Sambut Hari Anak Nasional, BMHS Ajak Keluarga Dukung ASI Eksklusif Lewat Bunda Parenting Convention

puanpertiwi.com – Dalam momentum Hari Anak Nasional, PT Bundamedik Tbk (BMHS) menegaskan komitmennya mendukung tumbuh kembang optimal anak sekaligus memperkuat peran support system bagi para ibu melalui gelaran Bunda Parenting Convention.

Digelar pada 02 Agustus 2025 di Jakarta, sekaligus menyambut World Breastfeeding Week 2025, BMHS menghadirkan Bunda Parenting Convention sebagai wadah advokasi dan edukasi bagi keluarga Indonesia dengan tema ‘Prioritise Breastfeeding: Creating Sustainable Support Systems’.

Berlangsung pada 1 – 7 Agustus 2025, kegiatan ini mempertemukan para Ibu dan komunitas support system Ibu seperti ayah, pengelola daycare hingga manajemen perkantoran dengan para tenaga kesehatan profesional dari jaringan RS Bunda Group.

Selain menghadirkan edukasi seputar pengasuhan dan kesehatan anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), acara ini juga menjadi momen penting untuk memperluas dampak positif penyediaan fasilitas menyusui.

Seperti, ruang laktasi melalui edukasi dan pendampingan kepada manajemen perkantoran di sekitar jaringan RS Bunda Group berada.

Support system bagi Ibu menyusui dari keluarga, teman, lingkungan kerja hingga tenaga kesehatan sangatlah penting, agar Ibu dapat memberikan ASI secara optimal.

Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 mencatat lebih dari 60% Ibu bekerja mengalami kesulitan mempertahankan pemberian ASI setelah kembali bekerja, terutama akibat tidak tersedianya ruang laktasi di tempat kerja.

Temuan Health Collaborative Center (HCC) juga menunjukkan bahwa Ibu bekerja yang tidak memiliki akses ruang laktasi berisiko lebih tinggi memiliki anak dengan malnutrisi.

Agus Heru Darjono, President Director PT Bundamedik Tbk, mengatakan, BMHS percaya bahwa dukungan nyata bagi Ibu menyusui, baik dari keluarga, lingkungan kerja, maupun tenaga kesehatan adalah fondasi penting dalam memastikan tumbuh kembang optimal anak di masa depan.

Menurutnya, Bunda Parenting Convention adalah wujud komitmen kami dalam mendukung keluarga Indonesia membangun ekosistem menyeluruh yang lebih ramah bagi Ibu.

Agus juga menjelaskan, BMHS, melalui jaringan RS Bunda Group, memiliki komitmen kuat untuk mendukung pemenuhan hak menyusui bagi ibu dan anak melalui advokasi, edukasi, pendampingan hingga mendorong penyediaan fasilitas seperti dengan adanya ruang laktasi di ruang publik dan perkantoran.

“Dukungan ini tidak hanya diberikan kepada pasien RS Bunda Group, tetapi juga untuk karyawan BMHS,” ujar Agus.

Komitmen tersebut sudah diimplementasikan melalui penyediaan fasilitas dan ruang laktasi di seluruh jaringan RS Bunda Group.

Tidak hanya memberikan fasilitas, BMHS juga menerapkan kebijakan untuk mendukung Ibu menyusui agar tetap bisa memerah ASI tanpa mengganggu tanggung jawab profesional mereka.

Berdasarkan hasil studi, Ibu dengan akses ruang laktasi lebih mampu mempertahankan pemberian ASI eksklusif, anak dari Ibu tanpa akses memiliki risiko empat kali lebih tinggi mengalami malnutrisi, dan sebanyak 88,3% Ibu pengguna ruang laktasi melaporkan produksi ASI yang mencukupi kebutuhan anak mereka.

dr. Elizabeth M. H.Kes.- Chief of Medical, Nursing & Quality Officer PT Bundamedik Tbk menyampaikan, penyediaan ruang laktasi di tempat kerja bukan hanya berkaitan dengan kenyamanan ibu menyusui, melainkan juga menyangkut hak anak untuk mendapatkan nutrisi terbaik.

Lebih lanjut, dr. Elizabeth mengungkapkan, ASI sendiri telah diakui sebagai nutrisi sempurna yang juga membentuk ikatan emosional kuat antara ibu dan anak, sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik, perkembangan emosional, dan kecerdasan anak di masa depan.

“Ini selaras dengan fokus kami untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga besar BMHS sekaligus meningkatkan kualitas layanan kesehatan RS Bunda Group,” ucap dr. Elizabeth.

dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS atau yang akrab disapa dr. Tiwi-Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, mengatakan, program ruang laktasi BMHS adalah bentuk nyata dari sistem dukungan menyusui yang berhasil.

Lebih lanjut dr. I Gusti Ayu juga menambahkan, ASI eksklusif selama 6 bulan bukanlah pilihan, tapi kebutuhan dasar setiap anak.

ASI adalah nutrisi sempurna, perlindungan alami, dan jembatan penting dalam membangun ikatan (bonding) antara ibu dan anak.

Bonding yang kuat sejak awal kehidupan terbukti menjadi fondasi penting bagi perkembangan emosional, kecerdasan, dan kesehatan jangka panjang.

“Ketika kita mendukung ibu untuk menyusui, ini berarti kita sedang membangun generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya menuju terwujudnya Generasi Emas Indonesia,” tegasnya.

dr. Tiwi Sp.A., yang telah 25 tahun menjadi Dokter Spesialis Anak di RSIA Bunda Jakarta, menambahkan bahwa keberhasilan menyusui tidak hanya tanggung jawab Ibu saja melainkan diperlukan support system yang kuat, dari keluarga, tenaga kesehatan, hingga lingkungan kerja, agar ibu dapat menyusui secara optimal.

Ia memaparkan, pemerintah menjamin hak Ibu menyusui melalui UU No. 4/2024 tentang Kesejahteraan ibu dan Anak.

“Maka diperlukan langkah dan kolaborasi nyata untuk membangun sistem dukungan yang kuat dan berkelanjutan mulai dari kebijakan, layanan kesehatan, hingga dukungan di komunitas dan tempat kerja karena ini cara yang efektif untuk dapat menjadikan menyusui menjadi norma yang didukung dan dilestarikan secara global,” tambahnya.

Tidak hanya pasca persalinan, keberhasilan menyusui juga periu dipersiapkan sejak masa kehamilan melalui layanan Antenatal Care (ANC) yang menyeluruh dan komprehensif.

Untuk itu, peran dokter spesialis obstetri dan ginekologi sangat strategis dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, termasuk dalam mempersiapkan Ibu untuk menyusui sejak masa kehamilan.

Sementara, terkait ASI dan 1000 Hari Pertama Kehidupan, Dr. dr. Klara Yuliarti, Sp.A, Subsp. NPM, Dokter Spesialis Anak (Konsultan Gizi Anak) RSIA Bunda Jakarta menekankan, memberikan ASI eksklusif bukan hanya soal nutrisi, tetapi juga tentang cinta, dukungan, dan lingkungan yang kondusif.

Menurutnya, dua minggu pertama kehidupan bayi menjadi masa paling krusial, di mana ibu membutuhkan bukan hanya tenaga, tetapi juga ketenangan hati.

“Keberhasilan menyusui tidak hanya bergantung pada fisik ibu, melainkan juga kondisi psikologis dan dukungan lingkungan,” ujar Dr. dr. Klara.

“Ibu yang merasa dicintai, diterima, dan nyaman akan lebih mudah memproduksi ASI,” tambah dr. Klara.

dr. Klara membantah, bahwa anggapan ASI encer tidak bergizi hanyalah mitos.

Ia menjelaskan bahwa, ada beberapa manfaat dari setiap tetes ASI, antara lain:

  • Foremilk (encer): kaya laktosa dan protein, penting untuk otak dan daya tahan tubuh.
  • Hindmilk (kental): kaya lemak, mendukung pertumbuhan berat badan dan perlindungan otak.

“Selama berat badan bayi naik sesuai kurva, ASI encer bukan masalah,” tegas dr. Klara

Namun, dr. Klara juga menyayangkan, angka ASI eksklusif di Indonesia baru sekitar 37%, masih di bawah target global 50%.

“Padahal, ASI eksklusif terbukti menurunkan angka kematian bayi dan membantu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dr. Klara menjelaskan, kunci keberhasilan menyusui, yaitu:

  • Dukungan emosional: Lingkungan yang menerima, tidak menghakimi, dan membantu ibu secara psikologis.
  • Edukasi: Pemahaman bahwa ASI sedikit di awal adalah normal, serta pentingnya kolostrum.
  • Stimulasi rutin: Mengosongkan payudara sesering mungkin, baik menyusui langsung maupun memerah.
  • Fasilitas pendukung: Rumah sakit dengan tenaga kesehatan terlatih dan ruang laktasi yang nyaman.

“Menyusui bukan sekadar memberi makan. Ini tentang membentuk ikatan, membangun rasa aman, dan memberikan awal terbaik untuk kehidupan bayi,” pungkasnya.

Pendekatan multidisiplin ini menjadi bagian dari komitmen BMHS untuk memperkuat literasi kesehatan keluarga sejak dini, khususnya dalam mendukung keberhasilan. menyusui dan pengasuhan anak secara berkelanjutan.

Bunda Parenting Convention menghadirkan para tenaga kesehatan multidisiplin dari RS Bunda Group.

Seperti dokter spesialis anak, konsultan gizi anak, konsultan tumbuh kembang anak, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Subspesialis Fetomaternal), konselor laktasi, dan psikolog untuk membahas secara menyeluruh isu-isu penting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan.

Seluruh inisiatif ini selaras dengan semangat BMHS Because Family Matters untuk mendukung kesehatan keluarga Indonesia secara berkelanjutan.***

Post Comment