Peran Brand dalam Menjaga Keberlanjutan Media Independen di Indonesia

puanpertiwi.com – Dalam beberapa waktu terakhir, industri media di Indonesia menghadapi tekanan yang semakin besar.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di berbagai organisasi berita menandai kondisi yang rapuh dari ekosistem informasi nasional.

Data dari Dewan Pers menyebutkan bahwa lebih dari 1.000 jurnalis terdampak PHK sepanjang 2023 hingga awal 2024-sebuah angka yang mencerminkan disrupsi besar dalam struktur pendanaan dan operasional media.

Namun, di tengah ketidakpastian ini, peran media dalam menjaga kualitas demokrasi dan keterbukaan informasi tetap tidak tergantikan.

Di sinilah pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk brand dan sektor swasta, dalam menjaga keberlanjutan media independen di Indonesia.

Survei Jurnalis: Tantangan dan Peluang di Tengah Disrupsi Digital

Sebuah survei yang dilakukan oleh Vero, agensi komunikasi strategis di Asia Tenggara, terhadap lebih dari 100 jurnalis dan editor dari berbagai wilayah Indonesia, mengungkapkan dinamika terkini di ruang redaksi.

Disrupsi digital dan perubahan perilaku audiens menjadi sorotan utama, dengan 44,1% responden menyebutnya sebagai tantangan paling mendesak.

Tren ini sejalan dengan semakin populernya konten video pendek, algoritma media sosial yang mendominasi konsumsi berita, serta menurunnya kepercayaan terhadap informasi digital.

Media konvensional dituntut untuk beradaptasi agar tetap relevan, namun dalam prosesnya mereka juga harus menghadapi kendala sumber daya dan tekanan bisnis.

Selain itu, 33,3% responden mengungkapkan kekhawatiran terhadap ketidakstabilan finansial sebagai faktor utama yang menghambat kinerja jurnalistik.

Banyak media harus melakukan pemangkasan anggaran, pengurangan tim editorial, hingga penutupan kantor biro di daerah.

“Situasi ini mendorong kita untuk melihat ekosistem media sebagai ruang publik yang perlu dilindungi. Media bukan hanya penyampai informasi, tetapi juga penjaga nilai-nilai demokrasi. Brand sebagai bagian dari masyarakat memiliki peluang untuk berperan lebih strategis dalam mendukung keberlangsungan media,” ujar Noviana, Media Relations Manager Vero di Indonesia.

la pun menambahkan, bagi brand, pertanyaannya kini bukan lagi sekadar bagaimana menjalin keterlibatan dengan media yang kredibel.

Lebih dari itu, mereka perlu mencari cara untuk tampil menonjol di ruang editorial yang semakin terbatas, terfragmentasi, dan kompetitif-di mana perhatian semakin sulit diraih dan kepercayaan menjadi aset yang paling berharga.

Brand sebagai Mitra Strategis: Kolaborasi, Bukan Intervensi

Salah satu temuan menarik dari survei ini adalah bahwa mayoritas jurnalis melihat kolaborasi dengan brand sebagai sesuatu yang positif.

Sebanyak 79.4% responden menyatakan bahwa brand dapat memberikan dampak konstruktif terhadap kualitas konten, terutama ketika mereka menyampaikan narasi yang otentik, relevan, dan memiliki nilai sosial.

Brand juga diharapkan untuk menghormati independensi jurnalistik. Sebanyak 30% jurnalis menyebut bahwa informasi dari brand perlu disampaikan secara akurat, faktual, dan bebas dari tekanan editorial.

Hubungan antara jurnalis dan brand sebaiknya dibangun atas dasar transparansi, saling menghormati, dan kepentingan publik.

“Permintaan untuk mengubah sudut pandang berita demi citra brand justru dapat merusak kepercayaan yang telah dibangun. Namun, jika brand bersedia memahami cara kerja redaksi, kolaborasi ini bisa memberikan nilai besar bagi kedua belah pihak,” tambah Noviana.

Kontribusi Nyata: Dukungan Finansial, Pelatihan, dan Apresiasi Jurnalis

Dalam menghadapi tantangan finansial, hampir separuh jurnalis dalam survei ini menyebut bahwa dukungan terhadap produksi konten dan sponsorship acara merupakan bentuk kontribusi paling nyata dari brand.

Dukungan semacam ini tidak hanya membantu dari sisi biaya operasional media, tetapi juga meningkatkan visibilitas dan posisi strategis brand di mata publik.

Lebih lanjut, investasi dalam pengembangan jurnalis seperti pelatihan, hibah inovasi, dan program penghargaan juga dinilai berdampak besar.

Hal ini memperlihatkan bahwa brand tidak hanya peduli pada eksposur, tetapi juga pada pemberdayaan insan media agar mereka mampu menghadapi tantangan baru dalam dunia jurnalisme.

Tidak hanya itu, mengapresiasi karya jurnalistik terbaik melalui penghargaan media juga dapat mendorong pelaporan yang berkualitas dan inovatif, sekaligus menegaskan pentingnya jurnalisme yang etis dan berdampak.

“Kami melihat banyak peluang untuk membangun kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan. Brand dapat menjadi bagian dari solusi untuk mendukung ekosistem media dengan berkontribusi lebih lanjut. Serta berperan sebagai mitra strategi yang memahami pentingnya menjaga integritas, independensi, dan kode etik jurnalisme secara berkelanjutan,” ujar Noviana.

Memberdayakan Jurnalisme adalah Memberdayakan Masyarakat

Dalam ekosistem komunikasi yang semakin kompleks, media yang independen, profesional, dan etis tetap menjadi pilar utama bagi brand untuk membangun reputasi, kredibilitas, dan kepercayaan.

Vero percaya bahwa membangun kolaborasi yang sehat antara media dan brand bukan hanya memberikan manfaat komunikasi, tetapi juga memperkuat fondasi masyarakat yang berdaya, terinformasi, dan kritis.

“Kami mendorong brand untuk melihat media bukan sebagai saluran distribusi semata, tetapi sebagai mitra strategis dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Agar kolaborasi antara media dan brand dapat tumbuh secara sehat, penting untuk membangun dialog yang jujur, menjunjung rasa saling menghormati, serta memahami tujuan dan nilai masing-masing. Ketika brand mendukung dan berinvestasi pada kekuatan jurnalisme, mereka turut menjaga keberlangsungan ekosistem tempat cerita, nilai, dan reputasi mereka sendiri dibentuk dan berkembang,” tutup Noviana.**

Post Comment

You May Have Missed