang Dolly ini juga laris jadi pembicara di beberap akampus. Diantaranya Universitas Muhamadiyah Surabaya (UMS), ITS hingga di beberap Perguruan Tinggi di Semarang dan jawa Tengah. ”Memang sih, ada saja yang menawari kembali lagi ke dunia lama. Tapi, enggaklah. Kita mau menata masa depan,” tambahnya didampigni suaminya. (ita)