Era Baru Keraton Surakarta: Gusti Purboyo Resmi Menjadi Pakubuwono XIV
puanpertiwi.com – Riuh gamelan dan aroma kemenyan memenuhi pendapa agung Keraton Surakarta Hadiningrat pada Rabu (5/11) sore. Di tengah suasana khidmat itu, seorang pemuda berusia 22 tahun berdiri tegap mengenakan busana kebesaran kerajaan. Dialah Gusti Purboyo, yang kini menyandang gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Pakubuwono XIV, raja muda penerus tahta Kasunanan Surakarta.
Penobatan ini menandai babak baru dalam sejarah panjang Keraton Solo, yang telah menjadi saksi perjalanan budaya Jawa selama berabad-abad. Gusti Purboyo, yang lahir di Surakarta pada 27 Februari 2003, resmi menggantikan sang ayah, Pakubuwono XIII, yang wafat tiga hari sebelumnya, 2 November 2025.
Upacara penobatan berlangsung penuh makna. Sesuai adat, sang pangeran muda mengucap ikrar di hadapan jenazah ayahandanya sebagai simbol kesetiaan dan penerimaan amanah luhur. “Ini bukan sekadar pergantian takhta, melainkan penerusan ruh kebudayaan Jawa,” ujar salah satu abdi dalem yang turut menyaksikan prosesi tersebut.
Meski usianya masih muda, Gusti Purboyo dikenal sebagai sosok yang mencintai budaya leluhur. Ia aktif dalam kegiatan seni tradisi seperti wayang kulit dan karawitan, serta tengah menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang. Banyak pihak menilai, latar belakang akademik dan semangat mudanya akan membawa napas baru bagi keraton.
“Beliau punya pandangan modern tapi tetap menjunjung nilai-nilai Jawa,” kata seorang kerabat dekat keraton. “Anak muda seperti Gusti Purboyo memberi harapan bahwa tradisi bisa hidup berdampingan dengan zaman.”
Kini, masyarakat menantikan langkah awal Pakubuwono XIV dalam memimpin Kasunanan Surakarta — bagaimana ia menjaga warisan leluhur di tengah arus modernisasi, serta menjembatani generasi muda dengan akar budaya mereka.
Keraton Surakarta tampaknya akan memasuki era baru, di mana tradisi dan inovasi berpadu dalam harmoni. Dan di tengah denting gamelan itu, sosok muda bernama Gusti Purboyo siap menulis sejarahnya sendiri. ***



Post Comment
You must be logged in to post a comment.