Merayakan Refleksi Lewat Ruang: Atreyu Moniaga Hadirkan Napas Baru di Art Jakarta 2025
puanpertiwi.com – Di tengah gemerlap Art Jakarta 2025, satu ruang tampil menonjol bukan karena kemegahannya, melainkan karena ketenangan yang dihadirkannya.
Seperti oase di tengah hiruk pikuk pameran, ruang ini mengajak pengunjung untuk berhenti sejenak, menarik napas, dan benar-benar merasakan seni dengan hati, bukan sekadar melihatnya dengan mata.
Dirancang oleh seniman visual Atreyu Moniaga bersama arsitek Marcello Decaran, VIP Lounge by DESIGN:JAKARTA persembahan CASA Indonesia menjadi refleksi dari bagaimana seni, desain, dan kehidupan dapat berpadu menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Mengusung konsep dualisme, ruang ini menampilkan dua zona dengan karakter yang berlawanan namun saling melengkapi, menghadirkan keseimbangan antara ketenangan dan dinamika.
Melalui permainan cahaya artifisial yang menciptakan ilusi siang hari di tengah ruangan, Atreyu menghadirkan suasana yang lembut namun hidup.
Setiap detail menjadi bagian dari narasi personal tentang refleksi, regenerasi, dan keintiman dalam berkarya.
Lewat karyanya ini, Atreyu mengajak pengunjung untuk menyadari bahwa seni bukan sekadar untuk dilihat, tetapi untuk dihayati, dirasakan, dan dihidupi.
“Keterlibatan saya di Art Jakarta 2025, khususnya lewat VIP Lounge, bukan semata tentang estetika. Bagi saya, ini adalah upaya untuk menghadirkan ruang di mana seni tidak hanya dilihat, tapi dirasakan,” kata Atreyu Moniaga.
“Ruang yang mengundang pengunjung untuk berhenti sejenak dan menikmati seni dengan cara yang lebih personal. Bersama Marcello, kami ingin menciptakan pengalaman yang meleburkan batas antara seni, ruang, dan kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.
Adapun tiga karya dari Atreyu Moniaga menjadi titik fokus area ini.
Lewat palet hijau dan kuning yang menenangkan, karyanya menegaskan dialog antara alam dan sentuhan manusia (artifisial), sekaligus menghadirkan keseimbangan antara keheningan dan energi.
Seperti oasis di tengah hiruk-pikuk pameran, lounge ini mengundang pengunjung untuk berhenti sejenak, merenungi harmoni antara seni dan ruang, antara manusia dan lingkungannya.
Selain proyek kolaboratif tersebut, Atreyu juga menampilkan empat karya terbarunya bersama Ota Fine Arts, galeri internasional yang menaungi seniman besar seperti Yayoi Kusama dan Christine Ay Tjoe.
Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan kariernya, menandai semakin kuatnya posisi Atreyu di kancah seni global.
Namun kontribusi Atreyu di dunia seni tidak berhenti pada karya pribadinya. Melalui Atreyu Moniaga Project (AMP), program inkubasi yang ia dirikan pada 2014.
Atreyu membangun ruang pembelajaran dan kolaborasi bagi seniman muda untuk berkembang dan menemukan arah artistik mereka.
Selama lebih dari satu dekade, AMP telah menjadi wadah bagi puluhan talenta muda di bidang ilustrasi dan fotografi.
Program ini menekankan pentingnya proses, empati, dan keberanian bereksperimen, nilai-nilai yang kini tercermin dalam perjalanan para alumninya.
Kehadiran sembilan orang alumni AMP dalam gelaran Art Jakarta 2025 ini menjadi cerminan bagaimana seni tumbuh melalui proses, pembelajaran, dan kolaborasi.
AMP hadir sebagai ruang yang mendorong seniman muda untuk menemukan arah dan bahasa visual mereka sendiri, sambil tetap menjunjung nilai empati dan kebersamaan dalam berkarya.
“Saya selalu percaya, kekuatan seni lahir dari keberanian dan empati. Untuk para alumni AMP dan seniman muda Indonesia, teruslah berkarya dengan hati yang jujur dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam. Bangunlah komunitas yang saling menguatkan, karena di situlah seni menemukan makna yang sesungguhnya,” tutup Atreyu Moniaga.
Art Jakarta 2025 berlangsung di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada 3-5 Oktober 2025.
Pameran seni kontemporer terbesar di Indonesia ini kembali menjadi panggung bagi seniman Asia untuk bereksperimen, berkolaborasi lintas disiplin, dan memperluas makna seni sebagai bagian dari kehidupan. ***
Post Comment
You must be logged in to post a comment.