Sheryl Sheinafia Temukan Ritme Diri Lewat Lari Bersama Komunitas

puanpertiwi.com – Bagi sosok Sheryl Sheinafia, lari bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan ruang untuk berdialog dengan diri sendiri. Di tengah ritme hidup yang padat dan pikiran yang terus bekerja, lari menjadi cara sederhana untuk kembali seimbang—jujur pada tubuh, sekaligus memberi jeda bagi pikiran.

Sebagai seseorang yang mengaku over-thinker, Sheryl kerap merasa memiliki energi berlebih yang sulit disalurkan. “Kadang energinya banyak, tapi justru bikin susah tidur dan enggak benar-benar deep sleep,” ungkapnya. Dari situ, ia mulai mencari bentuk olahraga yang bukan hanya melelahkan secara fisik, tapi juga menenangkan secara mental.

Berbeda dengan olahraga tim yang pernah ia geluti sebelumnya, lari memberinya pengalaman yang lebih personal. Tidak ada lawan, tidak ada tim, hanya dirinya sendiri dan ritme langkah yang ia bangun. “Kalau lari itu kan kita berkompetisi sama diri sendiri—beating your last time,” ujarnya. Justru di situlah Sheryl menemukan kenyamanan.

Rutinitas lari juga perlahan membentuk pola hidup yang lebih teratur. Ia menjadi lebih peka terhadap tubuh, belajar mengatur energi, dan lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan secara menyeluruh. “Ada set of routine. Dampaknya kerasa ke keseharian, termasuk jadi lebih ingat buat tidur lebih awal,” katanya.

Pengalaman tersebut semakin terasa ketika Sheryl bergabung dalam Pre-Race Program menuju Planet Sports Run 2026, rangkaian latihan yang diinisiasi PUMA bersama komunitas lari. Di sana, Sheryl merasakan bahwa lari tidak harus dijalani sendirian. Kehadiran komunitas justru menjadi energi tambahan.

“Semangat Go Wild itu ngajarin aku kalau kita enggak harus sempurna. Yang penting berani jadi diri sendiri dan menikmati ritme masing-masing,” tutur Sheryl. Bersama pelari lain dari berbagai latar belakang, ia menemukan ruang aman untuk bergerak tanpa tekanan.

Bagi Sheryl, dukungan komunitas, suasana yang inklusif, serta perlengkapan yang nyaman membuat proses berlari terasa lebih menyenangkan dan berkelanjutan. Lebih dari sekadar persiapan menuju sebuah ajang lari, pengalaman ini menjadi perjalanan personal—tentang mengenal diri, mengelola energi, dan terus bergerak dengan cara yang paling jujur. ***

Post Comment