Dari Panggung Komedi ke Balik Layar Film: Transformasi Karier Kristo Immanuel
puanpertiwi.com – Dikenal publik lewat kemampuannya menirukan suara berbagai tokoh dengan presisi yang nyaris sempurna, Kristo Immanuel kini melangkah ke babak baru yang tak kalah menantang: menyutradarai film layar lebar.
Perjalanannya penuh warna, dari kreator konten suara, yang kini duduk di kursi sutradara.
Mari mengenal lebih dekat sosok Kristo lewat jejak langkahnya di industri hiburan dan film.
Berawal dari Mimpi
Sejak kecil, Kristo Immanuel telah menemukan panggilannya dalam dunia film, bahkan Kristo telah membuat film pendek sejak SD!
Bakat dan hobi ini jadi batu loncatan awal kariernya sebagai kreator konten dan entertainer.
Batu loncatan itu demi mewujudkan mimpi besarnya: membuat film.
Masuk Dunia Film: The Big 4 & Gelar Aktor Pendatang Baru
Setelah kuliah jurusan Film & Televisi di Universitas Multimedia Nusantara, Kristo semakin serius berkarya.
la sempat menjadi asisten sutradara di Teka-Teki Tika (2021) hingga membintangi film The Big 4 karya Timo Tjahjanto dan membawa pulang penghargaan Pemain Pendatang Baru Terbaik di Piala Maya 2023.
Ia kembali terlibat menjadi co-director di Kaka Boss (2024), yang membuka wawasan lebih dalam tentang proses kreatif film.
Menulis dan Menjadi Sutradara Tinggal Meninggal (TingNing) yang Kristo Banget!
Kristo mendapatkan kesempatan untuk menulis dan menyutradarai Tinggal Meninggal sebagai debutnya setelah pitching cerita Tinggal Meninggal ke rumah produksi Imajinari pada tahun 2023.
Tinggal Meninggal lahir dari kisah yang sangat personal bagi Kristo Immanuel.
Berawal dari pertanyaan-pertanyaan tentang cara kerja masyarakat, Kristo kerap merenung: mengapa kita sering merasa harus memenuhi ekspektasi orang lain dalam bersosialisasi?
Sebagian cerita Ting Ning terinspirasi dari pengalamannya semasa sekolah, ketika ia tidak memiliki banyak teman.
Namun, saat harus pindah sekolah, justru perhatian dan kepedulian dari teman-teman itu datang.
Pengalaman-pengalaman ini membuat Tinggal Meninggal hadir bukan sekadar film komedi, melainkan sebuah refleksi personal sekaligus puncak dari mimpi Kristo menjadi sutradara.
“Bikin iri. Ini film pertama, tapi Kristo berhasil menumpahkan semua kepekaannya tentang rasa, ini tuh Kristo banget! Rasanya sinema bisa menjadi milik semua orang, bahkan milik anak muda,” ungkap sutradara Yandy Laurens.
Pembuktian Diri Bersama Pasangan
Proses kreatif film ini tak lepas dari peran Jessica Tjiu, istri Kristo, yang turut menulis dan menyutradarai.
Karakter utama Tinggal Meninggal, Gema (diperankan Omara Esteghlal), adalah hasil dari diskusi panjang keduanya.
Kristo kerap memuji kemampuan Jessica dalam berkomunikasi dan menjaga ritme kolaborasi, membuat film ini terasa organik dan hidup.
Film Debut dengan Pesan Penuh Cinta!
Bagi Kristo, Tinggal Meninggal adalah lebih dari sekadar hiburan.
“Film ini adalah surat cinta untuk teman-teman yang susah untuk bergaul, sering merasa awkward, dan sering dicap aneh oleh orang-orang sekitar,” ujarnya.
Lewat karakter Gema, ia ingin memanusiakan semua tipe manusia, terutama mereka yang sering terpinggirkan dalam interaksi sosial.
Ketika ditanya mengenai pesan apa yang Kristo ingin penonton dapatkan dari menonton Tinggal Meninggal, Kristo selalu mengutip kata-kata yang diambil dari produser Dipa Andika.
“Jangan lupa berbicara dengan diri sendiri, karena dengerin diri sendiri itu lebih penting dari dengerin orang lain,’ ujar Kristo.
Para penonton juga mengungkapkan bahwa film ini unik, membawa pesan yang tentu saja sangat universal.
Di satu sisi mewakili mereka yang merasa awkward di lingkungan sosial, di sisi lain mengajak orang lain untuk memahami orang-orang yang memang kesulitan dalam bergaul.
Banyak penonton yang terpukau dan memuji Kristo yang sanggup membawa cerita ini di film debutnya, salah satunya pasangan selebriti Indah Permatasari dan Arie Kriting.
“Filmnya sangat fresh dan bikin happy. Menurutku untuk film indonesia ini brilliant!” ujar Indah.
Sementara itu, Arie mengomentari dari berbagai sisi, dan menurutnya untuk sebuah karya debut film ini termasuk luar biasa.
“Komponen-komponennya, stylenya, pengambilan gambarnya, pendekatan aktingnya, menurutku baru banget. Untuk film Indonesia, untuk sutradara debut, bisa bikin seperti tadi loh. Damn! Harus nonton man!” ungkap Arie dengan antusias.
Aktor dan musisi Iqbaal Ramadhan juga turut memberikan supportnya kepada Kristo.
“Gue berharap banget semoga film Tinggal Meninggal banyak yang nonton, terutama teman-teman Gen-Z. Wah gue sih suka banget ya, menurut gue lucu banget!” papar Aktor dan musisi Iqbaal Ramadhan.
Kristo juga panen pujian dari filmmaker, salah satunya sutradara Wregas Bhanuteja.
“Saya bisa merasakan kecintaan Kristo terhadap storytelling, terhadap sinema dituangkan ke sini. Pengalaman tak terduga yang saya belum pernah rasakan sebelumnya,” ungkap Wregas.
Aktor Vino G. Bastian juga ikut memberikan pujian untuk film perdana Kristo.
“Debut penyutradaraan yang solid banget dari Kristo. Ga nyangka bagus banget, jenius banget!” jelas Vino G. Bastian.
Begitu juga stand up comedian Benidictus Siregar, yang mengungkapkan bahwa Tinggal Meninggal benar-benar lekat dengan sosok Kristo.
“Kalau yang kenal Kristo nonton ini, ini filmnya Kristo memang, otaknya Kristo dikeluarin di sini semua,” ujarnya.
Melengkapi pujian yang datang dari rekan-rekan filmmaker, aktor, dan stand up comedian, ada Mama Vonny Magdalena, orang tua Kristo yang tentu saja ikut bangga dan memuji langkah sang putra, yang kini resmi menjadi sutradara film panjang.
“Haru, bangga, cita-cita Kristo sejak kecil ingin menjadi sutradara sudah terwujud,” ungkap Mama Kristo.
Tinggal Meninggal kini tayang di seluruh bioskop Indonesia. Bagi yang ingin merasakan sensasi tertawa sekaligus tersentuh, ini adalah film yang tidak boleh dilewatkan.
Ikuti kisah gila dan hangatnya di layar lebar, dan dapatkan update terbaru seputar film ini di Instagram @imajinari dan @tingning.official.***
Post Comment
You must be logged in to post a comment.