Celeb & Royals

Tujuh Kisah Pilu Dari Tenggelamnya Kapal Titanic

puanpertiwi.com- Sejumlah kisah turut mengiringi tenggelamnya kapal buatan Harland and Wolff di Belfast bernama Titanic, tak terkecuali dengan cerita memilukan yang dikisahkan oleh korban selamat dan tim penyelamat kapal Carpathian.

Banyak kisah haru yang datang dari para penumpang kelas tiga, kelas paling rendah dalam Titanic. Kebanyakan mereka adalah keluarga yang memiliki perekonomian menengah ke bawah. Tak sedikit pula anak mereka yang masih bayi dan balita ikut berlayar bersama ayah dan ibunya.

Berikut 8 kisah memilukan dari tenggelamnya kapal Titanic, yang dirangkum melalui laman web Titanic Wiki.

1. Keluarga Abbott

Rhoda mary Abbott adalah seorang wanita berkebangsaan Amerika dan mempunyai dua anak laki-laki, Rossmore Edward Abbott yang berumur 16 tahun dan Eugene Joseph Abbott yang berusia 13 tahun.

Dia menceraikan suaminya pada 1911. Pada bulan Agustus tahun tersebut, Rhoda memutuskan untuk membawa kedua putranya ke Inggris, jadi mereka bisa tinggal bersama Rhoda.

Meski orangtua telah berpisah, akan tetapi kerinduan Rossmore dan Eugene terhadap tanah kelahirannya tidak dapat dibendung. Mereka bertiga pun memutuskan untuk menyambangi Amerika dan mengunjungi kampung halaman.

Pada April 1912, Rhoda dan kedua anak lelakinya menaiki kapal RMS Titanic sebagai penumpang kelas tiga. Saat insiden nahas terjadi, kapal menabrak gunung es raksasa di tengah Samudra Pasifik dan mulai tenggelam, mereka dibangunkan oleh awak kapal pada pukul 12.15 waktu setempat.

Ketiganya langsung berlari menuju dek kapal, Rhoda ditawari satu slot tempat untuknya di sekoci penyelamat, tetapi dia menolak karena tak ingin meninggalkan dua buah hatinya.

Ketika kondisi makin genting dan Titanic benar-benar tenggelam, Rhoda, Rossmore dan Eugene melompat bersama dari dek. Pelukan Rhoda ke Rossmore dan Eugene terlepas ketika mereka bertiga mendarat di air.

Dengan panik, Rhoda berusaha mati-matian mencari kedua anaknya di tengah orang-orang yang juga berusaha bertahan hidup melawan dinginnya air laut. Ketika merasa putus asa karena tak juga menemukan putra-putranya, tiba-tiba seseorang dari sekoci penyelamat menariknya dan menyelamatkan hidupnya.

Dia mengalami luka serius di kaki. Sedangkan Rossmore dan Eugene meninggal tenggelam ke dasar samudra. Hanya jenazah Rossmore saja yang berhasil ditemukan. Sedangkan jasad adiknya tak pernah diketahui keberadaannya.

2. Keluarga Andersson

Keluarga Andersson berasal dari Swedia dan memutuskan untuk pindah ke Amerika. Tuan dan Nyonya Andersson mempunyai 5 anak: Sigrid Elisabeth (11), Ingeborg Constanzia (9), Ebba Iris Alfrida (6), Sigvard Harald Elias (4), dan Ellis Anna Maria (2).

Mereka memesan tiket perjalanan untuk kelas tiga dan berlayar dari Inggris menggunakan RMS Titanic pada April 1912. Seluruh anggota keluarga hilang dalam kecelakaan tenggelamnya kapal raksasa tersebut dan jenazah mereka tidak ditemukan.

3. Keluarga Goodwin

Keluarga Goodwin adalah warga negara asli Britania Raya. Tuan dan Nyonya Goodwin dikaruniai 6 anak: Lillian Augusta (16), Charles Edward (14), William Frederick (13), Jessie Allis Mary (12), Harold Victor (9) dan Sidney Leslie (17 bulan).

Kedelapan orang ini memutuskan untuk hijrah ke Amerika karena Frederick Goodwin mendengar adanya lowongan kerja di perusahaan pembangkit listrik di Niagara. Ia mendapatkan informasi ini dari kakak laki-lakinya.

Pada awalnya, mereka berencana untuk menyeberangi benua menggunakan kapal lain, tetapi karena mesin batubara kapal pertama mereka mogok, mereka dipindahkan ke Titanic sebagai penumpang kelas tiga.

Seluruh keluarga meninggal bersamaan dengan tenggelamnya Titanic. Hanya jenazah bayi Sidney yang berhasil ditemukan dan telah dikebumikan di Fairview Lawn Cemetery di Halifax, Inggris.

Mirisnya selama beberapa tahun setelah pemakamannya, orang-orang menuliskan “bayi yang tidak diketahui” pada nisan makam.

Namun pada tahun 2008, makam tersebut berhasil diidentifikasi sebagai makam dari bayi Sidney Goodwin.

4. Dua Yatim Bersaudara

Michel Marcel (3) dan Edmond Roger Navratil (2) lahir di Nice, Prancis. Mereka diambil paksa oleh Michel Navratil –sang ayah– dari asuhan istri Michel. Lantas memutuskan untuk membawa dua putranya ke Amerika.

Mereka berlayar menggunakan Titanic sebagai penumpang kelas dua tanpa diketahui oleh ibunya. Tuan Michel tewas ketika Titanic tenggelam, namun dua putranya selamat dan hidup.

Marcel dan Navratil kemudian dipertemukan dengan ibu kandungnya pada 16 Mei 1912.

5. Keluarga Nakid

Keluarga Nakid berasal dari Lebanon. Tuan dan Nyonya Nakid memiliki seorang putri bernama Mariayam yang masih berumur 11 bulan kala itu.

Nakid memutuskan untuk membawa serta keluarga kecilnya ke Waterbury Connecticut di Amerika, agar istri dan anaknya yang masih batita bisa tinggal bersama ibunya (nenek Mariayam).

Mereka berlayar menggunakan Titanic sebagai penumpang kelas tiga. Saat tragdei terjadi, ketiganya selamat dan tidak tenggelam. Namun 3 bulan setelah kecelakaan Titanic, pada 30 Juli 1912 Mariayam kecil meninggal dunia karena penyakit meningitis.

Dia adalah korban selamat pertama yang meninggal setelah Titanic karam. Dia dimakamkan di Calvary Cemetery Waterbury Connecticut, Amerika Serikat.

6. Keluarga Asplund

Keluarga Asplund berasal dari Swedia. Tuan dan Nyonya Asplund punya 5 anak: Filip Oscar (13), Clarence Gustaf Hugo (9), si kembar Lillian Gertrud dan Carl Edgar (semuanya 5 tahun) dan Edvin Rojj Felix (3).

Keluarga besar ini ingin berlibur ke tempat di mana Tuan dan Nyonya Asplund menikah. Mereka naik kapal Titanic sebagai penumpang kelas tiga pada April 1912.

Saat malam kejadian tenggelamnya Titanic, Lillian, Edvin dan ibunya didorong masuk ke sekoci penyelamat. Ayah mereka menggendong Carl dan berdiri di hadapan Filip dan Clarence, seiring turunnya sekoci ke air. Inilah terakhir kalinya mereka saling melihat satu sama lain.

Nyonya Asplund dan dua anaknya –yang ada di sekoci penyelamat– adalah anggota keluarga yang selamat. Sedangkan Tuan Asplund, Filip, Clarence dan Carl tenggelam. Hanya jasad Tuan Asplund yang ditemukan.

7. Keluarga Thayer

Keluarga Thayer adalah asli orang Amerika. Mereka naik kapal Titanic sebagai penumpang kelas satu. Setelah kapal menabrak gunung es, John Thayer Jr. mencari tahu sumber suara gemuruh itu dan bertanya kepada orangtuanya apa yang sedang terjadi.

Ketika mereka pergi ke dek kapal, John Thayer Jr. terpisah dari kedua orangtuanya. Ayahnya sudah mengirim ibunya ke sekoci penyelamat. Ia sendiri tetap berada di atas Titanic sampai kapal legendaris ini benar-benar menemui ajalnya.

John Thayer Jr. kemudian terpaksa lompat ke laut dan berhasil diselamatkan oleh kapan Carpathia, bertemu dengan ibundanya di kapal ini. Sedangkan, ayahnya hilang karena tenggelam.

Akan tetapi, John Thayer Jr. kemudian dilaporkan bunuh diri dengan menusukkan pisau ke tubuhnya. Setelah Perang Dunia II pada tahun 1945. Ia dikuburkan di Church of the Redeemer Cemetery, Bryn Mawr, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Reporter: Zacky

Leave a Response