SHIKI: Perjalanan Empat Musim dalam Elegansi Batik Parang Kencana

puanpertiwi.com – Pergantian tahun membawa peralihan musim, masing-masing menorehkan puisi dalam warna, tekstur, dan cahaya. Semangat puitis inilah yang menjadi jiwa dari SHIKI, koleksi runway terbaru dari Parang Kencana. Terinspirasi dari empat musim di Jepang—Haru (musim semi), Natsu (musim panas), Aki (musim gugur), dan Fuyu (musim dingin)—SHIKI menerjemahkan karakter setiap musim ke dalam ragam warna, tekstur, dan motif yang memukau.

Melalui keanggunan batik yang tak lekang oleh waktu, koleksi ini mengajak penikmat mode untuk menikmati perjalanan siklus alam, di mana keindahan terus berganti, namun elegansi tetap abadi. Menggabungkan tradisi dan inovasi, SHIKI mengadaptasi motif kimono Jepang klasik melalui sentuhan keterampilan batik Indonesia. Ragam flora yang menjadi simbol sepanjang tahun—mulai dari krisan, bunga sakura, plum, bambu, anyelir, hingga kamelia—tersusun dalam komposisi harmonis yang mencerminkan keseimbangan, keanggunan, dan keterkaitan antar musim.
Narasi Musim dalam Koleksi
Peragaan dibuka dengan kemeriahan musim panas, menghadirkan kain katun dalam semburat warna cerah. Siluet kimono berpadu dengan rok sarung dan garis leher bergaya kebaya, memancarkan energi muda yang penuh semangat. Musim semi hadir dengan kain lembut yang mengalun dalam nuansa merah muda, lengan lebar yang berayun bagaikan kelopak yang bermekaran.
Berikutnya, musim gugur membawa palet warna hangat amber, terakota, dan cokelat bata, dengan siluet berlapis yang memaknai keindahan dedaunan yang berguguran. Musim dingin menutup siklus dengan biru malam pekat dan hitam arang, diselimuti tekstur hangat korduroi. Puncak pertunjukan mempertemukan keempat musim dalam satu tampilan memukau, menjadi bukti keindahan batik tulis yang dibuat dengan penuh dedikasi.
Kolaborasi dengan Perajin Kreatif
Untuk menyempurnakan visi SHIKI, Parang Kencana berkolaborasi dengan dua perajin kreatif. Hutama Sari, dengan keahlian seni logamnya, menciptakan aksesori eksklusif—mulai dari hiasan kepala skulptural hingga gelang yang menawan—terinspirasi dari alam, tradisi, dan bentuk modern. Sementara itu, Marista Santividya melengkapi koleksi dengan sepatu buatan tangan, dihiasi motif batik khas Parang Kencana, memadukan kenyamanan, seni, dan warisan budaya dalam setiap pasangnya.
Melalui SHIKI, Parang Kencana menghadirkan lebih dari sekadar koleksi—ini adalah kisah tentang musim, budaya, dan seni yang saling terjalin. Koleksi ini meninggalkan kesan mendalam, menjadi bukti kekuatan abadi karya tangan untuk menceritakan kisah yang melampaui batas budaya dan waktu. ***

Post Comment