Nasional

Gelar ASEAN Youth Innovation Challenge 2023, Universitas Prasetiya Mulya Tekankan Pentingnya Semangat Kolaborasi dan Inovasi

puanpertiwi.com – Universitas Prasetiya Mulya melalui organisasi kemahasiswaan yang berfokus pada isu tujuan pembangunan berkelanjutan, Prasmul Initiative, bersama Indonesia Youth Diplomacy (IYD) dipercaya menjadi tuan rumah ASEAN Youth Agenda (AYA) 2023 sesuai dengan mandat Kementerian Olahraga dan Pemuda dan Kementerian Luar Negeri. Gelaran ini merupakan salah satu bentuk komitmen Universitas Prasetiya Mulya dalam mendorong keterlibatan aktif orang muda dalam pembangunan dan inovasi, khususnya di kawasan ASEAN.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan AYA 2023, Universitas Prasetiya Mulya dan IYD mengadakan ASEAN Youth Innovation Challenge (YIC) 2023  yang terdiri dari dua tahap final kompetisi, Policy Case Competition (PCC) dan Business Collaboration Competition (BCC) pada Sabtu (27/5) di Kampus BSD, Universitas Prasetiya Mulya.

Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak selaku Rektor Universitas Prasetiya Mulya dalam pidato pembukaannya menjelaskan ASEAN dianggap sebagai kawasan regional dengan kinerja terbaik yang mengedepankan rasa persatuan dan mampu membangun jaringan dialog eksternal yang luas. “ASEAN memiliki keberagaman dari sumber daya alam hingga kebudayaan yang dapat membawa kita sebagai dari bagian pusat pembangunan, namun ASEAN masih dihadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu, sebagai akademisi saya menggarisbawahi pentingnya peran generasi muda dalam inovasi dan pencarian yang cermat, tanpa henti, dan cerdas guna mewujudkan peran ASEAN tersebut.”

Mengadopsi tema ASEAN STRENGTH: Collaboration in Diversity, AYA 2023 berkomitmen untuk memberikan dampak bagi negara di kawasan ASEAN melalui diplomasi dan kolaborasi generasi muda dengan tiga tujuan utama yakni rekomendasi kebijakan bagi pemimpin negara ASEAN, terciptanya Youth-led Business Collaboration Initiative, dan menjadikan AYA 2023 sebagai wadah tahunan guna meningkatkan keterlibatan orang muda dalam kepemimpinan ASEAN di masa depan.

Noer Hassan Wirajuda selaku Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, Dekan Fakultas Hukum dan Studi Internasional Universitas Prasetiya Mulya, Kepala Pusat Studi Kebangsaan Indonesia Universitas Prasetiya Mulya dalam keynote speech bertema Debunking the Stigma: The Cruciality of Youth’s Participation in Tackling Global Issues menjelaskan bahwa negara di kawasan Asia Tenggara telah mencapai berbagai tujuan melalui terbentuknya ASEAN, seperti adanya kedamaian dan keamanan diantara negara-negara dalam kawasan Asia Tenggara sehingga lebih bisa memfokuskan diri pada pembangunan ekonomi yang menjadikan ASEAN sebagai wilayah dengan perekonomian paling dinamis di dunia dan berpotensi besar memainkan peran sentral di Asia bahkan dunia internasional.

“ASEAN telah berevolusi menjadi sebuah kawasan regional yang kuat dan berdaya. Sebagai penerus ASEAN di tahun-tahun mendatang, generasi muda memiliki kesempatan yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya untuk membawa ASEAN di mata dunia, tentunya dengan tetap mengedepankan semangat kompetisi dan kolaborasi dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang,” lanjut Hassan.

Turut hadir pada acara pembukaan ini, Rorian Pratyaksa dan Maudina Tri Hartasya selaku Co-Chairs of ASEAN Youth Agenda dan beberapa perwakilan perusahaan yang berkontribusi memberikan case study dalam BCC dan PCC, antara lain Pertamina Foundation, Google Indonesia, BNI Ventures, British Embassy, GoTo Group, JAPFA, dan Boston Consulting Group.

Adapun penyelenggaraan kompetisi Policy Case Competition (PCC) bertujuan menjadi sebuah wadah bagi para generasi muda ASEAN menyuarakan pendapat mereka mengenai isu paling mendesak yang dihadapi ASEAN saat ini melalui lensa kebijakan publik sementaraBusiness Collaboration Competition (BCC) bertujuan untuk menciptakan dan memperkuat jaringan serta sinergi pengusaha muda negara-negara ASEAN dengan memfasilitasi kolaborasi antara perusahaan besar, pemerintah dan lembaga pembangunan.

Usai menjalani serangkaian penilaian,  tim ‘Gapai’ dari Indonesia keluar sebagai First Winner untuk kategori BCC. CEO dan Founder Gapai Radityo Susilo yang juga merupakan alumni Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2011 menyampaikan rasa terima kasih kepada para juri atas dukungannya akan ide tim Gapai dalam membantu pekerja Indonesia bisa memperoleh pekerjaan di luar negeri, “Tentunya saya dan tim sangat antusias untuk menunggu kesempatan berkolaborasi bersama perusahaan besar seperti Pertamina maupun BNI Ventures,” ungkap Radityo.

Sementara untuk kategori PCC terbagi dalam tiga sub kategori. Tim RSKJ (Universitas Gadjah Mada, and University of Indonesia) berhasil menjadi pemenang pertama untuk kategori Future of Education and Work, tim The Elesian Leaders (University of Social Sciences and Humanities, Vietnam National University – Ho Chi Minh City) sebagai pemenang sub kategori Digital Literacy and Inclusion dan tim Ecovision (Yonsei University, National University of Singapore, and Brunei’s Ministry of Health) sebagai pemenang pertama sub kategori Energy Transition.

ASEAN YIC PCC & BCC 20123 diikuti total 84 tim PCC dan 75 tim BCC dari berbagai perwakilan negara-negara di ASEAN untuk menyelesaikan tiga dari lima topik prioritas di bawah ASEAN Youth Agenda 2023 yaitu ketahanan pangan, ekonomi hijau, masa depan pendidikan dan lapangan pekerjaan, ekonomi hijau, dan kesehatan.

“Melalui pelaksanaan AYA 2023 dan ASEAN YIC 2023, saya berharap generasi muda ASEAN tidak hanya memperkuat relasi antar negara dengan menjadi generasi inovator yang lebih baik, dan juga generasi yang menciptakan dan menemukan kembali ‘ke-ASEAN-an’ tanpa henti,” tutup Prof. Djisman. ***

Leave a Response