Celeb & Royals

Bikin Bangga, Mikha Tambayong, Ayu Dewi dan Eva Celia Jadi Dubber Di Film Disney’s Raya and The Last Dragon Versi Bahasa Indonesia

Jakarta, puanpertiwi.com – Mikha Tambayong, Ayu Dewi, dan Eva Celia terpilih sebagai pengisi suara dari ketiga karakter utama dalam Disney’s “Raya and The Last Dragon”.

Mikha Tambayong terpilih menjadi pengisi suara dari Raya, sang ‘Guardian of the Dragon Gem’ (Penjaga Pertama Naga) dari wilayah ‘Heart’.

Kemudian, presenter dan aktris, Ayu Dewi terpilih menjadi pengisi suara dari Sisu, sang naga terakhir dari Kumandra yang lugu, lucu, dan selalu memberikan kepercayaan kepada siapapun.

Mikha Tambayong as Raya

Lalu, penyanyi dan aktris cantik Eva Celia terpilih menjadi pengisi suara Namaari, pejuang tangguh asal wilayah ‘Fang’ yang juga merupakan musuh bebuyutan dari Raya.

Mikha Tambayong mengatakan ia sangat senang menjadi bagian dari film Disney pertama yang mengangkat budaya Asia Tenggara ini.

“Aku merasa sangat terhormat atas kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh Disney Indonesia untuk menjadi pengisi suara dari Raya. Sebagai penggemar Disney sejak kecil, saya sangat senang dapat terlibat dalam film animasi pertama dari Disney yang terinspirasi dari Asia Tenggara ini.

Ayu Dewi as Sisu

Film Disney’s “Raya and The Last Dragon” menceritakan perjalanan seorang pendekar bernama Raya dalam misinya mencari sang naga terakhir yang legendaris untuk memulihkan negeri asalnya, Kumandra.

 

Eva Celia as Namaari

Dalam perjalanannya, Raya dipertemukan dengan berbagai tokoh lainnya seperti Tuk Tuk, Boun, Little Noi, dan Tong dalam perjuangan mereka melawan kegelapan Druun.

Film Disney’s “Raya and the last Dragon” ini menyuguhkan pembelajaran tentang persahabatan, sikap saling percaya, gotong royong, dan rasa mencintai maupun menghargai diri sendiri yang diceritakan melalui perjalanan Raya bersama para sahabatnya.

Film ini juga menyuguhkan berbagai elemen unik khas Asia Tenggara yang tercermin dalam motif, warna, arsitektur, makanan, hingga nilai, kebiasaan, dan adat istiadat yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

Ragam budaya dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia juga hadir melalui film ini di antaranya Wayang Kulit, Batik, Keris, Pencak Silat, Gamelan hingga Rumah Gadang.

Hal ini dapat terwujud berkat karya talenta berbakat Indonesia seperti Griselda Sastrawinata sebagai Visual Development Artist yang berkesempatan untuk membuat adegan pembuka dari film tersebut dengan gaya cerita spesial yang terinspirasi dari Wayang Kulit.

Selain Griselda, Story Artist asal Indonesia bernama Luis Logam juga bertugas untuk menerjemahkan cerita menjadi sebuah tampilan visual yang menarik.

Tidak hanya para pembuat film, Disney’s “Raya and the Last Dragon” juga melibatkan konsultan dari Indonesia untuk memastikan cerita dan segala unsur di dalamnya sesuai.

Pasangan seniman dan penggiat gamelan Dewa Berata dan Emiko Susilo menjadi bagian dari tim konsultan untuk Disney’s “Raya and the Last Dragon”.

Keduanya bekerja sama dengan tim filmmakers untuk memberikan informasi tentang budaya Indonesia seperti kebiasaan, upacara adat, tari, dan musik tradisional, terutama Gamelan.

Film animasi pertama dari Disney yang terinspirasi dari Asia Tenggara ini disutradarai oleh Don Hall dan Carlos López Estrada bersama Paul Briggs dan John Ripa, serta diproduseri oleh  Osnat Shurer dan Peter Del Vecho.

Dalam versi film teatrikalnya, film Disney’s “Raya and The Last Dragon” dibintangi oleh Kelly Marie Tran sebagai pengisi suara Raya, Awkwafina sebagai Sisu, dan Gemma Chan sebagai Namaari. ***

Leave a Response