Health

Gunakan Terapi Alternatif untuk Satu-satunya Pengobatan Kanker Risiko Kematiannya Lebih tinggi

Puanpertiwi.com – Beberapa pasien kanker mungkin memilih untuk menjalani pengobatan alternatif. Namun sebuah study terbaru menyebutkan penderita yang memilih pengobatan alternatif sebagai satu-satunya pengobatan untuk kanker yang dideritanya, memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

“Kami sekarang memiliki bukti bahwa menggunakan obat alternatif sebagai pengganti terapi kanker, terbukti menghasilkan kelangsungan hidup yang lebih buruk,” kata Dr Skyler Johnson dari Yale School of Medicine dan Yale Cancer Center yang dilansir dari Health.com.

Steve Jobs, co-founder dan mantan CEO Apple, adalah orang terkenal yang awalnya memilih pengobatan alternatif sebagai pengobatan tunggal. Dia akhirnya kembali ke pengobatan medis ketika pengobatan alternatif ternyata tidak menahan kanker pankreasnya.

“Kami menjadi tertarik dengan topik ini setelah melihat terlalu banyak pasien yang hadir di klinik kami karena kanker lanjut yang diobati dengan terapi alternatif yang tidak efektif dan terbukti,” kata Dr. James Yu, seorang profesor radiologi terapeutik di Yale Cancer Center.

Penelitian ini melibatkan 840 pasien kanker payudara, prostat, dan paru-paru. Mereka adalah bagian dari database nasional yang memiliki informasi tentang orang-orang yang baru didiagnosis menderita kanker di Amerika Serikat.

Para peneliti membandingkan 280 pasien yang memilih pengobatan alternatif saja dan 560 pasien yang menjalani perawatan kanker secara medis. Para peneliti mengikuti pasien dari tahun 2004 sampai 2013.

Pasien yang mendapat terapi alternatif dan bukan perawatan medis (seperti, kemoterapi, operasi, radiasi, atau kombinasi antara keduanya) lebih mungkin meninggal selama penelitian.

Peneliti lainnya, Dr. Cary Gross, profesor kedokteran dan epidemiologi di Yale School of Medicine mengatakan, “Kita perlu memahami lebih lanjut tentang perawatan mana yang efektif, apakah kita sedang membicarakan jenis baru imunoterapi atau vitamin dosis tinggi, dan mana yang tidak. Sehingga pasien dapat mengambil keputusan yang tepat,” kata Gross.

Penelitian ini telah dipublikasikan secara online di Journal of National Cancer Institute.

Reporter: Dian

Leave a Response