Event & Info

Galeri Indonesia Kaya Hadirkan Pementasan Parodi Launching Buku Puisi Melepas Kepergian, Kisah Mahasiswa Bergulat dalam Kenangan

puanpertiwi.com – Penulis Felix K. Nesi, sastrawan asal Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur berkolaborasi dengan Galeri Indonesia Kaya mempersembahkan pertunjukan berjudul Launching Buku Puisi ‘Melepas Kepergian’ Karya Raka Sulistyo Bintang.

Peluncuran Buku Puisi ‘Melepas Kepergian’ Karya Raka Sulistyo Bintang ini dikemas dengan pertunjukan parodi yang berlangsung di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Sabtu, 1 Februari 2025.

Felix mengungkapkan, dirinya terinspirasi karakter Raka dalam realita kehidupan yang sering terjadi.

Felix juga menambahkan, ia harus mampu melibatkan dirinya dalam perspektif tokoh yang digambarkan untuk bisa dijadikan sebuah tulisan yang menarik.

“Kita tahu kehidupan dia sehari-hari kira-kira seperti apa. Dia makan apa setiap hari, dia ngutang, dia kuliahnya nggak jelas, terus dia patah hati. Kira-kira dia kalau dia menulis puisi itu kira-kira seperti apa. Jadi, sambil siapkan naskah puisinya, kita sambil membayangkan ada tokoh itu pada seorang Raka,” ujar Felix.

Raka Sulistyo Bintang merupakan tokoh fiktif yang diadaptasi dari naskah drama musikal Memeluk Mimpi-Mimpi karya Felix K. Nesi yang ditulis tahun 2024 dan dipentaskan oleh Titimangsa di Teater Besar Taman Ismail Marzuki.

Raka, yang diperankan oleh Daffa Wardhana ini menulis buku puisi sebagai refleksinya atas perjalanannya sebagai mahasiswa, juga usahanya untuk melepaskan kekasihnya semasa kuliah.

Setiap bait dalam buku ini menjadi jendela menuju dunia batin Raka yang bergulat dengan kenangan, harapan, dan perasaan yang tak selalu mudah diungkapkan.

Foto: Raka membaca puisi, yang diperankan oleh Daffa Wardhana/ Galeri Indonesia Kaya.

Lewat rangkaian puisi yang sarat emosi, pembaca diajak merasakan gejolak perasaan seorang pemuda yang mencoba memahami arti kepergian dan bagaimana kenangan tetap bertahan di antara lembaran waktu.

Kata-kata yang ia tuliskan bukan sekadar rangkaian diksi indah, tetapi cerminan dari perjalanan hidup yang penuh refleksi-tentang kehilangan yang tak terelakkan, tentang cinta yang mendewasakan, dan tentang pencarian makna di tengah perubahan.

Melalui lirisisme yang jujur dan menyentuh, buku ini tidak hanya menjadi kumpulan puisi, tetapi juga sebuah perjalanan batin yang dapat dirasakan oleh siapa saja yang pernah mengalami pahit-manisnya perpisahan.

Peluncuran dan diskusi buku yang juga dipandu seorang kritikus sastra ini juga dihadiri tokoh-tokoh akademis dan sahabat-sahabat Raka, antara lain penyair senior Indonesia, Hiatu Gaharu (diperankan oleh Wawan Sofwan), Dosen Psikologi Sastra, Dr. Mira Irawan, Ph.D (diperankan oleh Olga Lydia), dan Sekar Prameswari (diperankan oleh Claresta Taufan) sebagai moderator.

Peluncuran buku ini dipandu oleh Fajar Baskara (diperankan oleh Kubil) dan Rena Putri (diperankan oleh Mawar de Jongh).

Foto: Larasati Jingga yang membaca puisi Raka, diperankan oleh Sherina Munaf/ Galeri Indonesia Kaya.

Tak ketinggalan kehadiran Larasati Jingga (diperankan oleh Sherina Munaf) dan Agung Irawan (diperankan oleh Danu Kusuma).

Di dalam pertunjukan ini, penonton bisa menikmati puisi-puisi seorang yang patah hati, melihat bagaimana publik sastra berdiskusi tentang inspirasi yang melahirkan sebuah karya.

Felix mengungkapan rasa bahagianya telah diberikan kesempatan untuk menampilkan karyanya kepada para penikmat seni dan menunjukkan bagaimana puisi dan seni pertunjukan dapat saling terikat dalam merayakan kelahiran sebuah karya.

Menurutnya, setiap puisi adalah perjalanan menuju penerimaan, dari stasiun yang penuh penantian, hujan yang membawa bayang-bayang, hingga pintu yang terbuka untuk awal yang baru.

“Meskipun Raka Sulistyo Bintang ini adalah tokoh fiksi yang saya tulis, namun buku puisi ini juga dapat dimiliki dengan sistem pre-order sehingga dapat menjawab pertanyaan seputar bagaimana cara kita menghadapi kehilangan,” jelas Felix.

Sementara, Daffa Wardhana yang memerankan Raka mengatakan, pementasan launching buku puisi ‘Melepas Kepergian’ yang digagas oleh Project Puri Sembilan dari sebuah parodi Sastra Indonesia ini sangat menarik.

Daffa mengungkapkan, dengan konsep pertunjukan parodi dalam sebuah peluncuran buku itu bisa membuat banyak orang lebih terhibur dan membuat antusias untuk mengetahui isi karya buku tersebut.

“Alhamdulillah tadi banyak feedback-nya banyak terhibur, jadi kita senang banget,” kata Daffa.

Menurutnya, dengan adanya pementasan ini, bisa lebih menginspirasi para pecinta seni untuk bisa lebih memajukan karya peluncuran buku dengan pertunjukan seni yang menarik.

“Dengan adanya pertunjukan ini, pastinya semakin terinspirasi untuk ke depannya akan ada acara seperti ini lagi dalam sebuah peluncuran buku,” ungkapnya.

Sementara itu, Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya mengatakan, pementasan Launching Buku Puisi ‘Melepas Kepergian’ Karya Raka Sulistyo Bintang ini bukan sekadar pertunjukan.

Tetapi, menurut Renitasari, pertunjukan ini merupakan ajakan bagi generasi muda untuk merasakan, memahami, dan mencintai keindahan kata sekaligus sebuah perayaan bagaimana sastra dapat menjadi medium untuk memahami perasaan dan pengalaman manusia.

“Semoga pementasan ini menjadi nyala kecil yang menumbuhkan cinta terhadap sastra di hati generasi muda dan menginspirasi lebih banyak para penikmat seni,” ungkap Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.

Untuk diketahui, Project Puri Sembilan adalah sebuah rumah kreatif yang berfokus pada pengembangan naskah dan ide-ide seni, mencakup pertunjukan panggung, dokumenter, film, hingga penulisan biografi.

Sebagai komunitas yang mewadahi para seniman dan penulis, Project Puri Sembilan berkomitmen untuk menghadirkan karya-karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan ruang refleksi bagi masyarakat.

Dengan pendekatan kolaboratif, komunitas ini terus mendorong lahirnya proyek-proyek kreatif yang menggabungkan sastra, teater, dan media digital, sehingga menciptakan pengalaman seni yang segar, mendalam, dan relevan bagi berbagai kalangan, khususnya generasi muda.**

Tags : featured

Leave a Response