Culture

Tanggapan Ustaz Felix Siauw Tentang Fatwa MUI: Sholat Di Rumah

Jakarta, puanpertiwi.com- Merebaknya virus corona di Indonesia turut memengaruhi aktivitas masyarakat seperti bekerja hingga beribadah. Pasalnya, MUI telah mengeluarkan fatwa himbauan agar masyarakat melaksanakan sholat di rumah. Fatwa ini turut ditanggapi Ustaz Felix Siauw.

Di Instagram, sang ustaz menampilkan foto sedang berjalan sendiri. Dalam caption-nya, ia awalnya bercerita soal salat berjemaah yang hukumnya bisa berubah karena keadaan.

“Tentang Shalat Berjamaah. Shalat berjamaah itu istimewa, tapi bila Anda penderita TBC, hukumnya menjadi berbeda bagi anda, shalat berjamaah bisa jadi makruh, bahkan haram, karena berpotensi menular. Apa yang bisa mengubah hukum shalat berjama’ah yang tadinya sunnah menjadi haram? Fakta. Dari mana fakta ini? Dari para ahli, sebab mereka yang lebih tahu,” tulis Felix Siauw, Rabu (18/3/2020).

“Jadi, bukan Islam yang berubah, tapi fakta yang dihukumi yang berubah, karena itu berubah pula hukum fiqihnya. Dan Islam tak pernah menutup diri dari fakta. Itulah tugas Ulama, mendalami fakta yang disajikan ahli, lalu menghukumi dengan dalil yang paling tepat. namanya fatwa itu, jika benar pahalanya 2, jika salah pahalanya 1,” sambungnya.

Pembahasan Felix Siauw lalu berlanjut tentang penyebaran virus Corona yang telah ditetapkan jadi pandemi. MUI kemudian mengeluarkan fatwa ‘Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19’. Salah satu isinya adalah orang yang sudah terpapar virus Corona serta yang berada di kawasan dengan penularan tinggi boleh salat di rumah masing-masing.

“Artinya, ketika ulama sudah memfatwakan, dalam situasi pandemi covid-19 ini, ummat Muslim diminta untuk shalat di rumah untuk ‘social distancing’, ya itu hukum fiqih. Jangan dibenturkan dengan dalil shalat berjamaah, sebar tulisan bahwa ‘harus tetap ke Masjid’, ‘tetap hidupkan sunnah’, atau ‘lebih takut Allah atau corona’, ini nggak tepat,” ujarnya.

Felix membahas respons sejumlah orang yang merasa keberatan dengan hal itu karena tidak terinfeksi virus Corona. Ada pula yang beralasan ‘terinfeksi Corona itu takdir’. Masalahnya, virus Corona sudah menjadi pandemi dan butuh tindakan-tindakan pencegahan.

“Ada yang bilang, ‘Tapi kita kan nggak kena covid-19?!’, masalahnya ini pandemi, dan kalau sudah sampai titik itu, kita harus ambil tindakan pencegahan paling ekstrim. Yaitu, menganggap kita semua sudah terinfeksi covid-19, dengan tindakan itu, kita bisa mencegah dan memutus infeksi, membantu para tenaga profesional kesehatan. Minimal, dengan mengurangi berkumpul, kita ikut mengurangi potensi penyebaran covid-19, mengurangi juga angka kematian karena yang sakit bisa dirawat,” tuturnya.

“Ada yang bilang juga ‘Tapi mati sudah takdir, terinfeksi covid juga takdir, mau dihindari kalau sudah takdir gimana? Mau berjamaah kalau belum takdir juga nggak kena’, Wow. Itulah kenapa ikut kajian itu perlu, hingga kita ber-Islam itu bisa semakin baik dari waktu ke waktu, insyaAllah kita coba bahas live nanti, kalau masih ada waktu,” papar Felix Siauw.

Felix Siauw meminta umat Islam di Indonesia mengikuti saran MUI. Ia berharap tak ada orang yang sombong terkait salat.

“Intinya, jangan anggap kalau kita tetap shalat jamaah di masa-masa begini sebagai ‘lebih beriman’, ulama lebih tahu hukum fiqih, kita tinggal ikut fatwa ulama saja,” katanya.

Di akhir tulisan, Felix ingin semua masyarakat Tanah Air berdoa. Ia pun mengharapkan bisa salat berjamaah lagi usai Corona teratasi.

“Dan berdoa terus, semoga keadaan ini membuat kita lebih taat pada Allah, sampai Allah angkat musibah ini, dan kita bisa lanjut shalat jamaah dan kajian lagi #shalat #jamaah #masjid #covid19,” pungkasnya.

Leave a Response