Talenta Perempuan Indonesia Melesat di Era Digitalisasi dan Kecerdasan Buatan
puanpertiwi.com – Di tengah derasnya arus perkembangan teknologi, gelombang baru mulai terasa: perempuan Indonesia semakin mantap melangkah ke panggung inovasi. Momen itu terlihat jelas di Demo Day Perempuan Inovasi 2025, ajang puncak yang mempertemukan pembelajaran, karya digital, dan keberanian para peserta untuk menunjukkan potensi mereka di dunia STEM dan kecerdasan buatan.
Mengusung tema “Kekuatan Perempuan dalam Transformasi Profesi di Era AI”, program ini tidak sekadar menjadi ruang belajar, tetapi juga jembatan yang menghubungkan perempuan dengan masa depan industri digital yang terus berkembang. Kolaborasi lintas sektor—mulai dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi hingga industri seperti Astra, IBM SkillsBuild, HP Indonesia, L’Oréal Fund for Women, dan Shiseido Indonesia—menguatkan pesan bahwa perempuan memiliki posisi strategis dalam memimpin perubahan.
Di balik peluang 90 juta pekerjaan baru yang dibuka oleh AI, kenyataan bahwa partisipasi perempuan Indonesia di STEM masih berada di angka 8% menjadi pengingat bahwa kesenjangan itu nyata. Namun lewat program seperti Perempuan Inovasi, jurang tersebut perlahan dipersempit. Peserta tidak hanya belajar teknologi, tetapi diajak memahami bagaimana inovasi yang mereka buat bisa menyentuh isu sosial, gender, hingga keberlanjutan.
“Ketika perempuan diberi akses, mereka bukan hanya menjadi talenta digital yang kompetitif, tetapi juga pemimpin yang memastikan teknologi berkembang secara etis dan inklusif,” ujar Amanda Simandjuntak, Co-founder & CEO Markoding. Ia melihat langsung bagaimana keberanian peserta tumbuh seiring bimbingan, mentoring, dan komunitas yang saling menguatkan.
Semangat itu juga ditegaskan oleh Dian Sastrowardoyo, Founder Yayasan Dian Sastrowardoyo. Di panggung diskusi Demo Day, ia mengingatkan bahwa perempuan memiliki cara pandang yang khas—empati, kepekaan sosial, dan perspektif yang lebih luas—yang justru dibutuhkan di tengah disrupsi AI. “Perempuan harus menjadi navigator perubahan, berani belajar hal baru, dan memastikan masa depan digital dibangun secara inklusif,” ungkapnya.

Pada tahun ini, enam kelompok finalis dari jalur Full Stack Web Development dan UI/UX Design memperlihatkan bagaimana ide sederhana dapat tumbuh menjadi solusi digital yang relevan, mulai dari isu perempuan hingga problem sosial yang lebih luas. Hasil karya mereka dinilai langsung oleh perwakilan industri seperti Astra, HP Indonesia, Markoding, Yayasan Dian Sastrowardoyo, hingga Magnifique Indonesia.
Acara lalu ditutup dengan penghargaan bagi para pemenang—seremonial kecil namun bermakna besar, karena di balik setiap nama yang disebut ada perjalanan panjang dari rasa ingin tahu hingga pencapaian.
Dr. Laksmi Dewi dari Kemendikdasmen RI menegaskan pentingnya pendidikan vokasi dalam membentuk generasi perempuan yang siap memimpin. “Dengan pembelajaran aplikatif berbasis proyek, perempuan tidak hanya menguasai keterampilan digital, tetapi juga kemampuan berpikir kritis dan beradaptasi,” ujarnya. Pernyataan itu diperkuat oleh Rina Suryani dari IBM Indonesia yang menyoroti pentingnya pendekatan human-centered dalam ekosistem AI—sebuah nilai yang secara alami dibawa oleh banyak perempuan.
Di balik program ini berdiri tiga organisasi: Markoding, Yayasan Dian Sastrowardoyo, dan Magnifique Indonesia—bersama komitmen untuk menggali dan mengangkat potensi perempuan Indonesia. Tahun 2025 menjadi tonggak penting karena 40 perempuan terpilih berhasil mendapatkan Beasiswa Perempuan Inovasi, berkat dukungan Astra, L’Oréal Fund for Women, HP Indonesia, IBM SkillsBuild, dan Shiseido.
Pada akhirnya, Demo Day bukan hanya penutup program, tetapi awal perjalanan baru. Sebuah pengingat bahwa ketika perempuan bergerak maju dalam teknologi, Indonesia pun ikut melangkah lebih jauh. ***



Post Comment
You must be logged in to post a comment.