Culture

Keumalahayati, Resmi Jadi Pahlawan Nasional

Jakarta, puanpertiwi.com – Perjuangan organisasi wanita KOWANI mengajukan Laksamana Keumalahayi berbuah manis. Hari ini, satu hari menjelang peringatan Hari Pahlawan, di Istana Negara, Presiden Jokowi memberikan gelar Pahlawan Nasional pada Keumalahayati.

KOWANI sendiri mengajukan Keumalahayi karena melihat sepak terjang Laksamana Keumalahayati untuk Indonesia sangat besar untuk Indonesia. Kowani melihat, predikat Pahlawan Nasional sudah selayaknya disematkan, terlebih dunia pun sudah mengakui perjuangannya.

Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo menyatakan, pihaknya tengah memperjuangkan Laksamana Malahayati untuk dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional wanita Indonesia. Bagi Giwo, sebagai laksamana perempuan muslimah pertama di dunia, Laksamana Malahayati perlu diapresiasi perjuangannya di tanah kelahiran Malahayati sendiri, yakni Indonesia. “Awalnya yang memulai pembicaraan ini adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada acara halal bihalal tahun lalu.Saat itu membicarakan tentang pahlawan nasional yang terpampang di dinding Kowani hanya ada 12 pahlawan nasional perempuan dari 169. Ibu Khofifah menantang kami untuk megusulkan pahlawan nasional yang perempuan. Nah di kantor Kowani ada foto Malahayati,” ujar Giwo Rubianto.

Perjalanan Hingga Mendunia

Laksamana Keumalahayati adalah laksamana perempuan pertama di dunia. Ia lahir pada masa kejayaan Aceh, tepatnya pada akhir abad ke XV. Namun belum ditemukan catatan sejarah secara pasti yang menyebutkan kapan tahun kelahiran dan kematiannya. Ia adalah salah satu putri dari putri Laksamana Mahmud Syah dan cucu dari Laksamana Muhammad Said Syah, putra Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh tahun 1530-1539. Dalam diri Laksamana Malahayati mengalir darah bangsawan dari kesultanan Aceh Darussalam. Dalam darahnya juga terdapat jiwa pelaut karena sang ayah merupakan Laksamana angkatan laut pada saat itu. Sehingga tak hayal jika Laksamana Malahayati akrab dengan dunia Maritim serta strategi perangnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, Laksamana Malahayati melanjutkan pendidikan di dunia kemaritiman dalam bidang ilmu kelautan di Sekolah Baital Makdis. Sekolah tersebut merupakan pusat pendidikan tentara dan sekaligus calon angkatan laut pasukan Aceh pada saat itu. saat masa belajarnya, Laksamana Malahayati jatuh hati kepada seorang perwira muda. Laki-laki itulah yang menjadi pendamping hidupnya, hingga akhirnya ia bisa dikenal menjadi Laksamana perempuan muslim saat ini.

Dalam sejarah tercatat bahwa pasukan tentara Aceh pernah gugur dalam peperangan melawan Portugis di Teluk Haru. Mencapai Seribu tentara dan termasuk suami dari Laksamana Malahayati. Tidak ingin berlarut dalam kesedihannya dan lebih banyak lagi tentara Aceh yang gugur dalam pertempuran, ia berniat meneruskan perjuangan sang suami. Ia akhirnya membentuk pasukan armada tempur Aceh bernama Inong Balee atau pasukan janda perang karena pasukannya mayoritas dari para janda yang suaminya gugur dalam perang melawan Portugis.

Salah satu perjuangan bersejarah Malahayati adalah saat menghajar pasukan Belanda yang mencoba menginvasi Aceh yang dipimpin oleh dua bersaudar Cournelis dan Frederick de Houtman terkenal dengan kekejamannya. Awalanya mereka datang bersahabat. Namun, Sultan Aceh akhirnya mengetahui niat jahat mereka. Laksamana Malahayati pun dipercaya untuk menimpin pasukan melawan Belanda. Hebatnya Sejumlah orang Belanda terbunuh, termasuk Cornelis de Houtman yang dibunuh oleh panglima armada Inong Balee, Malahayati dengan rencongnya dalam sebuah duel satu lawan satu di geladak kapal. Sementara Frederick berhasil di ringkus dan dipenjara selama dua tahun.

Selain armada Belanda, Laksamana Malahayati juga berhasil menggebuk armada Portugis. Reputasi Malahayati sebagai penjaga pintu gerbang kerajaan membuat Inggris yang belakangan masuk ke wilayah ini, memilih untuk menempuh jalan damai. Surat baik-baik dari Ratu Elizabeth I yang dibawa oleh James Lancaster untuk Sultan Aceh, membuka jalan bagi Inggris untuk menuju Jawa dan membuka pos dagang di Banten. Keberhasilan ini membuat James Lancaster dianugrahi gelar bangsawan sepulangnya ia ke Inggris. Laksamana Malahayati sungguh melegenda. Banyak catatan orang asing tentang Laksamana perang itu. Bahkan kehebatannya memimpin sebuah angkatan perang diakui oleh negara Eropa, Arab, Cina dan India. Namanya saat ini dipakai untuk jalan, rumah sakit, universitas di Sumatera juga kapal perang TNI Angkatan Laut. Negara maju Jepang pun sudah membuat film tentang Laksamana Malahayati. Namun sayangnya di Indonesia sendiri, laksamana Perempuan ini masih belum banyak diketehui sejarahnya. Hal ini membuat Kowani dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajukan usulan menjadikan Keumalahayati jadi pahlawan nasional. (opi)

 

Leave a Response