Wajah Baru SKYE: Transformasi Ikon Rooftop Jakarta

puanpertiwi.com – Di ketinggian lantai 56, SKYE kembali membuka pintunya setelah hampir satu tahun penuh menjalani renovasi total—sebuah fase transformasi paling ambisius sejak pertama berdiri pada 2012. Selama lebih dari satu dekade, SKYE dikenal sebagai salah satu ikon rooftop dining paling menonjol di Jakarta. Namun kini, ruang dan pengalamannya dirancang ulang untuk menjawab kebutuhan generasi yang berubah—yang datang bukan hanya untuk makan, tetapi untuk merasa terhubung.

“Dulu orang datang ke SKYE untuk merayakan momen besar. Sekarang kami ingin mereka datang setiap minggu, bahkan setiap hari, dan tetap merasa nyaman,” kata Anggun Melati, Senior VP Marketing Ismaya Group saat sesi press conference, Rabu, 10 Desember 2025.

Konsep kenyamanan ini menjadi fondasi utama rebranding SKYE. Ada pergeseran dari suasana ultra-glam yang eksklusif menjadi ruang premium yang lebih hidup, lebih hangat, dan lebih relatable. SKYE ingin menjadi tempat yang bukan hanya dikunjungi, tetapi ditinggali—ruang ketiga bagi mereka yang mengejar perpaduan cityscape, musik, dan kuliner berkualitas.

Hospitality yang “Deeply Human”

Di balik wajah baru SKYE, ada filosofi hospitalitas yang berlapis dan terstruktur. Diana Abbas, Direktur Operasional Ismaya Group, menyebut transformasi ini bukan sekadar estetika, tetapi perubahan cara berpikir.

“Excellence di SKYE tidak terjadi begitu saja. Ia harus didesain, dilatih, dan dilindungi—setiap hari,” tegas Diana.

Tim operasional membangun service choreography, sebuah sistem yang mempertimbangkan bagaimana tamu bergerak, bagaimana staf harus menyesuaikan bahasa tubuh, hingga bagaimana meja ditata agar setiap tamu mendapatkan layanan yang benar-benar personal.

Diana berbicara tentang tiga pilar yang kini menjadi roh layanan SKYE:

Elevated – tamu harus merasa lebih baik dari saat mereka datang.

Individualized – tamu tidak dianggap sebagai nomor meja, tetapi individu dengan preferensi unik.

Memorable – setiap kunjungan harus meninggalkan cerita.

Namun dengan harapan setinggi lanskap kota yang terlihat dari ketinggian 56 lantai, tantangan terbesarnya adalah konsistensi. “Begitu tamu keluar dari lift, ekspektasi mereka sudah tinggi. Lingkungan indoor, outdoor, bar—semuanya punya ritme dan gestur berbeda,” ujarnya. Untuk itu, setiap hari tim menjalani role play dan simulasi agar koreografi layanan tidak hanya dipahami, tetapi dihidupi.

Dapur Baru, Identitas Baru

Perubahan SKYE juga terwujud lewat menu yang sepenuhnya dikurasi ulang oleh Chef Adam Rizal. Berangkat dari filosofi simple-yet-premium, ia menciptakan menu yang tampak sederhana namun punya kedalaman rasa dan teknik yang presisi.

“Kami ingin memberi pengalaman baru. Jadi fokus kami adalah memberikan rasa yang familiar, tapi dengan kualitas premium dan sentuhan kontemporer,” jelasnya.

Chef Adam mengkombinasikan berbagai elemen:

Mulai dari Wagyu Margaret River dengan garis darah Jepang, Carabineros dari Spanyol, Ikan dry-aged dari Bali yang dikirim setiap 2–3 hari, sampai White dan black truffle sebagai seasonal highlight.

Yang paling menarik, sebagian besar steak dimasak menggunakan kayu rambutan—kayu tradisional Indonesia yang memberikan aroma smokey natural.

“Kami ingin back to basic. Sebelum ada induksi dan kompor modern, orang memasak dengan kayu. Kami ingin menghidupkan kembali itu, tapi dengan standar fine dining,” katanya.

Untuk area lounge, SKYE menghadirkan menu easy bites yang dirancang untuk menemani suasana santai, termasuk triple-cooked fries buatan sendiri dan adaan cheese tart—menghapus batas antara casual dan elevated dining.

Menggaet Generasi Baru Tanpa Kehilangan Jiwa Lama

Pertanyaan besar dalam rebranding ini adalah bagaimana SKYE, ikon sejak 2012, tetap relevan di 2025.

Menurut Anggun, jawabannya ada pada keseimbangan. “Kami ingin memberikan nuansa 2012—era house music yang memorable—tapi dikemas dengan sensitivitas dan estetika generasi hari ini.”

Tahun ini, SKYE membuka kembali operasionalnya melalui sebuah perayaan New Year bertema nostalgia 2012, menghadirkan DJ Miko dan Blanko, dua legenda house music Indonesia. Nostalgia dipadukan dengan wajah baru—menjadi simbol bahwa SKYE berkembang tanpa meninggalkan akar.

SKYE Babak Baru

Dengan interior yang lebih hangat, layanan yang deeply human, serta racikan menu yang menggabungkan tradisi dan premium craftsmanship, SKYE memasuki era baru sebagai destinasi rooftop dining yang tidak hanya indah untuk dilihat, tetapi bermakna untuk dialami.

SKYE bukan lagi sekadar tempat untuk merayakan momen besar. Ia menjadi tempat untuk membangun momen baru—setiap kunjungan, setiap minggu, setiap hari. ***

Post Comment