Ratu Belanda Sambangi Kampung Batik Laweyan, Rayakan Peran UMKM Perempuan dalam Inklusi Keuangan

puanpertiwi.com – Kampung Batik Laweyan di Solo menjadi saksi kehangatan pertemuan antara Ratu Belanda Máxima Zorreguieta dan para pelaku UMKM perempuan pada kunjungan resminya sebagai Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kesehatan Finansial (UNSGSA).

Dalam kunjungan tersebut, Ratu Máxima melihat langsung bagaimana pembiayaan dan pendampingan dari Amartha membantu para perempuan pelaku usaha memperluas langkah mereka—baik dalam menjaga warisan budaya maupun meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Suasana akrab tercipta saat Ratu Máxima berdialog dengan para pengusaha batik dan produsen jamu. Ia menilai model pembiayaan produktif Amartha telah memberi dampak besar bagi inklusi keuangan di tingkat akar rumput. Hingga kini, Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp35 triliun modal usaha kepada 3,3 juta UMKM perempuan di berbagai desa di Indonesia—sebuah kontribusi yang turut memperkuat perekonomian komunitas.

“Indonesia telah mencatat capaian luar biasa dalam kepemilikan rekening bank. Namun inklusi keuangan tidak berhenti di sana,” ujar Ratu Máxima. Ia menekankan pentingnya pendampingan agar layanan keuangan dapat benar-benar membantu masyarakat mewujudkan impian. Temuan kunjungan ini, lanjutnya, akan dibahas bersama otoritas dan perusahaan fintech seperti Amartha untuk merancang solusi yang lebih relevan.

Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, yang turut mendampingi kunjungan, menyebut momen ini sebagai penguatan penting bagi pemberdayaan UMKM perempuan. “Ketika perempuan mendapatkan akses modal, pendampingan, dan teknologi, mereka mampu mengembangkan usaha sekaligus menjaga warisan budaya,” tuturnya.

Salah satu momen paling hangat terjadi ketika Ratu Máxima mencoba membatik menggunakan canting bersama Ibu Eny Zaqiyah, pemilik Enza Batik. Ia membuat motif ‘Wahyu Tumurun’, simbol doa untuk kehidupan yang penuh berkah. Sembari membatik, Ibu Eny bercerita tentang bagaimana modal awal Rp5 juta dari Amartha sejak 2017 membantunya meningkatkan produksi hingga kini rutin mengikuti pameran di berbagai kota.

“Saya sangat bangga dikunjungi Ratu Máxima. Beliau sangat menghargai budaya lokal,” ujar Ibu Eny.

Ratu Máxima juga berbincang dengan Ibu Yuanita Komalasari—akrab disapa Puci—pengusaha jamu yang memanfaatkan pendanaan Amartha untuk menambah peralatan produksi. Usahanya kini berkembang dan membuka lapangan kerja di sekitar tempat tinggalnya. “Tak pernah terbayangkan bisa berbincang langsung dengan Ratu,” kata Puci, yang mengaku semakin percaya diri memasarkan produk jamunya.

Kunjungan ini, menurut Andi Taufan, menjadi harapan baru bagi tumbuhnya dukungan global terhadap UMKM perempuan Indonesia. “Semakin banyak perempuan yang berdaya, berkembang, dan mandiri, semakin kuat pula fondasi ekonomi bangsa,” ujarnya menutup rangkaian kunjungan bersejarah itu. ***

Post Comment