Saat Sebuah Biskuit Jadi Jembatan Mimipi: Kisah Program OREO ‘Berbagi Serunya Berilmu’

puanpertiwi.com – Di banyak sudut Indonesia, tawa anak-anak sering kali menjadi penanda harapan. Namun bagi sebagian dari mereka, khususnya anak yatim piatu, harapan itu tak selalu mudah diraih.

Kesempatan belajar yang setara, suasana kelas yang menyenangkan, hingga akses pada alat bantu pembelajaran, masih menjadi impian yang belum sepenuhnya merata.

Melihat kenyataan itu, OREO mengawali 2025 dengan sebuah misi sederhana namun penuh makna: menghadirkan keceriaan yang bukan hanya terasa di lidah, tetapi juga di ruang belajar anak-anak Indonesia.

Inisiatif tersebut diwujudkan melalui program “OREO Berbagi Serunya Berilmu”, sebuah gerakan berbagi yang menyisihkan 2,5% keuntungan penjualan OREO untuk mendukung pendidikan anak yatim piatu di berbagai daerah.

Sejak diluncurkan pada Maret 2025, program ini telah menjangkau lebih dari 1.500 anak—bukan hanya melalui donasi, tetapi melalui momen-momen belajar yang dibuat lebih seru dan relevan dengan dunia anak.

Belajar yang Seru, Spirit OREO yang Autentik

Bagi OREO, keceriaan bukan sekadar persona brand, melainkan prinsip yang diterjemahkan ke dalam gerakan nyata. Anggya Kumala, Marketing Director Mondelez Indonesia, menjelaskan bahwa OREO ingin menghadirkan suasana belajar yang “seru dan menyenangkan”—nilai yang konsisten dengan karakter brand.

Selain alat tulis, tas sekolah, dan laptop, OREO menghadirkan alat bantu “playful learning” hasil kolaborasi dengan Surya Institute—pendekatan yang memperkuat pesan bahwa belajar dapat menjadi joyful, bukan sekadar tugas berat yang harus diselesaikan.

“Ketika anak menikmati proses belajarnya, momen itu menjadi jembatan untuk memupuk rasa ingin tahu dan keberanian,” ujar Anggya. Di balik pernyataan ini, terlihat bagaimana OREO memosisikan diri bukan hanya sebagai camilan favorit keluarga, tetapi sebagai penggerak momen kebersamaan yang bermakna.

Respons Hangat dari Pemerintah dan Para Mitra

Komitmen OREO juga mendapat apresiasi dari pemerintah. Vivi Andriani, S.T., M.Sc., Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemendikdasmen, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan fokus pemerintah dalam memenuhi hak dasar pendidikan bagi semua anak.

Ia menilai playful learning bukan sekadar alat, melainkan pendekatan yang mempercepat pemahaman materi serta menumbuhkan motivasi belajar—sesuai dengan arah transformasi pendidikan nasional.

Tak hanya itu, kolaborasi OREO kini semakin luas. Setelah menjangkau Banda Aceh hingga Flores bersama SOS Children’s Villages, OREO menggandeng Kitabisa.org dan Sahabat Yatim, memperluas jangkauan hingga ke lebih dari 1.000 anak di Banten, Sumatera, Jawa, hingga Yogyakarta.

Marisa Thara Wardhani dari Kitabisa.org menekankan bahwa program ini bukan sekadar donasi. “Ketika proses belajar dibuat menyenangkan, kita sesungguhnya sedang menanamkan keberanian pada anak-anak untuk bermimpi lebih tinggi,” ungkapnya.

Sementara itu, Muhammad Umar Wirayuda dari Sahabat Yatim menyampaikan betapa perhatian kecil yang konsisten mampu menghadirkan kepercayaan diri.

“Program ini membawa bukan hanya alat bantu belajar, tetapi pesan bahwa mereka tidak berjalan sendiri,” ujarnya.

Respons Cepat untuk Bencana dan Komunitas

Di tengah pelaksanaannya, OREO menunjukkan kepedulian terhadap bencana di Sumatera dengan menyalurkan produk makanan dan bantuan lainnya. Sentuhan kemanusiaan ini memperkuat esensi program: bahwa berbagi keceriaan perlu terus digerakkan, terutama di saat yang paling dibutuhkan.

Tiga Dekade Hadir, Satu Komitmen yang Sama: Menciptakan Momen Kebersamaan. Lebih dari 30 tahun hadir di Indonesia, OREO terus membawa semangat “kebersamaan yang seru”. Program ini menjadi bentuk nyata bahwa momen kebersamaan tidak hanya tercipta di meja makan, tetapi juga di kelas, ruang belajar, dan masa depan anak-anak yang terbantu.

Anggya menutup dengan pesan yang melampaui sekadar program CSR: “Mendukung pendidikan, terutama anak yatim piatu, adalah investasi untuk generasi Indonesia yang lebih kuat. Dan setiap konsumen OREO ikut menjadi bagian dari perjalanan ini.”

Dengan langkah konsisten dan pendekatan yang kreatif, OREO tak hanya menghadirkan keceriaan melalui biskuitnya, tetapi juga melalui harapan dan keberanian yang tumbuh di diri anak-anak Indonesia. Sebuah wujud bahwa kebaikan, ketika dilakukan dengan hati, bisa terasa selezat momen memutar-lick-celup yang mempersatukan banyak keluarga. ***

Post Comment