Lawan Kanker Hati dengan Edukasi: Dari Pencegahan hingga Terapi Inovatif
puanpertiwi.com – Tak banyak yang menyadari bahwa hati, organ yang bekerja tanpa henti menyaring racun dan mengatur metabolisme tubuh, bisa diam-diam mengalami kerusakan serius tanpa gejala yang jelas. Di Indonesia, banyak pasien baru mengetahui dirinya mengidap kanker hati ketika penyakit sudah berada di tahap lanjut. Padahal, jika terdeteksi sejak awal, peluang hidup bisa meningkat hingga puluhan kali lipat.
Kesadaran inilah yang ingin dibangkitkan melalui kegiatan edukatif “Cancer Talk: Understanding Hepatocellular Carcinoma (HCC)” yang diselenggarakan oleh AstraZeneca Indonesia bersama Siloam Hospitals Kebon Jeruk di Jakarta, Kamis (23/10/2025), bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kanker Hati.
Kanker Hati: Ancaman Nyata di Balik Gejala yang Samar
Kanker hati, khususnya jenis Hepatocellular Carcinoma (HCC), merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN 2022, penyakit ini menempati posisi keenam sebagai kanker paling umum dan penyebab kematian akibat kanker ketiga tertinggi di dunia. Di Indonesia, kondisinya bahkan lebih mengkhawatirkan: lebih dari 23.800 kasus baru ditemukan setiap tahun, dengan angka kematian hampir setara, menjadikannya pembunuh nomor dua setelah kanker paru.
Faktor risikonya beragam, mulai dari infeksi kronis Hepatitis B dan C, sirosis hati, hingga perlemakan hati (fatty liver) akibat gaya hidup tidak sehat. Namun yang paling berbahaya justru sifatnya yang “senyap”.
“Gejala awalnya sering tidak terasa. Ketika hati terus-menerus terluka, jaringan parut terbentuk dan bisa berkembang menjadi kanker,” jelas Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, SpPD-KHOM, ahli onkologi dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
“Karena itu, deteksi dini sangat penting. Pemeriksaan fungsi hati secara rutin bisa menyelamatkan banyak nyawa.”
Ketika Sains Memberi Harapan
Meskipun kanker hati sering terdiagnosis di tahap lanjut, kemajuan ilmu pengetahuan memberi secercah harapan baru. Kini, terapi imunoterapi kombinasi telah menjadi terobosan besar dalam pengobatan pasien kanker hati stadium lanjut atau unresectable HCC (uHCC)—kanker yang tidak bisa dioperasi.
“Satu dari lima pasien yang menjalani terapi kombinasi imunoterapi kini dapat bertahan hidup hingga lima tahun setelah pengobatan. Ini pencapaian luar biasa dalam dunia onkologi,” tambah Dr. Jeffry.
Pendekatan terapi ini kini menjadi standar internasional, direkomendasikan oleh berbagai panduan klinis seperti NCCN, EASL, dan PAN-ESMO. Di Indonesia, pengobatan modern seperti ini sudah tersedia di beberapa rumah sakit jaringan Siloam Hospitals Group, termasuk di Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
Fasilitas seperti Siloam Oncology Center memungkinkan pasien mendapatkan terapi yang terintegrasi: mulai dari imunoterapi, targeted therapy, hingga prosedur ablasi minimal invasif. Semua dilakukan oleh tim multidisiplin—onkolog, ahli bedah digestif, radiolog intervensi, dan hepatolog—dengan dukungan teknologi diagnostik canggih seperti PET-CT Scan dan MRI multiphasic.
Dari Edukasi ke Aksi: Menjaga Hati Sejak Dini
Namun, para ahli menegaskan bahwa upaya terbaik tetaplah pencegahan. Menjaga berat badan ideal, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, menerapkan pola makan seimbang, serta vaksinasi Hepatitis B adalah langkah-langkah sederhana namun krusial untuk melindungi hati.
“Banyak pasien datang dalam kondisi sudah lanjut karena gejala awal tidak disadari,” ungkap Inge Samadi, Executive Director Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
“Melalui Cancer Talk ini, kami ingin membantu masyarakat mengenali tanda-tanda awal kanker hati dan pentingnya pemeriksaan rutin,“ lanjutnya.
Sementara itu, dr. Feddy, Medical Director AstraZeneca Indonesia, menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci dalam menekan angka kematian akibat kanker hati di Indonesia.
“Kami berkomitmen menghadirkan inovasi ilmiah dan memperluas akses terapi yang berpusat pada pasien. Sinergi antara pemerintah, rumah sakit, dan masyarakat sangat penting agar pasien mendapatkan pengobatan yang tepat di waktu yang tepat,” ujarnya.
Menuju Masyarakat yang Lebih Sadar Hati
Melalui inisiatif seperti Cancer Talk, AstraZeneca dan Siloam Hospitals berharap dapat menumbuhkan kesadaran baru di masyarakat: bahwa menjaga hati bukan hanya soal gaya hidup, tapi juga soal kesempatan hidup.
Deteksi dini, vaksinasi, dan pemeriksaan rutin bukan sekadar formalitas medis—melainkan investasi kesehatan jangka panjang yang bisa menyelamatkan nyawa.
Karena pada akhirnya, sebagaimana disampaikan Dr. Jeffry, “Hati adalah organ yang diam bekerja keras untuk kita. Sudah seharusnya kita tidak menunggu sampai ia ‘menyerah’ baru memberikan perhatian.”



Post Comment
You must be logged in to post a comment.