Kesehatan Intim Bukan Lagi Isu Tersembunyi: Solusi Terpadu Hadir di Elysium Clinic
puanpertiwi.com – Di tengah kemajuan layanan kesehatan modern, ada satu aspek yang masih berjalan dalam bayang-bayang: kesehatan intim. Meski menjadi bagian dasar dari kesejahteraan fisik, mental, dan hubungan interpersonal, isu ini sering terhalang stigma, rasa malu, dan minimnya fasilitas khusus.
Kondisi inilah yang mendorong lahirnya Elysium Clinic di Pakubuwono, Jakarta Selatan—sebuah pusat layanan kesehatan intim terintegrasi pertama di Indonesia yang mencoba menjawab kebutuhan yang selama ini tak disuarakan.
Krisis Sunyi yang Dirasakan Banyak Orang, Tapi Jarang Diceritakan

Di balik kehidupan urban yang modern dan terbuka, banyak masyarakat Indonesia mengalami gangguan kesehatan intim yang berlarut-larut tanpa penanganan medis. Disfungsi ereksi, ejakulasi dini, penurunan libido, gangguan kesuburan, inkontinensia urine pada perempuan, hingga nyeri saat berhubungan intim—semuanya terjadi dalam angka yang tidak kecil.
Namun, mayoritas kasus tidak pernah sampai ke pintu fasilitas kesehatan.
“Ini adalah silent epidemic—karena orang memilih memendam, bukan mencari pertolongan,” jelas dr. Dimas Tri Prasetyo, SpU, MRes, dokter spesialis bedah urologi sekaligus pendiri Elysium Clinic.
“Padahal kesehatan intim sama pentingnya dengan jantung, paru-paru, atau kesehatan mental. Dampaknya bisa sistemik,” sambungnya saat pressconference di Elysium Clinic pada Selasa, 8 Desember 2025.
Data ilmiah menguatkan pernyataan itu. Prevalensi disfungsi ereksi pada pria Indonesia mencapai 35,6%, angka yang selaras dengan temuan internasional bahwa separuh pria usia 40–70 tahun mengalaminya. Pada perempuan, angka gangguan seksual mencapai 40–45%, dan seperempat hingga hampir setengahnya mengalami inkontinensia urine—kondisi yang kerap dianggap bagian normal dari penuaan atau pasca melahirkan, padahal dapat diperbaiki secara medis.
Kondisi ini bukan hanya masalah fisik. Studi Asia Tenggara menemukan bahwa pria dengan DE memiliki risiko 2–3 kali lebih tinggi mengalami kecemasan dan rasa rendah diri. Sementara perempuan dengan gangguan intim kerap melaporkan menurunnya kualitas hidup, berpengaruh pada hubungan dengan pasangan, dan menurunkan kepercayaan diri secara signifikan.
Menghubungkan Sains, Teknologi, dan Privasi dalam Satu Klinik

Kebutuhan besar akan solusi kesehatan intim sulit terpenuhi karena layanan serupa masih fragmentaris, sering kali tidak komprehensif, dan tidak selalu menjaga privasi pasien. Elysium Clinic mencoba merespons kekosongan itu dengan menghadirkan model layanan yang jarang ditemui: satu klinik dengan seluruh spektrum perawatan intim untuk pria dan wanita, dari medis hingga teknologi.
Pasien dapat mengakses layanan urologi, terapi hormon, fertilitas pria, penanganan ukuran alat vital, teknologi shockwave dan radiofrequency untuk förbai fungsi intim, hingga akupunktur medis sebagai pendukung keseimbangan hormon dan pengurangan stres. Pendekatan integratif ini penting karena kesehatan intim tidak berdiri sendiri—faktor hormonal, psikologis, hingga kebiasaan hidup saling memengaruhi.
Selama soft opening, Elysium menerima pasien dari berbagai kota. Keluhan yang muncul mencerminkan realitas masyarakat: penis yang dianggap kurang ideal memengaruhi rasa percaya diri, testosteron rendah memicu kelelahan berkepanjangan, perempuan pascamelahirkan mengalami perubahan di area intim yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Banyak dari mereka mencari pertolongan setelah berbagai upaya mandiri dan alternatif gagal memberikan hasil.
“Yang mengkhawatirkan bukan keluhannya, melainkan lamanya mereka menahan diri dan besarnya misinformasi yang diterima,” jelas dr. Dimas. TikTok hacks, obat kuat yang tidak teruji, hingga suplemen tanpa bukti ilmiah menjadi solusi instan yang justru dapat memperburuk kondisi.
Kesehatan Intim sebagai Bagian dari Kualitas Hidup

WHO menegaskan bahwa kesehatan seksual dan intim merupakan komponen utama kesejahteraan manusia. Ini bukan sekadar tentang fungsi tubuh, melainkan tentang kualitas hidup, harga diri, relasi sosial, hingga kesehatan emosional. Dalam konteks ini, fasilitas seperti Elysium tidak hanya berfungsi sebagai klinik medis, tetapi juga ruang aman untuk edukasi, pemulihan, dan konseling.
Dengan memadukan pendekatan ilmiah, teknologi modern, dan privasi tingkat tinggi, Elysium membuka peluang baru bagi masyarakat Indonesia untuk merawat aspek kesehatan yang selama ini dianggap “tidak pantas dibicarakan”.
Menata Ulang Cara Kita Membicarakan Kesehatan Intim

Keberadaan Elysium Clinic menjadi tanda bahwa pembicaraan tentang kesehatan intim mulai keluar dari ruang pribadi dan masuk ke ranah kesehatan publik. Edukasi adalah kunci, dan semakin banyak tenaga medis yang terlibat dalam isu ini, semakin besar kemungkinan masyarakat untuk keluar dari siklus stigma dan pengobatan yang tidak terverifikasi.
Dengan diresmikannya klinik ini pada September 2025, harapannya masyarakat Indonesia semakin memahami bahwa merawat kesehatan intim bukanlah sesuatu yang memalukan—melainkan bentuk kepedulian terhadap tubuh, relasi, dan kualitas hidup secara keseluruhan. ***



Post Comment
You must be logged in to post a comment.