CultureEvent & Info

Gen Z In Action! Mahasiswa LSPR Institut Turut Lestarikan Budaya Betawi dengan RUNCING #Berbudaye DiCilincing

puanpertiwi.com – Salah satu tim mahasiswa di bawah naungan LSPR Institut melakukan kegiatan program non-thesis bertema RUNCING (Ruang Belajar Untuk Cilincing) #Berbudaye DiCilincing.

Berfokus pada tujuan SDG nomor 4: Pendidikan Berkualitas, kegiatan RUNCING #Berbudaye DiCilincing ini merujuk pada bentuk kegiatan pengajaran interaktif bersama SMPN 290 Marunda, Cilincing, di Museum Kebaharian Jakarta, Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara.

Adapun tujuan utama kegiatan RUNCING #Berbudaye DiCilincing ini, untuk mengajak siswa-siswi SMPN 290 Marunda, Cilincing, untuk lebih peduli terhadap pelestarian budaya Betawi.

Pengajaran ini dibagi menjadi 6 pos berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 11 Tahun 2017 tentang pelestarian ikon budaya Betawi.

Pos-pos pembelajaran ini akan dijalankan secara paralel, sehingga siswa-siswi akan merasakan pengalaman langsung di setiap posnya.

Pos ini dibagi menjadi: Tour Rumah Si Pitung, Tari Nandak & Silat, Demo Masak Betawi, Baju Adat Betawi, Alat Musik Betawi, dan Kerajinan Tangan Ondel-Ondel.

Foto: Salah satu kegiatan pos pembelajaran RUNCING #Berbudaye DiCilincing/ dok. istimewa.

Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan Jakarta Utara, dalam bentuk memberikan dukungan alat musik Betawi beserta guru pengajarnya yang dapat ditampilkan dalam pos pengajaran alat musik.

Foto: Salah satu kegiatan pos pembelajaran RUNCING #Berbudaye DiCilincing/ dok. istimewa.

Selain Dinas Kebudayaan Jakarta Utara, kegiatan RUNCING #Berbudaye DiCilincing ini juga mendapatkan dukungan dari Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Utara (Parekraf Jakut) dalam bentuk mengutus 2 pasang Abang None Jakarta Utara per harinya sebagai pengajar di pos Tari Nandak & Silat dan Baju Adat Betawi.

Foto: Salah satu kegiatan pos pembelajaran RUNCING #Berbudaye DiCilincing/ dok. istimewa.

Sebagai ketua program RUNCING, Thendrian Liunardi, menjelaskan nilai utama dari kegiatan ini yang tidak hanya berfokus pada edukasi, tetapi juga pelestarian situs budaya lokal.

“Runcing dengan konsep baru ini, yakni #Berbudaye DiCilincing untuk mengenalkan budaya Betawi, melalui siswa siswi SMPN 290. Lewat pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, kami ingin menunjukkan bahwa ada loh tempat wisata budaya Betawi di Cilincing dan belajar budaya itu bisa seru,” kata ketua program RUNCING, Thendrian Liunardi, dalam konferensi pers kegiatan RUNCING #Berbudaye DiCilincing, Rabu 23 April 2025, di Jakarta.

Thendrian juga mengatakan, kegiatan RUNCING #Berbudaye DiCilincing ini bisa menjadi ruang untuk memberikan pemahaman pada siswa siswi SMPN 290 tentang budaya yang ada di sekitarnya.

“Kegiatan ini juga bertujuan agar anak-anak bisa mengenal budaya mereka tinggal, salah satunya ada Rumah Si Pitung, dan mereka tahu budaya Si Pitung itu apa. Sehingga, saat mereka lulus mereka sudah tahu budaya tempat tinggal mereka itu apa, dan nantinya mereka dapat mengenalkan budaya Betawi, yaitu Rumah Si Pitung ini dengan bisa mengajak turis-turis ke depannya,” jalas Thendrian.

Pada kesempatan yang sama, Mitra RUNCING dan Kepala Sekolah dari SMPN 290 Marunda Cilincing, Devi menyatakan, bahwa turut merasa bangga, dan mendukung program RUNCING ini karena memang tidak ada mata pelajaran khusus untuk budaya Betawi.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta yang menaungi Situs Marunda Rumah Si Pitung.

Foto: Kegiatan RUNCING #Berbudaye DiCilincing/ dok. istimewa.

Sumardi, selaku Kasatpel Situs Marunda Rumah Si Pitung mengungkapkan, RUNCING tak hanya dari singkatan Ruang Belajar Untuk Cilincing, tapi juga memiliki makna tajam sesuai arti bahasa Indonesia yang diketahui selama ini.

“Tajam ini berarti bisa diambil dari kata-kata bahwa artinya ‘tepat sasaran’. Tajam itu bisa ujung pisau, bisa ujung anak panah, dan juga tajam tentang pemikiran, kira-kira seperti itu. Artinya, dari ketajaman itu, saya yakin punya visi dan misi tertentu untuk anak-anak didik khususnya SMPN 290 ini” ungkap Sumardi, selaku Kasatpel Situs Marunda Rumah Si Pitung.

Lebih lanjut Sumardi juga menyampaikan, bahwa Jakarta ini multibudaya, multietnis, dan multibahasa.

Menurutnya, selain budaya Betawi itu sendiri, yang berkembang di Jakarta itu juga ada seni-seni dan budaya dari seluruh Indonesia.

“Namun, khusus budaya Betawi ini menjadi kebanggaan warga Jakarta. Apapun yang terjadi, budaya Betawi ini tidak boleh ketinggalan dari budaya-budaya yang berkembang lainnya di Jakarta,” jelas Sumardi.

Hal senada disampaikan oleh Saleisya, perwakilan dari Abang None Jakarta Utara, yang menekankan peran penting generasi muda dalam melestarikan budaya.

“Karena sudah banyaknya budaya asing yang masuk, kita harus lebih gencar lagi terutama yang bergerak di duta pariwisata untuk memperkenalkan kepada generasi-generasi selanjutnya, tentang budaya Betawi, agar terus lestari di masa depan,” papar Saleisya.

Sementara dari sisi praktisi budaya, Syafei selaku pengrajin ondel-ondel dan juga pengajar di pos Kerajinan Tangan Ondel-Ondel, turut mengapresiasi antusiasme peserta dan keseriusan panitia dalam menghadirkan kegiatan yang berdampak.

“Kegiatan RUNCING ini sangat positif ya bersama LSPR, anak-anak pun sangat antusias untuk belajar, dan teman-teman panitia pun sangat luar biasa, mereka begitu apik menata acara biar lebih hidup,” jelas Syafei.

Selain mengadakan kegiatan mengajar, RUNCING juga meluncurkan e-book mengenai pengenalan Budaya Betawi.

Materi e-book ini menggunakan booklet Abang None Jakarta Utara 2024 sebagai referensi.

E-book ini bisa diakses melalui QR Code yang nanti akan ditempelkan di Situs Marunda Rumah Si Pitung dan di SMPN 290.

Sebelumnya, RUNCING telah mengadakan kegiatan sosial berupa program mengajar interaktif di Cilincing, Jakarta Utara, khususnya di Kampung Baru Nelayan, dengan menggandeng sekolah informal, Sekolah Di Utara.

Main event kali ini, RUNCING kembali menghadirkan kegiatan serupa dengan mengusung topik baru, yaitu pelestarian budaya Betawi, dan berkolaborasi dengan sekolah formal SMPN 290 Marunda, Cilincing.

Main event RUNCING dijadwalkan berlangsung pada 23-24 April 2025 di salah satu tempat wisata budaya Betawi, yakni Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta, Situs Marunda Rumah Si Pitung.

Pada pre-event kemarin (12/04/2025) RUNCING telah mengadakan kegiatan walking tour yang dibuka untuk publik dalam rangka untuk mengajak masyarakat mengenal lebih dalam mengenai budaya Betawi, serta merekrut volunteer atau relawan untuk menjadi bagian dari panitia acara RUNCING #Berbudaye DiCilincing ini.

Sebagai program non-thesis oleh mahasiswa LSPR Institute, RUNCING menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga menjadi bukti aksi nyata kaum Gen Z untuk memberikan dampak positif masyarakat dalam melestarikan budaya lokal.

Diharapkan, dengan adanya kegiatan RUNCING #Berbudaye DiCilincing ini, bisa menjadi jembatan untuk meningkatkan sistem pendidikan formal dalam melestarikan budaya Betawi yang semakin tergerus akibat derasnya arus globalisasi dan modernisasi.**

 

 

 

 

Tags : featured

Leave a Response