Event & Info

Andien Dan Art Therapy Center Buat Pameran Warna-Warna Yang Tampilkan Karya Anak Berkebutuhan Khusus

Jakarta, puanpertiwi.com- Kepedulian penyanyi kenamaan Indonesia, Andien Aisyah pada sesama memang tidak perlu diragukan. Setelah pulang dari Lombok untuk mengunjungi korban Gempa, Andien kembali menunjukan keperduliannya kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah dengan membuat pameran berjudul ‘Warna-Warna’. Pameran Warna-Warna ini merupakan salah satu rangkaian acara dari peluncuran single “Warna-Warna” oleh Andien. Pameran ini merupakan kolaborasi Andien dengan Art Therapy Center Widyatama (ATC Widyatama) yang bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Press conference pada hari Selasa, (27/8/18) di kawasan Kemang Jakarta Selatan sekaligus menjadi pembuka pameran “Warna-Warna” ini.

Art Therapy Center Widyatama (ATC Widyatama) adalah lembaga pendidikan kesenian di Bandung yang mendidik anak berkebutuhan khusus menggunakan ilmu seni sebagai metode terapi. Didirikan sebagai realisasi misi mencerdaskan anak bangsa tanpa kecuali (reguler dan penyandang disabilitas).

Selama lebih dari 10 tahun lamanya penelitian ditemukan Metode Sensasi yakni metode stimulasi sensori berbasis kreatif yang merupakan aspek-aspek dalam seni, yakni audio, visual dan kinetis. Metode Sensasi ditemukan oleh Ibu Anne Nurfarina, yang merupakan direktur ATC Widyatama. Metode ini merupakan dasar dari sistem belajar bagi siswa ATC Widyatama untuk membangun behaviour, skill, dan kemampuan bekerja, melalui sinergi antara aspek spiritual, budaya, sosial, dan dunia usaha di bidang industri kreatif.

Siswa/i dilatih kemampuannya agar bisa memahami ilmu yang dipelajari, teknis, dan konsep serta lingkungan dunia kerja. Siswa-siswi ATC Widyatama diharapkan
dapat bertahan dalam kehidupan lewat pembekalan ilmu praktis yang dapat diaplikasikan dalam dunia kerja, khususnya di industri kreatif.

Menurut Ibu Anne, melalui pameran ini ingin menunjukkan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus memiliki bentuk ekspresi yang baik dan kemampuan yang layak mendapat tempat di ruang publik, sebagai hasil pembelajaran sekaligus terapi mereka. Karena mereka adalah siswa siswi spesial, mereka
penyandang disabilitas dengan berbagai kelebihan. Kelebihan ini muncul karena perjuangan para pengajar, para guru yang juga tak kalah istimewa.

Dengan kesabaran dan ketekunan membimbing, mendampingi dan mengajari, terbukti kemampuan itu muncul sebagai ekspresi anak manusia dalam kualitasnya. Ibu Anne yakin, ajakan berpameran ini terjadi karena kualitas tersebut, bukan sekedar
berempati atau mengasihani.

Mengutip Ibu Anunsiata Srisabda sebagai salah satu pengajar di ATC Widyatama dan juga kurator dalam
pameran ini, hampir seluruh kekaryaan mereka dibuat melalui sebuah proses yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan behavior, bagaimana mereka dituntut untuk belajar berkonsentrasi, fokus, bertoleransi, membangun komunikasi lewat gambar dan mengasah motorik halus. Mereka tidak sekedar menggambar. Ada banyak hal yang terjadi dan memiliki cerita menarik pada seluruh prosesnya.

Melalui pameran yang diadakan di Dia.Lo.Gue Art Space ini, Andien ingin mengajak masyarakat untuk melihat anak-anak berkebutuhan khusus dari perspektif yang berbeda. Bahwa mereka adalah sama seperti kita, hanya saja mereka memiliki kemampuan yang berbeda. Pelangi indah karena tercipta dari berbagai warna. Anak-anak penyandang disabilitas merupakan bentuk warna-warna ciptaan Tuhan yang
patut kita hargai.

Engel Tanzil sebagai Konseptor dari Dia.Lo.Gue Art Space, ingin memberikan kesempatan bagi anak-anak
berkebutuhan khusus dalam mempublikasikan karya-karya mereka. Karya mereka juga layak untuk
dipamerkan dan diapresiasi.

Pameran ini diikuti oleh 14 siswa-siswi ATC Widyatama, antara lain Dwi Andini Maaruf , Faiz Muhammad, Ghany Aziz, Mulyo Rahardjo, Abiyan Zahran, Adryan Adi, Angkasa Nasrulah Emir, Nazario P,
Ariq Rabanni, Hilary Sasabilla, Ahmad Taufan, Akbar Alliya, M Ichsan Nabil, dan Naufal Radiansyah.

Jumlah karya yang dipamerkan adalah 62 karya, yang terbagi dalam 3 kategori, yaitu karya penciptaan (karya orisinil), karya yang menggunakan referensi foto sebagai objek kekaryaan, dan karya
re-make, cycling, inspiring, dan duplicating.

Lenovo, salah satu merek teknologi terdepan, turut menunjukkan dukungannya terhadap pameran ini
dengan memberikan 3 unit laptop Lenovo untuk didesain cover-nya oleh siswa-siswi ATC Widyatama.
Hasil karya ini nantinya akan dilelang dan hasil lelang tersebut akan disumbangkan sepenuhnya untuk
pengembangan ATC Widyatama.

“Teknologi sudah semestinya membantu dan memudahkan manusia,
tanpa terkecuali untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Lenovo pun dengan senang hati menjadi
fasilitator agar anak-anak berkebutuhan khusus dapat terus berkarya dan berkarya lebih baik lagi,” kata
Diantika, Consumer Marketing Lead, Lenovo Indonesia.

Pada pameran ini juga dijual berbagai bentuk merchandise yang dibuat berdasarkan karya siswa-siswi
ATC Widyatama. Seperti sweatshirt, enamel, mini notebook, tote bag dan lain-lain. Merchandise ini dapat dibeli secara langsung saat pameran atau di Bukalapak.

Ari K. Wibowo selaku Associate Vice President of Brand Bukalapak mengatakan, “Bukalapak memiliki visi
membangun Indonesia dengan pemberdayaan UKM di seluruh Indonesia. Kami senang bisa merangkul
teman-teman yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kreativitasnya serta memanfaatkan kemajuan teknologi seperti Bukalapak untuk memasarkan karya-karya terbaiknya. ini merupakan
keistimewaan bangsa Indonesia, walaupun dengan berbagai keberagaman namun dengan semangat
pantang menyerah dan solidaritas, kita mampu bergotong royong untuk mendorong Indonesia menjadi lebih baik lagi. Teman-teman dengan berkebutuhan khusus tetap dapat menyalurkan kreativitasnya dan hasil karyanya dapat dinikmati masyarakat luas.”

Ari K. Wibowo juga menambahkan bahwa Bukalapak dikenal dengan komunitas pelapak nya di berbagai
daerah. Teman-teman berkebutuhan khusus ini tentunya juga dapat dibina di komunitas Bukalapak sehingga mereka juga bisa menjadi bagian dari pelapak yang handal.

Pameran Warna-Warna berlangsung 29 Agustus – 9 September 2018. Tidak hanya sekedar pameran untuk mempublikasikan karya-karya dari siswa-siswi ATC Widyatama saja, akan diadakan talkshow pada:

1 September 2018 dengan orang tua dengan tujuan untuk berbagi informasi bahwa ekosistem untuk
anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia sudah memadai. Baik dari sekolah, fasilitas umum, dan
lapangan kerja. Bahwa anak-anak berkebutuhan khusus memiliki warnanya tersendiri yang memperindah dunia.

Selain itu, akan diadakan pula dialog dengan tim Human Resource dan Brand Marketing pada 5 September 2018. Dialog ini bertujuan untuk berdiskusi mengenai kesempatan kerja untuk anak-anak penyandang disabilitas. Bahwa mereka mungkin memiliki kekurangan pada satu kemampuan, namun mereka dianugerahi kemampuan lebih lain yang bisa dilihat apabila kita mau melihat kemampuan itu.

Pameran Warna-Warna dimaksudkan untuk tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan proses berkarya siswa-siswi ATC Widyatama. Merasakan tidak hanya karena belas kasih semata, melainkan merasa bagaimana mereka memandang suatu objek. Ekspresi yang berbeda dan istimewa. Melihat bahwa mereka, dengan bimbingan kita semua, bisa menjadi manusia seutuhnya yang berhak mendapat kesempatan yang sama.

Reporter: Zacky

Leave a Response