Sukses Jadi Malin Kundang di Drama Musikal, Nino Prabowo Berharap Tidak Terjadi Dalam Dunia Nyata: Maafkan dan Saling Komunikasi
puan pertiwi.com – Para penikmat seni kembali dihibur melalui drama musikal Malin Kundang yang diperankan oleh Nino Prabowo, Sabtu 21 September 2024, di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Jakarta.
Drama musikal Malin Kundang yang diperankan Nino Prabowo menyajikan kisah klasik tentang ambisi yang membutakan.
Setelah meraih kesuksesan di perantauan, Malin Kundang enggan mengakui asal-usulnya.
Alih-alih berperan sebagai anak durhaka kepada sang ibu, Nino Prabowo, selaku pemeran Malin Kundang mengingatkan pada masyarakat Indonesia tentang arti pentingnya berbakti kepada orang tua.
“Semoga pertunjukan pada hari ini dapat mengingatkan kita akan pentingnya berbakti kepada orang tua serta melalui kisah ini juga dapat membuat kita merenungkan makna dari kasih sayang dan pengorbanan,” ucap Nino Prabowo, pemeran Malin Kundang saat jumpa pers, Sabtu 21 September 2024, di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Jakarta.
Terlebih pada kaum milenial, Nino berharap perkembangan digital di era modern saat ini tidak melupakan kasih sayang terhadap orang tua.
“Jangan lupa kita hidup di dunia nyata, karena yang sering kita lupa itu, seperti kita punya waktu 24 jam yang tidak banyak waktunya sebetulnya, tapi lebih dari lima puluh persen kita hidup dalam dunia maya, dari kecil sudah dikenali hal itu, sampai akhirnya kita lupa di dunia nyatanya ada yang namanya rasa kasih, belas kasih, empati, simpati,” ucap Nino.
Nino juga menambahkan, meski dalam kehidupan nyata memang diakui sempat merasa kecewa terhadap orang tuanya, namun ia selalu berusaha untuk bisa mengendalikan semua kekecewaannya.
“Kecewa itu wajar, karena orang tua kita juga manusia, mereka juga punya luka dari masa lalunya. Tapi, kalau kita tidak bisa stop sendiri, mau sampai kapan rantai itu tetap ada,” kata Nino.
“Orang tuaku manusia juga tidak sempurna, mereka punya luka di masa lalu maka pahamilah, maafkanlah dan saling komunikasi. Seperti Malin Kundang dan ibunya kan ga ada komunikasi karena belum ada video call,” lanjut Nino sembari tertawa menceritakan kehidupan nyatanya jangan sampai seperti Malin Kundang yang diperankannya saat ini.
Selain Nino Prabowo yang berperan sebagai Malin Kundang, pertunjukan ini juga menghadirkan para pemain drama musikal Indonesia lainnya. Antara lain, Nisa Haryanti sebagai Nur istri Malin Kundang, Ade Rianom sebagai Mande Rubiyah ibu Malin Kundang dan Group Tari Helda.
Kemampuan akting para pemain Nino Prabowo, Nisa Haryanti, Ade Rianom, dan Group Tari Helda yang memukau sukses menghidupkan karakter-karakter dalam cerita Malin Kundang dan berhasil membawa penonton kembali bernostalgia pada cerita zaman dahulu.
Sementara, pertunjukan Malin Kundang ini merupakan persembahan BOOW Live yang disutradarai oleh Rama Suprapto dan penata musik oleh Dian Hp.
BOOW Live sendiri merupakan pioner dalam industri hiburan digital dalam menghadirkan pengalaman bagi para penggemar musik dan pertunjukan melalui live streaming yang berkualitas.
Selama empat tahun terakhir BOOW Live telah menjadi tuan rumah dan wadah bagi lebih dari 100 komunitas seni di Indonesia, yang tidak hanya memperkaya ekosistem seni di Indonesia tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi para pelaku seni.
Pertunjukan hari ini dibagi kedalam dua sesi yaitu pukul 15.00 WIB dan 19.00 WIB di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.
Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya mengungkapkan, kisah Malin Kundang tentu sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Di mana ini merupakan sebuah kisah klasik yang sudah diceritakan turun temurun ini, telah mewarnai cerita rakyat anak Indonesia.
“Bersama BOOW Live, kami menghadirkan berbagai cerita rakyat dalam #MusikalDiRumahAja format online yang dimulai sejak masa pandemi beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu, lagu-lagu dalam episode Malin Kundang ini sempat viral di sosial media, dan hari ini kami menghadirkan kisah ini di panggung pertunjukan di Auditorium Galeri Indonesia Kaya,” kata Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
Renita berharap, hadirnya pertunjukan kisah Malin Kundang ini tidak hanya menghibur tetapi juga menginspirasi penonton untuk memaknai kasih sayang, pengorbanan dan karma.
Mengangkat tema musikal, cerita rakyat Sumatera Barat, bertajuk Malin Kundang ini dikemas secara kontemporer melalui musik dan tari dengan cara yang baru melalui gabungan akting, tari, vokal dengan penari sebagai alur dalam pertunjukan.
Selama kurang lebih 60 menit, penikmat seni dimanjakan dengan pertunjukan yang kaya akan visual dan musik yang memukau dari para pemain dan penari.
Penikmat seni diajak menyelami kisah klasik Maling Kundang yang bercerita tentang anak yang durhaka kepada orang tua.
Setelah meninggalkan ibunya di desa untuk merantau, Malin Kundang kembali sebagai saudagar kaya dengan harta berlimpah, dan juga telah berhasil memperistri seorang gadis dari keluarga terhormat.
Saat sang ibu ingin bertemu dengan Malin, ia menolak mengakui bahwa perempuan tua dan renta adalah ibunya dan bahkan mengusirnya dengan kejam.
Seketika, doa ibu yang geram didengar dan membawa bencana kepada sang anak durhaka yang dikutuk oleh sang ibu menjadi sebuah batu.**