Kongres Raya Alumni FSRD Usakti 2025, Momentum Lahirnya Pemimpin Baru dan Kreativitas Berdaya
puanpertiwi.com – Ikatan Alumni FSRD Universitas Trisakti (IKA FSRD Usakti) menggelar peRAYAan DesaRupa sejak awal Agustus hingga puncaknya pada 13 September 2025 di Kampus A Usakti, Grogol Jakarta.
Mengusung tema ‘Ragam Jiwa, Satu Tubuh’, acara ini menjadi ajang temu lintas angkatan, sekaligus kongres pemilihan pengurus baru periode 2025-2029.
Dikemas dengan bazar, hiburan, dan reuni, perayaan ini menegaskan kembali peran FSRD sebagai kampus kreatif yang melahirkan talenta seni dan desain Indonesia.
Perayaan ini menegaskan kembali peran FSRD sebagai kampus kreatif yang sejak lama melahirkan sosok-sosok berbakat di bidang seni rupa, desain, dan industri kreatif Indonesia.
Sebagai agenda utama Kongres Raya Alumni FSRD Usakti 2025 adalah Pemilu Raya, sebuah proses pemilihan ketua alumni yang digelar secara transparan, adil, dan partisipatif.
Tahun ini, dua nama calon maju sebagai Ketua, yakni Oliver Simbolon (DKV ’95) dan Mochamad Chandra Kurniawan (DI’02), yang membawa visi untuk menghidupkan peran strategis alumni dalam mendukung almamater dan memperkuat kontribusi nyata bagi masyarakat.
Di hari yang sama, digelar pula talkshow dengan tema ‘peRAYAan Desa Rupa: Alumni FSRD Usakti Berkarya, Indonesia Berdaya’.
Dalam acara ini, hadir para alumni yang sukses menorehkan prestasi di bidangnya masing-masing.
Antara lain, Lutfie ‘Upie Guava’ Abdullah, S.Sn (Desain Produk ’95), sutradara, virtual studio producer sekaligus vokalis band Debrur; Ranu Scarvia Ria Fitri, S.Sn., M.Ds. (Desain Interior ’92), Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jakarta; Iwan Sung, S.Sn (Desain Produk Industri ’92), desainer produk bambu inovatif; Intan Dewi Sukmawangi, S.Sn (DKV ’98), entrepreneur sekaligus aktivis lingkungan yang mengembangkan karya lukis berbahan daur ulang dan meraih banyak penghargaan; serta Danendro Adi, S.Sn., M.Ds. (DKV ’93), Dekan School of Design (SoD) BINUS University.
Sebagai sosok yang berkecimpung di dunia hiburan dan film, Upie Guava menekankan bahwa karya kreatif lahir dari keberanian bereksperimen.
“Saya percaya bahwa seni dan desain adalah bahasa universal yang bisa menyampaikan harapan, duka, sekaligus semangat zaman namun dalam bentuk yang berbeda. Dari Trisakti, saya belajar untuk selalu jujur pada proses kreatif, apa pun tantangannya,” ujar sosok yang dikenal lewat video musik band NOAH di masa pandemi serta film pendek tentang band Seventeen pasca tsunami.
Tahun ini Upie akan segera meluncurkan kreasi film terbarunya, fiksi ilmiah anak berjudul ‘Pelangi Di Mars’.
Dari perspektif organisasi profesi, menyoroti bahwa betapa pentingnya membangun desainer interior yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“HDII selalu membuka ruang bagi desainer muda. Saya ingin baik mahasiswa maupun alumni FSRD Trisakti melihat bahwa dunia interior bukan hanya soal estetika, tapi juga membangun ruang hidup yang relevan dengan masyarakat. Bekal itu sangat mungkin ditanamkan sejak di kampus, seperti yang pernah saya rasakan,” jelasnya.
Iwan Sung, dengan pengalaman panjang di bidang desain produk bambu dan packaging, menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan.
“Desain produk bukan sekadar membuat sebuah produk, tapi soal bagaimana sebuah karya bisa berguna, relevan, dan berkelanjutan. Itu yang saya pelajari sejak kuliah, dan terus saya bawa dalam perjalanan profesional saya. Harapan saya, FSRD Usakti bisa terus mencetak desainer yang tidak hanya paham estetika, tapi juga mampu menjawab tantangan zaman dan lingkungan yang berkelanjutan,” katanya.
Sementara itu, Intan yang fokus pada karya seni berbahan daur ulang, memberikan perspektif tentang keberlanjutan.
“Kreativitas seharusnya tidak melupakan lingkungan. Saya memilih medium recycle bukan hanya karena estetika, tapi juga sebagai sikap. FSRD Usakti punya potensi besar untuk terus mendorong mahasiswanya berpikir kritis dan peduli terhadap isu-isu global lewat karya,” ungkapnya.
Talkshow ini bukan hanya ajang berbagi pengalaman, melainkan juga cara memperlihatkan wajah FSRD Trisakti kepada media dan publik hari ini.
Harapannya, citra kampus yang dulu menjadi pilihan bergengsi bagi ratusan mahasiswa per angkatan di era 1980-an hingga 1990-an dapat kembali bangkit, seiring dengan prestasi alumninya yang masih terus bersinar di berbagai bidang.
Selain talkshow, Kongres IKA FSRD Usakti pertama ini juga diharapkan melahirkan kepemimpinan baru yang mampu menjembatani aspirasi alumni, memperkuat kontribusi terhadap kampus, serta menegaskan kembali posisi FSRD Trisakti sebagai kampus kreatif yang relevan, berprestasi, dan berdaya saing, kini dan di masa depan. ***
Post Comment
You must be logged in to post a comment.