Murid Penyandang Tunanetra Ganda dari Yayasan Rawinala Siap Memukau Penonton dalam Pertunjukan Musikal Cahaya Hati

puanpertiwi.com – Keterbatasan bukan menjadi penghalang bagi seseorang untuk berkarya. Hal tersebut yang coba disampaikan oleh Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala. Sebuah lembaga pendidikan bagi anak-anak disabilitas khususnya tunanetra ganda.

Tunanetra ganda adalah sebuah kondisi dimana penyandangnya memiliki dua atau lebih keterbatasan, utamanya pada indra penglihatan.

Lewat pagelaran musikal ‘Cahaya Hati’ yang akan digelar pada 22 Juli 2025, Yayasan Rawinala memberi ruang untuk para para siswa/i agar dapat menampilkan bakat mereka terutama dalam bidang musik.

Melibatkan 250 pemeran yang juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, musikal Cahaya Hati siap memukau 950 undangan yang akan menghadiri acara tersebut yang digelar di The Ballroom Djakarta Theatre.

Namun, perjalanan mereka tidak bisa ditempuh sendirian. Keterlibatan masyarakat dan lingkungan merupakan kekuatan untuk membantu mereka melangkah lebih jauh —melalui dukungan, kepedulian, dan tindakan nyata. Pergelaran musikal Cahaya Hati hadir sebagai ajakan bagi kita semua untuk bersama-sama menyalakan harapan bagi mereka.

Lewat gelaran musikal Cahaya Hati, Yayasan Rawinala juga mengajak berbagai pihak untuk turut terlibat dalam keberlangsungan Yayasan yang telah berdedikasi dalam pendidikan bagi anak-anak penyandang tunanetra ganda tersebut.

Acara tersebut sekaligus membuka penggalangan dana yang akan digunakan untuk kebutuhan Yayasan Rawinala, seperti membangun sekolah musik, mengembangkan sheltered workshop, serta pemberdayaan murid Rawinala sebagai bekal setelah lulus.

Ketua Yayasan Rawinala sekaligus Ketua Panitia Pelaksana Musikal Cahaya Hati menuturkan, “Kami percaya bahwa pendidikan inklusif adalah hak, bukan keistimewaan. Pagelaran Cahaya Hati adalah bentuk kepedulian nyata dari berbagai pihak yang ingin membantu anak-anak tunanetra ganda untuk memiliki masa depan yang lebih cerah. Musikal Cahaya Hati adalah tentang harapan, keberanian, dan kekuatan kita semua untuk berbuat baik.”

Musikal Cahaya Hati sendiri merupakan karya kreatif Poppy Hayono Isman dan Maya Djamhari Sirat, yang bukan hanya membuat pertunjukan seni, tetapi juga sebuah gerakan solidaritas.

“Melalui musik, lirik, kostum, dan narasi yang menyentuh hati.  Pergelaran ini akan menghadirkan para musisi, tokoh masyarakat, serta individu yang peduli terhadap pendidikan dan masa depan anak-anak tunanetra ganda,” ungkap Poppy Hayono dalam sesi press conference, Rabu, 16 Juli 2025 di Yayasan Rawinala, Jakarta Timur.

Dalam kesempatan yang sama, Budi Widiastuti Suharto, selaku Manajer Produksi Pergelaran Cahaya Hati menjelaskan, “Kami ingin menghadirkan pertunjukan yang tidak hanya memukau secara visual dan musikal, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang pentingnya solidaritas dan empati. Pergelaran ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam mewujudkan kepedulian terhadap anak-anak tunanetra ganda.”

Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala telah menjadi simbol harapan bagi mereka yang menghadapi tantangan dalam kehidupan. Dengan pendekatan holistik dan berbasis inklusi, Rawinala berkomitmen membuka peluang bagi anak-anak tunanetra ganda agar dapat berkembang secara optimal dan menjalani kehidupan yang lebih mandiri.

“Anak-anak dengan tunanetra  ganda membutuhkan lingkungan yang penuh kasih dan dukungan. Dengan perhatian dari masyarakat dan akses ke pendidikan yang tepat, mereka bisa berkembang secara optimal dan menjalani kehidupan yang lebih mandiri. Kepedulian kita sangat berarti bagi mereka,” ungkap Rini Prasetyaningsih, Pakar Multi Disable with Visual Impairment Yayasan Rawinala.

“Mari bersama-sama hadir, berkontribusi, dan menyebarkan berita bahwa masih banyak anak-anak yang berjuang di dalam kegelapan, dan kita memiliki kekuatan untuk menyalakan cahaya bagi mereka,” tutup Endang Hoyaranda. ***

 

 

Post Comment