Fashion

Cikini Fashion Festival. Barometer Perkembangan Ekonomi Kreatif Fashion Indonesia

Jakarta, Puanpertiwi.com- Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Creative Labs bekerjasama dengan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) kembali menyelenggarakan Cikini Fashion Festival (CIFFEST) pada tanggal 21-22 September 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

Di tahun kedua penyelenggaraan CIFFEST ini diarahkan dapat memperkuat peran sebagai barometer perkembangan terkini subsektor ekonomi kreatif fashion di tanah air.


CIFFEST ditujukan sebagai sebuah forum atau temu pelaku ekonomi kreatif fashion untuk mensinergikan kolaborasi dan komunikasi yang dapat meningkatkan jejaring kerjasama, produktivitas, dan kompetensi ekonomi kreatif fashion di Indonesia. CIFFEST diagendakan pula untuk mensosialisasikan perkembangan dan pencapaian dalam keseluruhan aspek ekosistem industri fashion; sekaligus merumuskan bersama serta merekomendasikan strategi, solusi, dan program pengembangan ekonomi kreatif fashion Indonesia. Sehingga diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan fashion di tanah air yang bermuara pada menjadikan fashion nasional sebagai acuan fashion global.

“Tujuan CIFFEST diharapkan dapat menjadi prakarsa strategis dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif fashion di lini rantai nilai kreasi, produksi, dan konservasi. Aspek kekinian dan kreativitas akan lekat dan menjiwai dalam luaran CIFFEST yang berupa data, karya, temuan riset dan kepakaran. Pentahelix fashion (pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media) dapat memetik manfaat dari luaran CIFFEST sebagai sumber inspirasi dan pengetahuan bagi pengembangan fashion domestik dan global di masa depan,” ujar Direktur Riset dan Pengembangan BEKRAF, Dr. Ir. Wawan Rusiawan, M.M.

CIFFEST fokus pada penguatan fondasi dalam strategi pengembangan industri mode yang mengacu pada kekayaan budaya lokal untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat mode dunia. Konsep kekuatan lokal diperkuat dengan kepedulian sosial dan lingkungan serta dipresentasikan melalui ethical dan sustainable fashion. Penerapan juga ditampilkan melalui busana muslim dalam kaitan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat fashion muslim dunia.

CIFFEST 2018 diselenggarakan secara bersamaan dengan Animasi Cikini (ANIMAKINI) 2018 yang merupakan bagian dari program BEKRAF Creative Labs. Perhelatan kolaboratif ini secara resmi dibuka oleh Dr. Indah Tjahjawulan, Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ; Dr. Seno Gumira Ajidarma, S.Sn., M.Hum., Rektor IKJ; Dr. Ir. Wawan Rusiawan, M.M., Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Keatif BEKRAF.

Dengan mengusung tema “Bangga Menggunakan Karya Anak Negeri”, CIFFEST 2018 mempersembahkan hasil kolaborasi dengan ANIMAKINI 2018. Melalui sinergi subsektor animasi dan fashion ini diharapkan menjadi ajang yang saling melengkapi dalam karya pameran dan pagelaran antara produk fashion yang berhubungan dengan kain dan produk animasi yang berkaitan dengan karakter, gerak, dan pencahayaan, sehingga tercipta inovasi baru dengan menggabungkan unsur budaya urban dan membawa tema tentang kebanggaan menggunakan produk lokal yang unggul dan memiliki ciri khas.

CIFFEST 2018 menyajikan rangkaian acara yang meliputi kegiatan seminar/master class, fashion show, dan pameran. Fashion show berupa pertunjukan seni yang menggabungkan fashion dengan multimedia animasi akan menampilkan karya sekolah mode dalam menginterpretasikan Trend Forecasting 2019/2020 bertema Singularity yang terbagi menjadi empat tema, yaitu Exuberant, Cortex, Neo Medieval, dan Svarga. Keempat sekolah mode masing-masing mempersembahkan karya hasil penerapan setiap tema, yaitu Exuberant oleh IKJ, Cortex oleh LPTB Susan Budihardjo, Neo Medieval oleh Esmod, dan Svarga oleh Binus.

Master Class menghadirkan narasumber Dr. Kahfiati Kahdar, M.A. (CSM) selaku Creative Fabric and Image Analysis Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan tema Textile Development; Rinaldy A. Yunardi selaku Designer Fashion Art Accessories akan mengulas tentang perjalanan karir dan kepedulian terhadap lingkungan dalam dunia fashion; dan Akli Djumadie selaku Chief Business Operation and Sales (CBOS) HIJUP dengan tema Fashion Digital Maketing. Master Class ini dipadu oleh Taruna K. Kusmayadi yang merupakan Anggota Advisory Board Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebagai moderator.

Seminar Trend Forecasting 2019/2020 dengan tema Singularity menghadirkan pembicara Dr. Ir. Wawan Rusiawan, M.M. selaku Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Keatif BEKRAF; Dina Midiani selaku Trend Expert dan Koordinator Indonesia Trend Forecasting; Tri Anugrah selaku Head Trend Researcher dan Creative Director of Indonesia Trend Forecasting; dan Adlien Fadlia, S.Sn., M.Ds. yang merupakan Dosen Fashion Design FSR IKJ sebagai moderator. Dalam seminar ini ditampilkan hasil penerapan Trend Forecasting 2019/2020 melalui karya mahasiswa sekolah mode dari IKJ, LPTB Susan Budihardjo, Esmod, dan Binus.

CIFFEST 2018 menghadirkan eksibisi yang terbagi menjadi dua zona. Pertama, zona Trend Forecasting yang menampilkan karya sejumlah desainer dan mahasiswa mode dalam menginterpretasikan empat tema Indonesia Trend Forecasting 2019/2020, termasuk kategori busana muslim. Kedua, zona Ekosistem dan Industri Fashion yang mempresentasikan skema dan infografis seputar ekosistem industri fashion, meliputi peta industri dan model bisnis. Dipamerkan pula koleksi desainer dan mahasiswa mode yang mengangkat kekuatan konten lokal dan kepedulian lingkungan. Pengunjung pameran pun diajak untuk berkreasi membuat produk upcycling yang bekerjasama dengan department store dalam penyediaan limbah pakaian yang digunakan.


CIFFEST, acara berkelanjutan selama tiga tahun sejak 2017, menitikberatkan sebagai forum temu para pelaku ekosistem fashion Indonesia (desainer, garmen, konveksi, tailor, perusahaan tekstil, UKM/IKM, pengrajin, retailer, dan lainnya) serta melibatkan pihak terkait dari berbagai elemen, mulai sektor pendidikan, pemerintahan, komunitas/asosiasi, bahkan khalayak umum untuk pengembangan ekonomi kreatif subsektor fashion.

Dengan semangat kolaborasi dalam festival ini, diharapkan pula dapat menyatukan para pelaku ekonomi kreatif terutama fashion untuk mengambil tanggung jawab bersama memajukan industri kreatif.

Reporter: Zacky

Leave a Response