Women in Action

Azalea Ayuningtyas, Perempuan Muda Yang Ubah Kehidupan Ibu-Ibu Flores Dengan Anyaman

Puanpertiwi.com– Seorang perempuan muda bernama Azalea Ayuningtyas memberi inspirasi dan perubahan bagi para ibu-ibu di beberapa daerah di Flores lewat anyaman. Rasa tanggung jawab dan rasa pedulinya membuat perempuan cantik ini rela berhenti bekerja di Boston untuk mengubah kehidupan para ibu-ibu di pelosok Indonesia agar kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Ayu, demikian sapaan akrab lulusan program master di bidang kesehatan masyarakat dari Harvard University, Amerika, ini, meninggalkan pekerjaannya di Boston dan bergabung bersama 6 orang temannya untuk membangun kewirausahaan sosial di Flores sejak tahun 2014 dengan nama Du’Anyam.

Lewat Du’Anyam, Ayu dan teman-temannya membantu ibu-ibu dan perempuan di 15 desa di Flores untuk lebih banyak menghasilkan produk kerajinan anyaman dari daun lontar dengan tetap mempertahankan ciri khas desain tradisional. Du’Anyam menghasilkan tas, sepatu, dan beragam suvenir serta produk kerajinan berbahan daun lontar lain.

Du’Anyam membiayai aktivitasnya dari pendanaan jangka pendek dari hasil memenangkan berbagai kompetisi kewirausahaan sosial, seperti MIT Global Ideas Challenge 2014, UnLtd Indonesia Incubation profram 2014-2016, Global Social Venture Competition 2015, serta dana hibah dari Tanoto Foundation.

Seorang lulusan universitas ternama di kota besar di Amerika yang jauh dari Flores, tiba-tiba mengubah haluan hidup, berhenti bekerja di Boston untuk mengubah hidup ‘mama-mama’ yang berada di bawah garis kemiskinan.

Titik balik Ayu terjadi saat dia masih menjadi mahasiswi S2 dan mengadakan wawancara di daerah kumuh di India untuk kepentingan akademis. Ibu perempuan miskin yang diwawancara marah-marah di depan Ayu dan mengusirnya, “Sudah banyak orang-orang seperti kalian yang bertanya tentang hidup kami, tetapi hidup kami begini – begini saja, tidak ada yang mau mengubah!”

Ayu pun tergerak hatinya. Melihat fenomena yang sama di Flores, dia bersama 6 orang temannya mendirikan du’anyam dengan tujuan mulia ingin membantu meningkatkan perekonomian mama-mama Flores. Menganyam adalah keahlian tradisional perempuan Flores yang diajarkan turun temurun, tetapi mulai ditinggalkan generasi mudanya karena dinilai tidak menghasilkan uang. Bahan baku untuk menganyam, daun lontar, berkelimpahan di sana.

Jalannya tentu saja tidak mulus. Saat memulai suami-suami para ibu ini menentang ajakan Ayu, karena waktu sangat berharga di sana, para ibu harus bekerja di kebun, mencari kayu bakar, mengurus anak yang berderet, hanya demi bisa menyambung hidup. Kebanyakan suami/ laki-laki dewasa di Flores bekerja sebagai TKI di negeri orang, sehingga perempuan di sana harus mengerjakan semuanya sendiri.

Sejak beraksi pada 2014, Du’Anyam kini memayungi 90 para ibu. Ke-90 orang itu tersebar di beberapa desa di Flores. Yaitu, Desa Dun Tana Lewoingu, Sulengwasen, Tanah Werang, Ile Padung, Liwo, Wulublolong, dan Lebao. Lewat menganyam para ibu mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil anyaman yang dibuat dibayar langsung oleh pihak Du’Anyam. Lalu, dipasarkanlah oleh Du’Anyam ke berbagai daerah. Khususnya Jakarta dan berbagai hotel di Bali.

Reporter: Zacky

Leave a Response