Danyang Wingit Jumat Kliwon: Saat Ambisi dan Kuasa Gelap Bertemu di Balik Panggung Wayang
puanpertiwi.com – Khanza Film Entertainment kembali menghadirkan karya horor bernuansa lokal yang kental dengan spiritualitas Jawa.
Danyang Wingit Jumat Kliwon bukan sekadar film mistik, melainkan perjalanan antara ambisi, takdir, dan perlawanan terhadap kuasa gelap yang tersembunyi di balik panggung wayang.
Disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta, film ini mengusung horor okultisme yang berakar pada budaya dan tradisi Jawa, menghadirkan ketegangan yang lahir dari makna, bukan sekadar deretan jump scare.
Kisah berpusat pada Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), seorang dalang karismatik yang terjerat ambisi untuk menembus batas kematian lewat ritual terlarang.
Tahun 2021, Citra (Celine Evangelista), keponakan Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu), direkrut sebagai sinden baru di padepokan.
Namun, di balik panggilan seni itu tersembunyi rahasia kelam: Citra ditetapkan sebagai tumbal terakhir untuk menyempurnakan ritual keabadian.
Demi membantu pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza), Citra bertahan di tengah teror gaib yang kian menyesakkan.
Sementara Bara (Fajar Nugra), penjaga padepokan yang curiga, memilih untuk menentang majikannya dan menyelamatkan Citra dari puncak ritual berdarah yang akan berlangsung tepat pada malam Gerhana Bulan Merah di Jumat Kliwon.
Menurut Agus Riyanto, film ini lahir dari ide sederhana yang berkembang menjadi karya dengan kekuatan spiritual mendalam.
“Judul ini pas karena menggambarkan nuansa dan kekuatan spiritual yang kami angkat. Dari ide sederhana itu akhirnya berkembang jadi cerita yang penuh makna dan tensi spiritual,” jelas Agus saat peluncuran poster dan trailer di Plaza Senayan XXI Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.
Agus menegaskan bahwa Danyang Wingit Jumat Kliwon tak hanya menampilkan ketegangan, tetapi juga refleksi tentang ambisi manusia dan konsekuensi keserakahan.
“Film ini bukan hanya menawarkan ketegangan, tetapi juga refleksi tentang ambisi manusia dan konsekuensi dari keserakahan. Danyang Wingit Jumat Kliwon menggabungkan ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis. Penonton akan diajak menyelami batas antara keyakinan dan ketakutan,” ujarnya.
Bagi Celine Evangelista, yang memerankan tokoh Citra, film ini menjadi pengalaman spiritual sekaligus kebanggaan karena mengangkat budaya Jawa yang kini mulai jarang disentuh perfilman modern.
“Salah satu yang membuat aku tertarik karena film ini mengangkat adat dan budaya Jawa, terutama dunia wayang dan spiritualitasnya. Wayang itu kan bagian penting dari sejarah dan budaya yang kini mulai jarang diminati. Lewat film ini, kita ingin memperkenalkan budaya itu lagi, bukan untuk menakuti, tapi untuk belajar menghormati tradisi dan pesan moral di baliknya,” tutur Celine.
Celine juga membagikan sisi personalnya dalam proses pembuatan film yang sudah berjalan sebelum dirinya memutuskan untuk berhijrah.
“Film ini sebenarnya sudah dibuat sebelum aku memutuskan untuk berhijrah. Namanya juga hidayah, wallahualam, kita nggak pernah tahu kapan datangnya, karena setiap orang punya perjalanan spiritual yang berbeda-beda. Kami juga sempat berdiskusi dan memastikan bahwa sebelum penayangan, semuanya dikonsultasikan dulu dengan para ahli agama,” ujar Celine.
“Karena yang terlibat di sini bukan cuma satu orang, tapi banyak pihak yang harus dipertimbangkan. Sekarang, insya Allah ke depan tinggal didoakan saja. Apa pun yang sudah terjadi sebelumnya, semoga bisa tetap didukung dan membawa kebaikan,” lanjutnya.
Sementara itu, Nathalie Holscher yang memerankan Putri Kusuma Ratih mengaku menghadapi tantangan besar di film perdananya ini.
“Ini film pertama aku, langsung horor dan perannya nggak mudah. Aku harus belajar nyinden dan mantra Jawa, padahal aku bukan orang Jawa. Syutingnya sering sampai subuh, tapi seru banget,” ujarnya.
Dengan deretan pemeran pendukung seperti Norma Cinta, Dimas Tedjo, Putri Maya Rumanti, Angga Wijaya, Keona Cinta, dan Bilqis Hafsa, film ini memperlihatkan sinergi antara mistisisme Jawa, konflik batin manusia, dan kekuatan budaya lokal.
Danyang Wingit Jumat Kliwon bukan sekadar tontonan horor, tetapi sebuah perjalanan spiritual tentang ambisi, ketakutan, dan penebusan, yang membingkai kembali makna penghormatan terhadap tradisi dan nilai kemanusiaan di tengah gelapnya dunia mistik. ***
Post Comment
You must be logged in to post a comment.